Lobby Yahudi dan Hillary Clinton Bermaksud Menjegal Prospek Bernie Sanders Sebagai Calon Presiden Demokrat?

Bagikan artikel ini

Berita terbaru yang dilansir berbagai media, calon presiden Partai Demokrat  Pete Buttigieg unggul tipis dari Bernie Sanders. Hasil itu dikeluarkan dua hari setelah Iowa menjadi negara bagian pertama yang menggelar kaukus kandidat calon presiden dari Partai Demokrat.

Hasil terbaru kaukus Iowa juga menunjukkan senator Elizabeth Warren, mantan Wakil Presiden Joe Biden dan senator Amy Klobuchar tertinggal dari Buttigieg maupun Sanders. Dengan demikian, persaingan dalam primary Demokrat di New Hampshire semakin intensif.

Namun, merebak informasi bahwa kemenangan Buttigieg di negara bagian Iowa dalam primary Demokrat, saran dengan praktek money politics. Sehingga merugikan prospek Bernie Sander, calon presiden berusia 78 tahun. Usia Sanders memang berbeda 40 tahun dengan Buttigieg yang masih berusia 38 tahun dan berhaluan sosialis-demokrat.  Rupanya Buttigieg mendapat dukungan dari lobby Yahudi AS.

https: img-k.okeinfo.net content 2020 02 07 18 2164945 ungguli-sanders-pete-buttigieg-menangi-kaukus-pertama-pilpres-as-2020-hUzwArMSe6.jpg

Uang nampaknya memainkan peran cukup vital  upaya menggagalkan pencalonan Bernie Sanders sebagai calon presiden yang diusung Partai Demokrat. Seorang milyuner zionis Yahudi Seth Klarman, terbetik kabar telah menggelontorkan dukungan dana melalui lobi Yahudi di AS, agar Partai Demokrat mengusung Pete Buttigieg sebagai calon presiden. Dan menggagalkan kemenangan Bernie Sanders dalam pemilihan pendahuluan di negara bagian Iowa. Yang tentunya, kalau memang ada skenario semacam itu, akan dilanjutkan dengan merekayasa hasil perhitungan suara the Primary Demokrat di negara bagian New Hampshire.

Untuk memuluskan skenario tersebut, sebuah firma telah  ditugaskan untuk bermanuver mengatur modus penyuapan. Firma yang dimaksud bernama Shadow Inc. Firman tersebut dikelola oleh para mantan tim sukses Barrack Obama maupun Hillary Clinton.

Firman ini juga punya tali-temali dengan sebuah hedge fund untuk menampung dana-dana politik siluman berkedok sebuah lembaga non-profit. Di sinilah Seth Klarman menyalurkan gelontoran dana bantuannya untuk kampanye Pete Buttigieg, untuk merebut kemenangan dalam pemilihan pendahuluan Partai Demokrat di Iowa.

Inilah yang menjelaskan mengapa telah terjadi penundaan pengumuman hasil perhitungan suara pemilihan pendahuluan. Yang itu artinya, Bernie Sanders belum bisa mengklaim kemenangannya dalam konvensi Demokrat. Yang mana Sanders diasumsikan bakal memenangi pemilihan pendahuluan. Hasil Exit Poll pun Buttigieg pun tidak berhasil memenangi pemilihan pendahuluan di Iowa. Siapa bertanggungjawab terhadap adanya operasi siluman Partai Demokrat dengan menggunakan sumberdaya dana illegal untuk gagalkan Bernie Sanders?

Max Blumenthal, dalam artikelnya berjudul:

Anti-Sanders billionaires, behind the app that delayed Iowa’s voting results , menulis bahwa otak dari

operasi ini adalah Robby Mook, mantan manajer kampanye Hillary Clinton sewaktu mencalonkan diri sebagai presiden untuk Partai Demokrat. Dan untuk merancang operasi memenangkan Buttigieg dalam pemilihan pendahuluan di Iowa dan tentunya di beberapa negara bagian lainnya, para petinggi Partai Demokrat akan menggunakan tim cybersecurity dari Universitas Harvard (Harvard University’s Defending Digital Democracy project).

Menariknya, co-founder dari  Defending Digital Democracy adalah Robby Mook, mantan manajer kampanye Hillary Clinton pada pemilihan presiden pada 2016 lalu. Dari sinilah kemudian muncul sebuah firma bernama Shadwo Inc yang dikontrak oleh Partai Demokrat, untuk merancang teknologi yang merugikan bagi Bernie Sanders.

Yang lebih mencurigakan lagi, di dalam firma tersebut dikelola oleh para mantan anggota tim sukses Obama dan Hillary Clinton. Serta tim teknologi yang dibiayai oleh tim kampanyenya Pete Buttigieg.

Hendrajit, Pengkaji Geopolitik, Global Future Institute (GFI)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com