Fakta Mengenai Kekayaan Minyak Libya

Bagikan artikel ini

Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI)

Mengapa Inggris, Italia dan Perancis begitu ngebet pengen menggusur Moammar Khadafi dari tampuk kekuasaan? Libya sebagai negara kaya minyak nampaknya jadi motivasi paling utama. Terutama  bagi France Oil Company, Eny Italia dan British Petroleum, Inggris.

Mari kita sorot fakta-fakta berikut ini.

Menurut Bloomberg, Gubernur Libya Sentral Bank Farhat Bengdara, yang membelot dari pemerintahan Kadhafi, baru-baru ini menginformasikan, ” Bangsa Libya tidak perlu pinjaman dana dari Bank Dunia atau IMF. Karena Kami memiliki banyak cadangan minyak dan gas bumi dan kekayaan lainya. Sweet crude sangat jarang didapatkan, hanya beberapa negara yang memiliki sweet oil.”

Sepertinya informasi Farhat Bengdara memang tidak mengada-ada. Menurut Libyan Investment Authority dan sentral bank, negara Libya memiliki aset di luar negeri senilai 168 billion USD.  50 Billion USD adalah uang tunai yang disimpan di negara Eropa, seperti Jerman, Inggris, Prancis, Italia, Belanda, dan Amerika Serikat. Ke dua badan ini memiliki United States dan European Union bonds.

Menurut Fitch Rating, negara Libya tidak memiliki hutang kepada siapapun atau badan manapun di dunia. Sebelumnya penghasilan minyak Libya berkisar 1,5 juta barel per harinya.

Lantas,  seberapa kaya penduduk Libya?

Libya merupakan penghasil minyak terbesar ketiga di Afrika, setelah Nigeria dan Angola.

Libya, negeri sosialis yang dipimpin Muammar Khadafi terkenal sebagai gudang minyak. Kekayaan alam yang melimpah membuat negeri di Afrika Utara ini menjadi eksportir minyak terbesar dunia ke-12.

Penghasil minyak terbesar ketiga di Afrika, setelah Nigeria dan Angola, ini memiliki cekungan Sirte yang merupakan penyokong terbesar produksi minyak Libya. Cekungan ini mengandung 44 miliar barel atau sekitar 80 persen dari cadangan minyak negara itu. Cadangan cekungan ini terbesar di Afrika.

Minyak Libya terkenal dengan jenis Light Sweet dengan kandungan sulfur yang rendah. Minyak mentah ini sangat ideal diolah menjadi bensin dan solar. Meski tak ada data resmi, diperkirakan hampir 95 persen produksi minyak dan gas alam Libya diekspor.

Bank Dunia mencatat, lebih dari separuh Produk Domestik Bruto (PDB) Libya diperoleh dari industri minyak dan gas. Pada 2009, PDB Libya sebesar US$62,36 miliar. Dengar penduduk yang hanya 6,4 juta, pendapatan per kapita negeri itu US$12.020. Sangat tinggi bila dibandingkan dengan Indonesia yang pada 2010 saja, baru US$3.000.

Dari  serangkaian fakta-fakta seputar kekayaan minyak Libya ini saja, bisa dipahami kalau France Oil Company (Perancis), British Petroleum(Inggris) dan Eny (Italia), begitu bernafsunya menggalang persekutuan militer menggusur Khadafi.

Bahkan data mengenai kemiskinan di Libya pun, Bank Dunia sepertinya kehilangan akal untuk menemukannya. Ternyata hingga kini  Bank Dunia tak memiliki datanya. Mereka hanya melaporkan penduduk bebas buta huruf di Libya sebesar 88 persen pada 2008. Justru progress report yang mereka temukan.

Bahkan fakta lain yang tak kalah menarik, sebelum kerusuhan dimulai, perekonomian negara itu sedang booming. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan perekonomian Libya tahun lalu tumbuh 10,6 persen dan diproyeksikan akan tumbuh 6,2 persen pada tahun ini.

Penduduk Libya sudah lazim memiliki dua pekerjaan untuk meningkatkan pendapatan mereka. Meski biaya kesehatan dan pelayanan masyarakat di sana gratis, tetap saja belum membantu standar hidup mereka.

Sayang, agenda strategis Khadafi yang dua itu belum sempat terlaksana, sudah keburu digusur oleh persekutuan strategis NATO dan Amerika Serikat.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com