Kepentingan Nasional Siapapun Negara Berbasis Geopolitik

Bagikan artikel ini

M Arief Pranoto, Research Associate GFI

Komentar atas paparan Santos Winarso Dwiyogo yang berjudul “Saatnya Menoleh ke Rusia Bagi Kepentingan Strategis Indonesia”: Rusia merujuk pada doktrin Nearby Approach. Kolapsnya Rusia, kita tahu, kemudian dimanfaatkan oleh musuh-musuh tradisional Rusia, dalam rangka merongrong kedigdayaan Rusia. Sejak Vladimir Putin tampil sebagai presiden, Rusia berhasil merobah 180 derajat, dari keterpurukan pasca runtuhnya Uni Soviet pada 1989, kembali jadi negara adidaya. Perlu kita ketahui bersama, Rusia tetap menjalin kedekatan dengan negara-negara mantan satelitnya dan tidak akan bersedia melepaskannya.

Kenapa Rusia tidak mau melepas Turkistan, Kazakhtan, Kirgistan, atau Azerbaijan, Armenia, Georgia dan lain-lain di Caucasus, oleh karena ia tidak mau pengaruhnya melemah di kawasan tersebut terutama sektor energi dan pangan. Itulah kepentingan nasional utama siapapun negara berbasis geopolitik. Tak boleh dielak, bahwa globalisasi telah melahirkan realitas kembar yang tak bisa ditawar-tawar siapapun yakni geopolitik dan geo-ekonomi. Artinya membahas geopolitik ujungnya ekonomi, demikian pula berbicara ekonomi kerangkanya pasti geopolitik. Itulah realitas kembar. Bagaimana dengan Indonesia? Sibuk ngejar Susno, ramai di caleg-caleg artis, gemuruh di Indonesia Lawyer Club, dan lain-lain. Salahnya dimana ya?

 

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com