Kesepakatan Damai Dua Korea, Presiden Trump Putuskan Kurangi Jumlah Tentara AS di Korea Selatan?

Bagikan artikel ini

Ringkasan artikel yang ditulis oleh Konstantin Asmolov, di situs www.journal-neo.org

Berlangsungnya dialog dua Korea (Selatan dan Utara), rupanya berpotensi membawa dampak positif meredanya ketegangan di Semenanjung Korea. Sebagaimana dilansir sebuah situs berita www.journal-neo.org , New York Times mewartakan pada 4 Mei lalu bahwa Presiden Donald Trump telah memerintahkan kepada Pentagon atau Kementerian Pertahanan AS untuk segera mengurangi jumlah pasukan tentaranya di Korea Selatan.

Meskipun sumber-sumber anonym New York Times membantah bahwa pengurangan kehadiran pasukan AS di Korea Selatan itu tidak ada kaitannya dengan seruan Presiden Korea Utara Kim Jong-un, namun tak diragukan bahwa gagasan pengurangan pasukan AS di Korsel erat kaitannya dengan tercapainya kesepakatan damai antara Korea Selatan dan Korea Utara belum lama ini.

Bahkan dengan tercapainya kesepakatan damai dua Korea, kehadiran tentara AS yang saat ini berjumlah 28.500 itu sudah tidak perlu dipertahankan lagi.

Seperti sudah diduga, berita yang dilansir The New York Times tersebut dibantah oleh John  Boulton, pimpinan kunci dari National Security Advisor sebagai berita yang tidak masuk akal.

Bahkan Presiden Trump sendiri pada 4 Mei membantah bahwa rencana pengurangan jumlah tentara AS di Korsel akan masuk sebagai salah satu agenda yang dibahas dalam pertemuan tingkat tinggi antara Trump dan Kim Jong-un.

Meskipun sudah dibantah oleh Boulton dan Presiden Trump, namun desas-desus mengenai pengurangan jumlah pasukan AS di Korsel akan masuk dalam agenda pembahasan antara Trump dan Kim terus beredar di berbagai kalangan.

Bahkan berkembang spekulasi bahwa Trump sesungguhnya memang serius bermaksud mengurangi jumlah pasukan di Korsel atas dasar dua pertimbangan. Pertama, pertimbangan penghematan pengeluaran anggaran. Kedua, pengurangan jumlah tentara akan dialihkan untuk tujuan lain, yaitu  disiagakan untuk kemungkinan menghadapi Iran. Mengingat hubungan AS-Iran belakangan kembali memanas gara-gara tekanan Trump agar Iran menghentikan program nuklirnya.

Begitupun, tetap berkembang pandangan dari kalangan pakar militer bahwa meskipun kelak Korea Selatan dan Korea Utara bersatu kembali jadi satu Korea serta semakin mandirinya tentara Korea Selatan, namun kehadiran pasukan AS di Semenanjung Korea harus tetap dipertahankan, khususnya angkatan laut dan angkatan udara, sebagai jaminan keamanan terhadap pengaruh AS di Semenanjung Korea. Atau untuk mencegah kemungkinan serangan dari Korea Utara di kemudian hari.

Untuk selengkapnya baca artikel Konstantin Asmolov berjudul: How Likely is it that US troops will be Withdrawn from South Korea?

 
 

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com