Islam tanpa Muslim: Sebuah Renungan

Bagikan artikel ini

New Zealand (NZ) atau Selandia Baru adalah Negeri kepulauan dengan dua pulau utama, pulau Utara dan pulau Selatan. Penduduknya kurang dari 5 juta dengan jumlah domba lebih dari 40 juta. Bersih, langitnya biru, dan warganya sangat dekat dengan alam. Bumi Allah di bagian sini sangat disyukuri, dipelihara, dan dijadikan sahabat.

Hasilnya suatu alam yang indah memukau bagai Surga di Bumi sebelum nanti masuk ke Surga abadi pada tahap hidup berikutnya. Pintu masuk negeri ini dijaga ketat guna melindungi warganya agar tak ada kotoran dan bakteri yang menyusup.  NZ terletak di lempeng-lempeng perut bumi yang terus bergerak, mengakibatkan negeri ini rawan terhadap ancaman gempa.  Namun demikian, ketika gempa terjadi tidak ada warga yang menyalahkan Tuhan atau pemerintahannya.

Gempa adalah fenomena alam yang terus diteliti dan dipelajari dan warga NZ disiapkan sejak taman kanak-kanak untuk menghadapi bencana itu setiap saat, sehingga setiap kali ada gempa korbannya sangat minimal. Baru beberapa hari disini saya sudah bisa merasakan suasana penuh kedamaian dan betapa bersahabatnya warga.

Jujur dan siap membantu siapa saja yang memerlukan pertolongan. Hakim dan jaksa ada disini, akan tetapi tak ada KPK atau OTT terhadap koruptor. Meski demikian, hukum berlaku bagi siapa saja tanpa pandang bulu. Suatu saat perdana menteri punya keperluan penting dan tanpa sadar mobilnya meluncur melebihi kecepatan maksimum.

Polisi tanpa ragu menghentikan mobilnya dan langsung menilang sang penguasa negeri. Sistem politik demokrasi diterapkan dengan dua partai utama, partai buruh dan partai nasional serta dua partai kecil lain. Partai-partai ini silih berganti membentuk koalisi menjalankan roda pemerintahan.

Pemilu legislatif diadakan paling lambat 3 tahun sekali, tidak dengan kampanye menjual agama atau suku dan ras,  tetapi masing-masing menawarkan program nyata yang berbeda dan jelas bagi pilihan rakyatnya. Penghasilan rata-rata per capita 40,000 dolar, delapan kali lipat Indonesia, dengan perbedaan yang tidak terlalu mencolok antara warga kaya dan miskin.

NZ adalah negeri yang lebih menekankan pada kualitas hidup daripada kuantitas kekayaan materi warganya. Jaminan kesehatan bebas biaya bagi seluruh warganya kecuali untuk operasi kecantikan dan sejenisnya. Pemerintah menjamin warga yang tidak bekerja menjadi tanggungan negara.

Bahkan bagi mereka yang sudah bekerja dan berpenghasilan tetap diberi tunjangan bila dianggap penghasilannya dibawah standar. Jika dalam satu keluarga dengan dua anak hanya suami yang bekerja dan penghasilannya berada dibawah standar minimum untuk menghidupi 4 nyawa, maka pemerintah akan menambah selisihnya.

Judul renungan ini “islam tanpa muslim, karena di New Zealand nyaris tidak ada muslim”, tetapi akhlak warga dan Pemerintahnya seperti digambarkan diatas sangat islami, dalam arti yang benar. New Zealand pernah mencapai tingkat tertinggi dalam penelitian negeri-negeri di dunia dari sisi karakter Islaminya. Bahkan jauh lebih baik dari negeri-negeri berpenduduk muslim.

Meski sebagian besar penduduknya mengaku beragama kristen, gereja-gereja disini seperti juga di Eropa, kabarnya sepi pengunjung. Tampaknya warga disini tak lagi memerlukan khotbah-khotbah Agama untuk berperilaku santun, bersahabat dan jujur. Tidak ada diskusi-diskusi agama yang berputar-putar pada masalah tetek bengek seperti masalah aliran, mengkafirkan orang lain, dan mengklaim dirinya sebagai wakil Tuhan untuk menentukan siapa yang berhak masuk Surga dan siapa yang harus dijebloskan ke neraka.

Bahkan di negeri ini dianggap “tidak sopan menanyakan apa agama seseorang”. Agama adalah persoalan pribadi dan warganya diberi kebebasan penuh memilih dan menjalankan agamanya selama tidak mengurangi atau mengganggu hak dan kebebasan orang lain. Islami, juga karena pemerintahnya mendorong warga menuntut ilmu, menggunakan akal sebagai karunia sangat berharga Tuhan kepada manusia, bagi pengembangan alam dan kesejahteraan bersama. Bukan akal untuk akal akalan atau mengakali orang lain, akal untuk mencipta bayangan musuh, atau akal untuk mencari pembenaran agama bagi perilakunya yang menyimpang.

Negeri yang sangat cantik dan indah dengan kombinasi bukit-bukit hijau dan telaga serta laut yang biru, dilengkapi dengan aneka ragam species hewan langka serta penduduk yang ramah ini, barangkali bisa masuk kategori Negeri yang diberkahi. Sebagai baldatun thayyibah wa rabbun ghafur, karena melaksanakan perintah Allah untuk bekerja keras mengubah nasibnya dan tidak berbuat kerusakan terhadap alam dan sesama makhluk Tuhan.

Sebagai muslim, saya tak akan berani mengatakan kepada warga NZ bahwa mereka sangat islami, karena kuatir menjadi bahan tertawaan. Sebab mereka yang mayoritas awam kemungkinan besar punya pandangan negatif tentang islam dari perilaku nyata warga negeri-negeri berpenduduk muslim. Hanya orang-orang Barat terpelajar tertentu yang mendalami islam melalui penelitian yang serius yang bisa terpesona oleh substansi ajaran dan roh islam, sehingga sebagian dari mereka ada yang memutuskan memeluk islam.

Inilah tantangan kita semua sebagai muslim, untuk menjadikan muslimin tak terasingkan dari ajaran islam yang benar. Islam yang rahmatan lil ‘alamin dan islam yang berintikan akhlak, kasih sayang, dan ilmu pengetahuan. Wallahu a’lam.

Abdillah Toha, mantan anggota DPR dari PAN (bahkan salah satu pendiri PAN), tokoh moderat, nasionalis di Indonesia

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com