Dunia Kutuk Israel, AS Basa-Basi

Bagikan artikel ini

Sudarto Murtaufiq, Peneliti Global Future Institute (GFI)

Dunia mengutuk serangan Israel terhadap Kapal Mavi Marmara berbendera Turki yang membawa relawan serta bantuan kemanusiaan menuju Jalur Gaza.

Kecaman keras langsung dari Turki. Berbagai media media massa seperti AP, AFP, dan Reuters, Selasa (1/6), melaporkan bahwa Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak NATO melakukan pertemuan segera untuk membahas kebiadaban Israel ini. Negara ini memang pantas marah dengan Israel karena dari 19 relawan yang tewas di Kapal Mavi Marmara kebanyakan warga Turki. Negara tersebut bahkan langsung memutus hubungan diplomatiknya dengan Israel dengan menarik duta besarnya di Yerusalem.

“Apa pun alasannya, tindakan melawan warga sipil, apalagi yang membawa misi perdamaian, jelas tidak bisa diterima. Israel harus menanggung konsekuensi atas tindakannya,” tulis pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Turki. Sementara Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan tindakan Israel sebagai bentuk pembantaian massal.

Kecaman atas ulah Zionis-Israel bukan hanya datang dari Turki, namun juga dari berbagai negara di dunia seperti Pakistan, Spanyol, Iran, dan Vatikan. Sementara Uwak Sam (AS) hanya prihatin, itu pun dilakukannya sebagai wujud empati terhadap masyarakt internasional yang mengutuk keras penyerangan dan penyergapan pasukan Israel terhadap para aktivis kemanusiaan.

Kecaman keras juga datang langsung dari Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon yang tengah berada di Kampala, Uganda. Ban Ki-moon mengaku sangat terkejut dengan kebrutalan Israel yang menembaki kapal pembawa bantuan misi kemanusiaan tersebut.

“Penyerangan ini harus diinvestigasi secara menyeluruh untuk mengetahui mengapa bisa terjadi pertumpahan darah.Israel harus memberi penjelasan secara lengkap mengenai insiden ini,” tandas Ban.

Sementara itu, pemerintah RI mengecam keras dan menuntut tanggung jawab penuh pihak Israel atas serangan tersebut. “Kita siap bekerja sama dengan masyarakat internasional untuk memastikan Israel bertanggung jawab atas tindakannya itu,” ujar Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.

Suara keras juga datang dari negara- negara Uni Eropa. Mereka telah pula memanggil Duta Besar Israel di negara masing-masing untuk memberi penjelasan insiden berdarah itu. Duta besar dari 27 negara Uni Eropa bahkan langsung menggelar rapat mendadak Senin siang (malam waktu Indonesia) untuk membahas insiden berdarah di perairan Gaza. Dari ratusan relawan yang ditembaki Israel, terdapat puluhan warga Uni Eropa,termasuk 28 warga Inggris, puluhan warga Yunani dan Irlandia.

“Saya mengutuk sekeras-kerasnya pembunuhan warga sipil oleh Israel,” tutur Menteri Luar Negeri Italia Franco Frattini. Jerman yang selama ini dikenal pro-Israel secara tegas mengecam sikap arogan Israel yang menewaskan setidaknya 19 orang.“

“Jerman selama ini mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri. Tapi apa yang mereka lakukan kemarin sudah di luar batas,” tutur Kanselir Jerman Angela Merkel. Pemerintah Inggris mengatakan Israel sudah melakukan tindakan tercela dan tidak termaafkan karena menyerang warga sipil. Presiden Prancis Nicolas Sarkozy juga mengaku kaget dan tidak bisa mengerti tindakan Israel.

Sementara itu, lagi-lagi Uwak Sam (AS) yang selama ini dikenal sebagai sekutu terdekat Israel hanya menyayangkan sikap Israel yang sudah menewaskan puluhan warga sipil. Memang AS mengecam serangan Israel kali ini, sebagaimana dinyatakan Jurubicara Gedung Putih William Burton (Reuters, 31/5). Namun, dunia pun tahu, itu hanyalah sikap sandiwara AS. Faktanya, AS mendukung penuh setiap tindakan Israel. Bahkan senjata-senjata yang saat ini dipakai untuk membunuhi para relawan adalah senjata-senjata yang dibeli dengan dolar bantuan dari AS.

Tahun ini AS bahkan berencana menaikkan bantuan anggaran militer untuk Israel hingga 6 miliar dolar AS pertahun. Ini seperti yang diungkap Wapres AS Joe Biden ketika berceramah di Universitas Tel Aviv belum lama ini. Wapres AS Joe Biden pun telah menjanjikan dukungan penuh Washington terhadap Zionis-Israel. Saat mengadakan pembicaraan terpisah dengan Netanyahu dan Presiden Shimon Peres, Biden menegaskan dukungan total dan absolut Washington (AS) terhadap keamanan Israel.

Menlu AS Hillary Clinton (yang tentu mewakili pemerintahan Obama), dalam kutipan pidatonya di depan konvensi tahunan Komisi Urusan Hubungan AS-Israel–yang dikenal dengan sebutan AIPAC, sebuah lobi kuat yang pro-Israel–di Washington, Senin (22/3) sebagaimana dilansir Voanews (22/3) juga meyakinkan Israel, bahwa komitmen AS terhadap keamanan Israel masih “tetap kuat.”

Kongres AS bahkan menyetujui usulan Presiden Barack Obama untuk mendanai pembangunan Kubah Besi–sistem pertahanan antiroket–milik Israel. Pemungutan suara di Kongres yang digelar pada Kamis (20/5), sebanyak 410 suara mendukung usulan itu dan empat suara menolak. Dengan hasil voting mayoritas ini, dana 205 juta dolar AS sepakat untuk dikucurkan ke Israel. Ini sekaligus membuktikan bahwa pemerintahan AS di bawah Obama tidak ada bedanya dengan pemerintahan AS di bawah George W. Bush dan presiden-presiden AS sebelumnya, yang mendukung penuh Israel. Istilah ”soft power” cuma menjadi ‘gincu’ diplomasi Obama untuk mengelabui Dunia Islam agar tetap berada dalam cengkeraman kepentingan global AS dan lumpuh di hadapan Israel yang biadab.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com