Beberapa Isu Strategis Yang Perlu Dirumuskan Menyusul Pertemuan Para Menteri Perdagangan di Rusia 4-5 Juni 2012

Bagikan artikel ini

Rusman dan Ferdiansyah Ali, Tim Pengkaji APEC

Seperti sudah dilansir berbagai media massa, 4-5 Juni 2012 lalu telah digelar petemuan para menteri perdagangan forum kerjasama Asia-Pasifik di kota Kazan, Rusia. Dari pihak Indonesia delegasi dipimpin oleh Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi. Menarik menyimak sikap dan garis kebijakan Pemerintah Indonesia dalam forum ini.

“Di tengah situasi perekonomian dunia yang kurang menggembirakan ini, APEC akan menghadapi ujian apakah kerjasama di antara 21 anggota ekonomi Asia-Pasifik ini kredibel di antara para pemangku kepentingannya dan dapat mengambil peran kunci untuk mempertahankan tingkat perdagangan regional pada saat pasar dunia terus mengalami kontraksi,” begitu pernyataan Wakil Menteri Perdagangan Krisnamurthi.

Merujuk pada pernyataan tersebut, maka beberapa isu strategis yang dibahas dalam Kelompok Kerja yang selanjutnya dirangkum dalam pertemuan Committee on Trade and Investment dan Economic Committee, kiranya penting untuk kita cermati bersama. Beberapa isu strategis tersebut antara lain dukungan terhadap WTO, Integrasi Ekonomi Regional, Pengembangan Konektivitas dan Inovasi, penyederhanaan regulasi, serta pertumbuhan yang berkelanjutan (Sustainable Growth).

Di luar soal bahasan isu-isu strategis tersebut, kiranya perlu kami ketengahkan di sini beberapa isu yang bisa menjadi landasan kerjasama strategis Indonesia dan Rusia melalui keikutsertaan Indonesia di KTT APEC September 2012 di Rusia.

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

Salah satunya adalah kerjasama strategis Indonesia-Rusia di bidang pembangunan Infrastruktur. Berbicara soal pengembangan konektivitias dan inovasi, maka Pembangunan Timur Jauh Rusia dan Siberia (Development of Russian Far East and Siberia) dan Master Plan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) jelas merupakan sebuah manuver inovatif kedua negara yang patut menjadi pertimbangan penting para pemangku kepentingan ekonomi di Indonesia (Stakeholders). Bahkan pada perkembangannya, bisa menguntungkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN.

Lebih daripada itu, terkait dengan Integrasi Ekonomi Regional sebagai salah satu isu strategis yang akan digodok dan dirumuskan dalam KTT APEC September 2012, kerjasama pembangunan Infrastruktur berbasis skema Russian Far East and Siberia Development dan MP3EI, pada perkembangannya juga bisa menguntungkan Rusia dan negara-negara Eropa lainnya atas dasar kesetaraan.

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, Global Future Institute berpandangan bahwa pembangunan jaringan transportasi antar pulau di Indonesia kiranya perlu dipertimbangkan oleh Pemerintah Indonesia sebagai prioritas dalam proyek-proyek pembangunan infrastrutkur yang berada di bawah payung APEC.

ALIH TEKNOLOGI

Sebagaimana serangkaian tulisan kami terdahulu. alih teknologi harus dijadikan agenda strategis para pemangku kepentingan Indonesia, mengingat di dalam isu ini terbuka peluang kea rah pertumbuhan berbasis inovasi yang bertumpu pada pengembangan sumberdaya manusia. Selai dari itu, Alih teknologi sekaligus bisa menjadi sarana yang efektif untuk mengurangi kesenjangan penguasaan teknologi antara negara-negara maju dan negara-negara berkembang.

Maka dari itu, alih teknologi harus ditempatkan dalam perspektif pemberdayaan politik luar neger RI yang lebih agresif, dan pada saat yang sama memberi makna baru terhadap Politik Luar Negeri RI yang bebas dan aktif. Hal penting untuk jadi bahan perumusan sikap Indonesia pada KTT APEC September mendatang. Dan menariknya lagi, Rusia yang bertindak sebagai Tuan Rumah pada KTT ini, pada Februari lalu telah mengajukan sebuah usulan skema Alih Teknologi dalam kerangka membuka akses penguasaan teknologi canggih kepada negara-negara berkembang yang tergabung dalam forum kerjasama ekonomi Asia Pasifik(APEC).

PENDIDIKAN

Di sektor pendidikan juga tak kalah penting untuk jadi rumusan strategis dalam kerjasama antar sesama anggota APEC, terutama antara Indonesia dan Rusia itu sendiri. Betapa tidak. Sehingga tercipta sebuah kerjasama strategis atas dasar kerjasama yang saling menguntungkan. Dan Indonesia-Rusia sepertinya sudah menjalin kerjasama itu cukup baik sejak lama.

Seperti terungkap dalam pemberitaan di situs Kementerian Luar Negeri RI, dalam pertemuan dengan Dubes Oratmangun, telah diadakan pertemuan dengan Acting Rektor Far Eastern Federal University (FEFU) Igor Vatulin. Dan dalam pertemuan tersebut, telah dibahas berbagai upaya peningkatan kerjasama di bidang pendidikan, seperti pengiriman mahasiswa dan tenaga pengajar.

Jadi, dipandang dari berbagai sisi, prospek kerjasama Indonesia-Rusia di berbagai bidang cukup beralasan untuk digalakkan dan diintensifkan pada tataran yang lebih strategis dan berjangka panjang.

Apalagi menurut berbagai kalangan, Rusia saat ini sedang mengelola sebuah proyek yang cukup ambisius untuk menjadikan Universitas Vladivostok sebagai Perguruan Tinggi berskala Regional, sehingga mampu menyerap ribuan mahasiswa dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik.

BLUE ECONOMY

Bagi Indonesia, Blue Economy memang sudah ditetapkan oleh pemerintah sebagai prioritas dalam menyongsong peran kepemimpinan Indonesia pada KTT APEC di Bali 2013 mendatang.

Dalam pada itu, KTT APEC 2012 yang mana Rusia memainkan peran kepemimpinan, kiranya berbagai peluang kerjasama dengan negara Beruang Merah tersebut perlu diidentifikasi secara lebih kongkrit. Karena sebagaimana kita ketahui bersama, Rusia memiliki wilayah-wilayah kelautan maupun sumber-sumber daya alam kelautan yang cukup besar dan strategis. Sehingga selain mempunyai kegunaan bagi Indonesia dan sesame negara-negara APEC, yang tak kalah penting, juga untuk membangun sebuah kerjasama yang lebih solid dan saling percaya antara Indonesia dan Rusia.

FOOD ENERGYSECURITY

Di sektor ini, memang belum ada sebuah gambaran kerjasama yang cukup jelas secara skematik. Namun didasari kesadaran bahwa Food Energy dan Security merupakan pusat perhatian dunia internasional tak terkecuali Indonesia, maka melalui forum APEC ini Indonesia harus menggagas mekanisme apa yang dipandang efektif bagi Indonesia dan Rusia, untuk mengamankan stabilitas food and energy bagi seluruh negara di kawasan Asia Pasifik.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com