AS-Rusia Kembali Rundingkan Perjanjian Nuklir

Bagikan artikel ini

Sudarto Murtaufiq, Direktur Diplomasi dan Informasi Publik Global Future Intitute (GFI)

Pemerintah AS dan Rusia belum lama ini memulai perundingan tahap pertama terkait dengan Perjanjian Pengurangan Senjata strategis (Strategic Arms Reduction Treaty/START I) yang ditandatangani pada July 1991 lalu dan akan berakhir pada akhir tahun ini.

START I yang ditandatangani Presiden Bush dan mantan presiden Uni Sovyet Mikhail Gorbachev ini mewajibkan kedua negara mengurangi hulu ledak nuklirnya menjadi 6000 dan peluncur misil jarak jauhnya menjadi 1.600.

Sebelumnya, pada awal bulan ini, Presiden Barack Obama dan Dmitry Medvedev telah menyetujui digelarnya pembicaraan tahap pertama tersebut.

Pejabat Deplu AS Rose Gottemoler mengatakan, kedua negara telah sepakat untuk melakukan perundingan intensif untuk mencapai sebuah perjanjian baru guna menggantikan START yang akan berakhir tahun ini.

“Persoalan kunci adalah bahwa kedua negara nampaknya telah memutuskan bahwa kita benar-benar ingin mencapai perundingan-perundingan yang sangat intensif mulai saat ini hingga Desember 2009 guna mencapai sebuah perjanjian baru untuk menggantikan STRAT yang akan berakhir pada 5 Desember (2009) nanti,” ketanya.

Sementara, pejabat Rusia telah memberikan isyarat campur aduk mengenai kesiapan negara itu untuk menanggapi seruan Obama untuk mengurangi secara besar-besaran senjata tersebut dan pada akhirnya dunia bebas nuklir.

“Karena hanya kekuatan nuklir yang menggunakan senjata nuklir, AS memiliki tanggung jawab moral untuk bertindak,” kata Obama pada pidato di Praha pada 5 April. “Kami tidak dapat berhasil dalam usaha keras ini sendirian, tapi kami dapat memimpinnya.”

Sebelumnya, Medvedev menekankan dalam kunjungan ke Helsinki beberapa waktu lalu mengenai pentingnya pengurangan senjata, dan memberi kesan Moskwa dan Washington dapat mengurangi persediaan senjata mereka dengan perjanjian baru. “Dalam perjanjian itu, yang akan menggantikan perjanjian START, penting untuk membatasi sistem pengiriman hulu ledak nuklir dan tidak hanya kuantitas hulu ledak itu sendiri,  dengan memperhitungkan rudal balistik antarbenua, dan rudal balistik yang berpangkalan di kapal selam dan pembom besar yang membawa alat nuklir,” katanya.

Medvedev juga menyinggung pentingnya untuk mencegah penempatan senjata strategis di luar perbatasan nasional atau di ruang angkasa dan menambahkan bahwa semua negara sebaiknya tidak dapat menambah kekuatan konvensional untuk ganti rugi bagi pengurangan senjata nuklir.

Meski demikian, Rusia menyadari bahwa perjanjian mengenai nuklir itu hanya bisa dicapai jika AS siap untuk mengikuti irama yang sudah disepakati. Membuat kalkulasi dengan hati-hati adalah sebuah pilihan logis bagi Moskwa setiap kali melakukan perundingan dengan Washington.

Seberapa Penting Perjanjian Itu?
Sudah jamak, bahwa sejak penandatanganan START I pada Juli 1991 lalu, negara-negara seperti India dan Pakistan terkesan tidak menganggap penting upaya yang dilakukan oleh Moskwa dan Washington terkait pengurangan senjata strategis tersebut. India dan Pakistan, sebaliknya terus berupaya mengembangkan persenjataan nuklirnya.

“Pentingnya untuk mengurangi dan mengeliminasi” resiko-resiko senjata nuklir seperti yang diserukan Obama seolah tidak punya daya tawar bagi negara-negara lain termasuk Iran dan Korea Utara yang dengan bangga telah berhasil mengembangkan program nuklirnya.

Bagaimana mungkin negara-negara seperti India, Pakistan, Iran, China dan Korut, yang saat ini sedang berupaya mengembangkan teknologi nuklirnya, terpengaruh dengan AS dan Rusia. Bagaimanapun juga, senjata nuklir yang dimiliki AS dan Rusia mencapai 90 persen dari total senjata nuklir di dunia, sebagaimana dikatakan Menlu Rusia Sergey Lavrov dalam situs Kementrian Luar Negeri Rusia.

Persoalannya adalah mampukah AS yang menganggap langkah yang ditempuhnya bersama Russia akan memberikan mereka dukungan moral dan politik bahkan bisa menjinakkan negara-negara yang berambisi untuk mengembangan program nuklirnya seperti Iran dan Korea Utara?

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com