Afghanistan: Negara Yang Hancur-Lebur Gara-Gara Perdagangan Narkoba (Bagian V)

Bagikan artikel ini

Peter Dale Scott, mantan diplomat Kanada, dan guru besar Sastra Inggris di Universitas California, Berkeley. Dale Scott juga dikenal sebagai penyair, penulis dan peneliti. Bukunya yang terbaru bertajuk War Cosnpiracy: JFK, 9/11, and Deep Politics of War.

Kehadiran Pasukan Amerika Justru Bangkitkan Kembali Taliban

Kesalahan para pengambil kebijakan Amerika, masih menganut mindset bahwa Afghanistan merupakan negara gagal sehingga bersikeras bahwa isu perdagagnan narkoba di Afghanistan merupakan masalah lokal negara tersebut, dan tidak mau mengakui bahwa isu ini melibatkan Amerika sebagai bagian dari masalah.

Dalam suatu kesempatan wawancara dengan pers Maret 2009, Richard Hallbrook merekomendasikan perlunya mengkaji ulang isu narkoba di Afghanistan. Tapi anehnya Hallbrook di saat mendesak perlunya pemberantasan perdagangan narkoba, juga perlu mengingatkan bahwa mustahil untuk memberantas secara keseluruhan dan drastis. Ini memberi kesan bahwa ada beberapa elemen dari jaringan ini yang sengaja dilindungi dan dibebaskan dari target operasi pemberantasan.

Kedua, Hallbrook juga menegaskan akan diberlakukannya kebijakan alokasi dana bantuan kepada sektor pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani. Namun perlu diingat bahwa para petani tidak terlibat dalam praktek perdagangan obat bius. Sehingga program Hallbrook memberi kesan enggan untuk memberantas dan menghabisi seluruh elemen jaringan pengedar narkoba itu sendiri.

Karena itu, menarik mengamati tetap diberlakukannya kebijakan penambangah pasukan militer Amerika di Afghanistan pada skala mencapai 30 ribu personil pasukan. Menariknya lagi, Lawrance Korb, penasehat Obama, bahkan mengusulkan keberhasilan kampanye memberantas Taliban dan Al Qaeda mensyaratkan penambahan pasukan mencapai 100 ribu personil militer.

Ini bertentangan dengan laporan Rand Corporation yang menilai bahwa kekuatan militer hanya mampu mengurangi sekitar 7 persen kasus yang melibatkan kelompok-kelompok teroris tersebut.

Dalam kesimpulannya Rand Corporation mengatakan, perlunya sesegera mungkin mengurangi penggunaan militer. Dalam melancarkan operasi memerangi Al Qaeda dan  Taliba, kekuatan-kekautabn militer lokal memiliki legitimasi yang jauh lebih kuat untuk dilibatkan dalam operasi karena memiliki pemahaman yang lebih baik dalam mengenali lingkungan dan medan operasi di negara itu daripada pasukan Amerika.

Sementara itu, sebuah think-thank Amerika Carnegie Endowment menyimpulkan dalam laporannya, bahwa kehadiran militer Amerika atau pasukan asing dalam operasi yang dilancarkan terhadap Taliban, justru merupakan elemen utama bangkitnay kembali Taliban.

Hal ini diperkuat oleh Ivan Eland dari Independent Institute, bahwa kegiatan militer Amerika di Afghanistan telah memberi kontribusi terhadap bangkitnya kembali Taliban dan berbagai kegiatan kelompok-kelompok pemberontak di Pakistan.

Alhasil, keberlangsungan perdagangan narkoba tetap terjamin dengan perlindungan dari CIA dan di bawah tirai perlindungan dari konflik yang tidak bekesudahan di Afghanistan.Dan saya khawatir bahwa aset-aset intelijen CIA telah mengorganisasikan sebuah gerakan peredaran jaringan narkoba hingga melalui kawasan Asia Tengah dan sekitarnya.

Sehingga tanpa perubahan kebijakan yang jelas dari pemerintahan Amerika, maka perdagangan narkoba akan tetap berlangsung terus dengan perlindungan dari CIA.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com