Awas Bahaya Laten Korupsi: Koruptor Lebih Berbahaya dan Jahat Daripada Teroris

Bagikan artikel ini

Syarif Hidayat, Mantan Junalis ANTARA

RENUNGAN: Indonesia telah merdeka 65 tahun, sudah memilki enam presiden, sumber daya alam (SDA) di darat dan di laut kaya raya, sumber daya manusia SDM pintar pintar tapi kenapa adil dan makmur sesuai Amanat UUD 45, belum juga tercapai. Penyebab utamanya adalah KORUPSI yang telah MEMBUDAYA merasuk kemana mana.

Salah satu masalah besar yang masih dihadapi Indonesia dalam berbangsa dan bernegara sesuai dengan yang diamanatkan dalam UUD 45 adalah KORUPSI yang telah membudaya di sebagian kalangan Pejabat Negara baik yang ada di Eksekutif dan Yudikatif maupun Legislatif.

Ungkapan klasik Inggeris menyatakan: “Power tends to corrupt. Absolute power, corrupt absolutely.” (Kekuasaan cenderung KORUP. Kekuasaan yang mutlak, KORUP secara mutlak.)  Salah satu penyebab mengapa KORUPSI begitu mengakar di lembaga-lembaga kekuasaan di negeri ini boleh jadi disebabkan karena hilangnya RASA MALU pada diri sebagian elit penguasa di negeri ini.

Malu punya arti luas, seperti malu jika pernah menjabat tak mampu mewujudkan janji pada rakyta, malu jika setelah menjabat berbuat KORUPSI, KOLUSI dan NEPOTISME (KKN), malu jika malas ngantor untuk mengurus rakyat, malu jika melihat rakyat meminta-minta di jalan raya sementara mereka bergelimang harta dan kemewahan. Itulah sebabnya budaya malu ini perlu terus ditanamkan pada diri pejabat agar segala tindak tanduk mereka positif dan didukung rakyat.

Sebagai abdi masyarakat sejatinya semua pejabat negara adalah pelayan rakyat tak peduli apapun status social yang di sandang rakyat, jadi jika hal ini dipahami sepenuhnya oleh para elit, tidak akan ada lagi istilah untuk dilayani dan menjadi raja kecil di setiap tempat pelayanan public (pemerintahan) sehingga masyarakat benar-benar merasakan manisnya pelayanan dari aparatur Negara kita.

AWAS BAHAYA LATEN KORUPSI

BAHAYA LATEN KORUPSI: Budaya KORUPSI di sebagian kalangan Pejabat Negara RI bisa membuat Negeri subur makmur jadi Negeri yang sangat MISKIN dan TERKEBELAKANG. Penduduk miskin di Indonesia diprediksi akan bertambah menjadi 32,7 juta jiwa pada 2010, yang sebelumnya 32,5 juta jiwa pada tahun 2009.

Kemiskinan tetap merangkak naik, walaupun perekonomian tumbuh 5,5- 5,9 persen pada tahun 2010, demikian menurut Ekonom Pusat Penelitian Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2E LIPI).

Malaysia sudah jauh meninggalkan Indonesia, jadi Negara maju dan sejahtera. Meski sudah mencapai angka US$3.000, pendapatan per kapita penduduk Indonesia pada posisi Desember 2010 masih jauh lebih rendah dibanding negara tetangga, seperti Malaysia yang sudah di kisaran US$10.000.

Perbandingan di kawasan ASEAN, pendapatan per kapita tertinggi adalah Singapura Darussalam, sedangkan Indonesia menduduki peringkat KELIMA. Berikutnya setelah Singapura adalah Brunei, Malaysia, Thailand, Indonesia, Filipina, Vietnam, Laos, Burma, dan Kamboja.

Mengacu data World Development Indicators Database yang dirilis Bank Dunia 2009, Malaysia berada di urutan ke-79 dengan PDB per kapita sebesar US$13.740 per tahun, Indonesia tercantum berada di urutan ke-146 dengan US$3.830 per tahun.

Penduduk RI yang sekiar 250 juta jiwa itu tidak bisa dijadikan alasan kesulitan mencapai kesejahteraan. China dengan penduduknya 1,5 miliar jiwa, jauh lebih maju dan sejahtera dari Indonesia. Periode April-Juni pendapatan per kapita rata rata nasional China US$3.800, sedangkan rata rata diperkotaan US$6.500 atau berada di peringkat 105 di dunia.

Dilihat dari PDB per kapita nregara Negara ASEAN, Indonesia menduduki urutan kelima atau berada jauh dibawah Singapura dan Malaysia. Urutan Produk Domestik Bruto (GDP=Gross Domestic Product) per kapita di Negara Negara ASEAN menurut data Dana Moneter Internasional (IMF) 2010: Singapore US$43,117, Brunei US$31,239, Malaysia US$ 8,423, Thailand US$ 4,992, Indonesia US$ 3,015, Philippines US$ 2,007, Vietnam US$ 1,174,

Laos US$ 984, Cambodia US$ 814 dan Burma US$ 702.

Urutan Produk Domestik Bruto (GDP=Gross Domestic Product) berdasarkan paritas daya beli (PPP = Purchasing Power Parity) per kapita di Negara Negara ASEAN menurut data Dana Moneter Internasional (IMF) 2010: Singapore US$56,522, Brunei US$48,892, Malaysia US$14,670, Thailand US$ 9,187, Indonesia US$ 4,394, Philippines US$ 3,737, Vietnam US$ 3,134, Laos US$ 2,436, Cambodia US$ 2,112 dan Burma US$ 1,250.

PORNOGRAFI dan KORUPSI

Sementara negara negara tetangga yakni Malaysia dan Singapura sedang memasuki level negara maju dan sejahtera, Indonesia juga mencapai kemajuan yang sangat menonjol, tetapi di bidang-bidang yang negative yakni: PORNOGRAFI dan KORUPSI.

PORNOGRAFI: Associated Press (AP) menobatkan Indonesia sebagai surganya pornografi kedua di dunia setelah Rusia. KORUPSI: Hasil survey PERC Hong Kong, menyatakan Indonesia merupakan negara TERKORUP di Kawasan Asia-Pasifik.

PORNOGRAFI di Indonesia: Kita bisa dengan mudah menemukan VCD, majalah dan tabloid porno di tempat-tempat terbuka yang bisa diakses siapapun, termasuk anak-anak. Harganya relatif lebih murah dibanding media-media lain yang lebih sopan. Maka wajarlah, Kantor berita Amerika, Associated Press (AP) menobatkan Indonesia sebagai SURGANYA PORNOGRAFI Kedua di dunia setelah Rusia.

Hasil penelitian lembaga riset ekonomi di Hongkong baru baru ini menyebutkan Indonesia merupakan sebuah Negara terKORUP diantara 16 negara tujuan investasi di kawasan Asia Pasifik. Sementara itu data terakhir menunjukkan dana Anggaran Pembangunan dan Belanja Negara (APBN) yang bocor setiap tahun mencapai sekitar Rp 70 triliun.

INDONESIA TERKORUP DI ASIA PASIFIK: Berdasarkan hasil survey Hong Kong-based Political & Economic Risk Consultancy Ltd (PERC), Indonesia merupakan negara TERKORUP di Kawasan Asia-Pasifik. Berikut ini adalah daftar 16 negara tujuan investasi di Asia Pasifik, mulai dari yang terKORUP (Indonesia) sampai dengan yang terbersih (Singapura) hasil survey PERC 2010:

1. Indonesia (terkorup)

2. Kamboja (korup)

3. Vietnam (korup)

4. Filipina (korup)

5. Thailand

6. India

7. China

8. Taiwan

9. Korea

10. Macau

11. Malaysia

12. Jepang

13. Amerika Serikat (bersih)

14. Hong Kong (bersih)

15. Australia (bersih)

16. Singapura (terbersih).

KORUPSI lebih buruk dari PROSTITUSI dan lebih jahat dari TERORISME:

KORUPSI lebih buruk dan berbahaya daripada PROSTITUSI dilihat dari pengaruhnya dalam merusak moralitas bangsa. PROSTITUSI mungkin hanya merusak moral seseorang secara individual. Tetapi KORUPSI bisa merusak moral banyak orang (para Pejabat Negara) dan seluruh negeri menanggung akibatnya: Pembangunan terhambat, Pengangguran bertambah dan Kemiskinan bertambah.

Dana yang seharusnya bisa digunakan untuk mempercepat pembangunan kesejahteraan rakyat, banyak (sampai triliunan Rupiah: ingat kasus BLBI saja kerugian Negrara diperkirakan capai Rp600 triliun, belum yang lainnya) yang dirampok para KORUPTOR.

KORUPSI lebih berbahaya dari TERORISME atau KORUPTOR lebih jahat dari TERORIS. Sebuah ungkapan dalam bahasa Inggeris menyatakan: “Corruption is more dangerous than terrorism because our security forces (the Police and the Military) are competent to fight against terrorism. But it is very difficult to fight against the corruption because it is committed by those who are in power: e.g. bureaucrats and politicians. That is why national movement against corruption is necessary.” (KORUPSI lebih berbahaya daripada TERORISME karena pasukan keamanan kita (Kepolisian dan Militer) kompeten untuk melawan TERORISME. Tapi sangat sulit untuk melawan KORUPSI karena dilakukan oleh mereka yang berkuasa: misalnya birokrat dan politisi. Itulah mengapa gerakan nasional melawan KORUPSI diperlukan.)

Korban serangan TEORIS biasanya bisa dihitung, tetapi korban atau kerugian akibat tindakan KORUPTOR tidak mudah menghitungnya sebab selain keuangan Negara mengalami kerugian miliaran bahkan sampai triliunan, juga mengakibatkan penderitaan rakyat akibat pembanguna ekonomi terhambat yang bisa menimbulkan pengangguran dan kelaparan dimana mana, sampai banyak rakyat yang menderita penyakit busung lapar. Korban budaya korupsi ini akan merugikan rakyat sampai beberapa generasi kedepan.

Disamping itu Lingkungan hidup juga rusak karena banyak hutan yang gundul akibat ulah para KORUPTOR. Penggundulan hutan tropis di Indonesia oleh para KORUPTOR ini menimbulkan kerusakan alam multi dimensi antara lain longsor, banjir sampai pemanasan Global yang jumlah korbannya juga sulit dihitungnya karena pemanasan global tidak mengenal perbatasan, seluruh dunia terkena akibatnya.

Para KORUPTOR juga lebih berbahaya daripada para TEREORIS, karena para KORUPTOR bisa menciptakan TERORIS musiman yang menteror rakyat untuk kepentingan politik atau bisnis mereka, sedangkan TERORIS hampir tidak mungkin bisa memproduksi KORUPTOR untuk kepentingan kegiatan mereka!

KORUPTOR ENAK, AMAN DAN NYAMAN

Enak benar menjadi seorang KORUPTOR di Indonesia, sudah rampok uang Negara miliaran sampai triliunan Rupiah, kalau tertangkap hukumannya ringan dan sudah di penjara pun dapat menikmati sel mewah. Disamping itu, masih ada lagi bonus lainnya yang sering diberikan Pemerintah (Mahkamah Agung) terutama kepada para KORUPTOR yang punya fulus miliaran Rupiah, yakni potongan masa hukuman.

Para KORUPTOR Indonesia juga bisa bebas samasekali dari jeratan hukum dengan jalan melarikan diri ke Luar Negeri atau mendadak sakit seperti sakit perut mules-mulas sewaktu ditangkap, sakit jantung ringan sampai berat dan ada pula yang sakit hilang ingatan.

Para KORUPTOR atau Banker Maling dana BLBI. (sekitar 17 orang dengan kerugian Negara sekitar Rp 600 triliun) hidup dengan aman dan nyaman, dan bahkan sebagian dari mereka menjadi investor yang dihormati di tempat persembunyian mereka di luar negeri, sebagian besar di Singapura.

Dalam memberantas dua wabah moral yang membahayakan bangsa Indonesia ini yakni Gerakan TERORISME dan Budaya KORUPSI, Pemerintah (POLRI) nampaknya lebih serius dan berhasil dalam melakukan pemberantasan Gerakan Terorisme. POLRI (Densus 88) telah mencatat keberhasilan demi keberhasilan dalam memburu para gembong TERORIS dari tempat persembunyian mereka dan membunuh sebagian dari mereka. Apakah mereka yang dibunuh itu benar benar TERORIS atau bukan hanya POLRI yang tahu!

Sementara itu para gembong KORUPTOR besar yang lari ke luar negeri sampai saat ini tetap aman dan nyaman di tempat persembunyian mereka dan tidak tersentuh para pemburu. Apakah pada saat ini ada penegak hukum yang sedang memburu para Gembong KORUPTOR yang telah merugikan negara sampai ratusan triliun rupiah itu? Tidak Jelas!

Kenapa POLRI lebih berhasil dalam memburu TERORIS? Jawaban secara kebijakan Pemerintah hanya Presiden SBY dan para pembantunya di jajaran penegak hukum yang tahu. Tetapi jawaban menurut “common sense” (nalar umum) kita, mungkin para TERORIS tidak punya uang banyak dan pasti tidak memiliki teman di kalangan penyelenggara negara, karena baik dari kalangan Eksekutif, Yudikatif maupun Legislatif pasti akan sangat KETAKUTAN sekali berteman dengan mereka.

Sementara itu para KORUPTOR memiliki banyak uang dan teman. Kalau tidak punya temanpun dengan uang banyak bisa cepat membikin teman dan dengan uang banyak, pasti BANYAK YANG MAU menjadi teman, paling tidak pengacara yang piawai dan bekend pun bisa dengan mudah didapat.

Namun demikian KPK masih tetap menjadi jadi tumpuan harapan rakyat dalam menuntaskan pemberantasan Budaya KORUPSI. Kita sangat berharap agar KPK dengan pemimpinnya yang baru dapat melakukan gebrakan yang sungguh sungguh pro penegakkan hukum dalam rangka memberantas tuntas Budaya KORUPSI dan membela keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com