Israel Sedang Disiapkan Sebagai Pusat Kekuatan Dunia Baru

Bagikan artikel ini
Abu Bakar Bamuzaham, Peminat Geopolitik dan Pelaku Usaha. Tinggal di Solo, Surakarta, Jawa Tengah
Keputusan sepihak Presiden AS Donald Trump yang mengakui secara resmi Jerusalem sebagai ibu kota Israel dan mengumumkan pemindahan kedutaan besar Amerika Serikat ke Jerusalem cukup mengejutkan dunia.
Seolah tak menggubris derasnya penolakan dari Negara-negara OKI, Presiden Donald Trump dalam pidatonya di Gedung Putih, Rabu (06/12), mengatakan “sudah saatnya Jerussalem menjadi Pemerintah Modern Israel, rumah bagi parlemen Israel, Knesset, rumah bagi Mahkamah Agung,”
Sementara itu rencana Trump mengakui Jerussalem sebagai ibu kota Israel dan memindahkan kedutaan AS ke sana dianggap tepat oleh rabbi Yahudi di Indonesia, Benjamin Meijer Verbrugge (BBC Indonesia).
“Karena pusat pemerintahan Kerajaan Daud di situ (Jerusalem). Bukti kerajaannya masih ada. Memang sudah garisnya begitu. Tidak ada urusan mau ada Amerika atau tidak ada,” kata Rabbi Ben, panggilannya.
Menurut Rabbi Ben, ada bukti sejarah keberadaan Kerajaan Daud, berupa reruntuhan dan kuburan Raja Daud di Jerusalem. “Jadi wajar dari sisi kitab suci, jelas bahwa tanah perjanjian itu adalah milik bani Israel,” kata dia.
Ide untuk memindahkan ibu kota Israel dari Tel Aviv ke Jerusalem, tambah Rabbi Ben, sejatinya sudah sejak lama. Cuma selama ini belum sempat terealisasi.
“Mungkin ada maksud administratif yang lebih memudahkan. Tidak tahu apa kepentingan Israel dan Amerika memindahkannya. Mereka tahu yang lebih baik,” ujar Rabbi Ben (dikutip dari BBC Indonesia).
Kita masih menunggu bagaimana polaritas kekuatan dunia selanjutnya pasca keputusan sepihak Presiden Donald Trump tentang masa depan Kota Suci Jerusalem di Palestina tersebut.
Keputusan sepihak Presiden Trump ini merupakan signal awal bahwa Israel sedang disiapkan sebagai pusat kekuatan dunia baru yang sedang di bangun oleh AS atau setidaknya keputusan tersebut semakin membuka tabir tentang agenda besar yang sedang dibangun oleh AS dan Sekutunya untuk tatanan masa depan dunia baru.
Menarik kita simak bahwa keputusan sepihak Trump ini telah membuka wacana baru bagi kita, dimana dibawah kendali Lembaga Loby Yahudi (AIPAC), AS memiliki agenda besar untuk memulai masa depan dunia berdasarkan pondasi agamanya yaitu Yahudi dan Kristiani. Mengingat posisi Jerussalem memiliki sejarah sebagai kota suci bagi tiga agama besar: Kristiani, Islam, dan Yahudi. Di kota ini juga terdapat situs-situs suci bagi ketiga agama tersebut. Antara lain Tembok Ratapan (Yahudi), Gereja Makam Kudus (Kristen), dan Masjid al-Aqsa (Islam).
Di belahan dunia yang lain, pasca runtuhnya Uni Soviet telah melahirkan kekuatan negara Adi daya baru yang mampu menjadi penyeimbang hegemony AS. Uniknya Uni Soviet yang nota bene kala itu memiliki ideologi berpaham sosialime komunis, tapi justru ketika sosialisme itu sendiri tumbang malah melahirkan negara Adi daya baru Rusia yang berpaham Kristen Ortodoks.
Hancurnya Uni Soviet ternyata membawa hikmah tersendiri bagi warga penganut Kristen Ortodoks, pasalnya Presiden Putin dalam beberapa kali kesempatan pidatonya seringkali menyampaikan bahwa kebijakan Rusia hari ini adalah kebijakan dewan Gereja.
Ya, memang pasca runtuhnya Uni Soviet, hari ini Rusia telah menjelma menjadi Negara yang kebijakan politiknya dipengaruhi oleh dewan Gereja Kristen Ortodox. Seperti disampaikan oleh Presiden Vladimir Putin dalam beberapa kali kesempatan yang menyatakan bahwa gereja bertanggungjawab dalam perkembangan dan munculnya budaya dan pendidikan di Rusia selama 1000 tahun terakhir.
“Penerapan Kekristenan menjadi titik balik dalam nasib tanah air kita (Rusia), membuatnya menjadi salah satu bagian tak terpisahkan dari peradaban Kristen dan membantunya berubah menjadi salah satu kekuatan terbesar di dunia,” kata Putin.
Selain itu, Putin juga seringkali menyerukan agar para pemimpin politik dunia untuk menghentikan penganiayaan kekerasan bagi umat Kristen minoritas yang terjadi di banyak negara Timur Tengah, Putin mempercayai pengaruh positif gereja dalam kehidupan masyarakat dunia.
Putin banyak memberikan contoh bagaimana Gereja Ortodoks Rusia dapat berdiri sebagai jawaban dari pertanyaan masyarakat tentang arah kebijakan-kebijakan publiknya. “Saat ini ketika setiap orang mencari dukungan moral, jutaan dari saudara-sauadar kita melihatnya dalam agama. Mereka mempercayai kebijaksanaan dan pernyataan pastoral dari Gereja Ortodoks Rusia,” tambah Putin.
Memahami apa yang telah ditetapkan sepihak oleh Presiden Donald Trump dan apa yang sedang dibangun oleh Presiden Putin di Rusia ini, membuka wacana baru bagi kita semua, bahwa hari ini Agama bukan lagi sekedar bagian dari unsur geopolitik. Namun lebih dari itu, Agama justru menjadi spirit Ideologi dalam membangun sebuah tatanan geopolitik dunia hari ini.
Di depan mata kita Israel akan menjadi negara Israel Raya yang menggunakan pondasi Kitab suci mereka yakni kitab Talmud sebagai sumber rujukan ketetapan mereka. Dan Rusia hari ini juga telah memproklamasikan diri menjadikan Agama Kristen Ortodoks sebagai sumber kebijakan negaranya, lantas bagaimana dengan Islam?
Nampaknya Islam mesti harus lebih banyak bersabar. Namun setidaknya apa yang tengah terjadi di AS dan Israel maupun juga perkembangan di Rusia ini semakin menarik kita simak, karena bagaimanapun juga Agama adalah satu-satunya sumber nilai-nilai abadi yang memang sewajarnya menjadi ideologi dalam membangun masa depan dunia.
Sementara itu, menurut Hendrajit pengamat Geopolitik menyampaikan bahwa menghadapi era Kebangkitan Israel Raya atau era Oded Yenon, justru Indonesia yang paling siap. Bukan Timur Tengah. Mengingat metode kebangkitan Islam di Indonesia polanya unik, yakni Bottom Up, arus dari bawah ke atas atau arus dari masyarakat bawah. Hal ini sangat berbeda dengan metode kebangkitan Islam di Turki. Kalau di Turki metodenya Top down atau dari atas ke bawah, karena spirit kebangkitan diawali dari peran pemimpinnya, yakni Presiden Erdogan, sehingga justru lebih menarik bila kita menyimak kebangkitan Islam di Indonesia daripada di Turki.
Bagaimanapun juga kita masih menunggu bagaimana peta geopolitik dunia masa mendatang. Akankah Indonesia menjadi bagian dari kebangkitan Islam dunia dimasa mendatang? Ataukah tetap seperti ini?
Wallahu ‘alam bissowab..
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com