Lumbung Pangan Dunia dari Timur Nusantara

Bagikan artikel ini

Dasep Juarsa, Staf Peneliti Global Future Institute (GFI)

Kabupaten Merauke merintis pembangunan dengan bermodalkan beragam potensi yang dimiliki. Lahan pesawahan yang luas dan subur menjadi anugrah tersendiri bagi masyarakat Merauke. Keindahan dan kekayaan alam yang melimpah membuat bumi Merauke berjaya di esok hari.

Seperti yang ketahui, wilayah adnimistratif di Papua sebelum otonomi daerah merupakan daerah yang luas, sehingga pembangunan sulit dijangkau dan dinikmati oleh masyarakat. Fasilitas seperti jalan raya untuk memperlancar dan meningkatkan kegiatan ekonomi tidak dibangun sepenuhnya.

Namun pasca otonomi daerah dan pemekaran baik ditingkat provinsi dan kabupaten membuat konsentrasi pembangunan menjadi lebih fokus. Seperti yang terjadi di Kab. Merauke, secara Geografis Merauke memiliki luas 14,22 % dari Provinsi Papua. Kabupaten ini terdiri dari 20 distrik dengan 160 kampung, yang memiliki potensi alam yang belum tergarap sepenuhnya.

Masih banyak luas lahan pertanian yang belum tergarap.

Menurut Bupati Merauke Drs. Johanes Gluba Gebze, lahan-lahan tersebut nantinya akan dimamfaatkan sebagai industri pangan. “Betul masih banyak lahan-lahan yang belum digarap, lahan-lahan tersebut nantinya akan dimamfaatkan sebagai lahan industri pangan bersama dengan investor-investor yang barminat,” tuturnya.

Kab. Merauke Memiliki Sumber daya alam yang melimpah namun, harta karun ini belum diekploitasi secara optimal. Disamping keterbatasan finansial, sumberdaya manusia (SDM), serta infrastrukturnya pun belum mamadai.

Sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Kab. Merauke sangat bervariasi, mulai dari pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan sampai dengan pariwisata. Secara bertahap semua sektor SDA ini terus digali dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat. “Semua sektor sama pentingnya dan akan kami ekploitasi secara optimal demi untuk kesejahteraan masyarakat”, ujar  Bupati Merauke.

“Yang utama investor mana pun yang masuk ke Merauke harus menggandeng mesyarakat lokal sebagai mitra, membuka seluas-luasnya untuk investor asing untuk masuk, paling tidak dengan kehadiran investor tersebut dapat membuka lapangan kerja”, katanya.

Kabupaten Merauke merupakan wilayah perbatasan paling timur di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pembangunan di daerah ini semakin meningkat. Umumnya kemajuan ini  telah dirasakan oleh masyarakat. Gambaran peningkatan pembangunan tercermin pada perubahan besaran Produksi Domistik Regeonal Brotu (PDRB) baik secara nominal maupun pertumbuhan ekonomi.

Pada tahun 2000-2005 pertumbuhan rata-rata mencapai 9,46%. Pada 2005 mencapai 6,07%. Peningkatan paling mencolok dari sektor pertanian mencapai 2,71%, Sektor Perdagangan dan Perhotelan 1,07%, sektor Transportasi (pengangkutan) dan Komunikasi 0,82%, sementara 1,47% dari pertumbuhan ekonomi lain.

Selain itu tumbuhnya ekonomi di Kabupaten Merauke ini dapat dilihat dari PDRB per kapita yang mencapai 15,91%. PDRB per kapita tahun 2005 mencapai Rp. 8. 684. 980. pertumbuhan ini pun dapat dilihat dari angka indeks Pembangunan Sumber Daya manusia (IPM). Pada tahun 2004 angka IPM mencapai 63.33. angka tersebut diambil dari Angka Haparan Hidup (AHH) mencapai 60,9 per tahun. Angka melek hurup 85,6%, rata-rata sekolah 6,5 tahun setara dengan pengeluaran per kapita sebesar Rp. 579.100.

Pertanian

Umumnya di Papua lebih dominan dengan tanaman sagu, namun anehnya tanaman sagu jarang dijumpai di Daerah ini.  Tapi, di Merauke lebih dominan di lahan pesawahan. Tak salah jika pemerintah pusat menobatkan Kab. Merauke sebagai lumbung nasional bahkan dunia perbankan menobatkan Merauke sebagai lumbung padi dunia.

Berkat keuletan ketekunan Drs. Johanes Gluba Gebze sebagai kepala daerah, produksi pertanian seperti padi berhasil dikembangkan. Bahkan beberapa bulan lalu Pemerintah Pusat memberikan penghargaan atas keberhasilan dalam mengembangkan sektor pertanian.

Selain itu Kab. Merauke pun mengembangkan komiditi lain seperti, kedelai, palawija, kacang tanah, dan jagung. Lahan yang dimiliki Kab. Merauke masih luas dan belum digarap sepenuhnya.

Saat ini padi yang dihasilkan saat ini cukup untuk memenuhi daerahnya maupun untuk dikirim kedaerah sekitarnya. “Daerah Merauke memang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai wilayah industri pangan, karena alamnya yang subur serta didukung dengan perairan yang memadai,” ucap Johanes. Dikatakan potensial karena didukung oleh lahan yang subur dan luas, dan air yang memadai pasang surut sungai ini bisa dimamfaatkan sebagai sumber perairan.

Selain sukses dalam bidang pertanian Pemerintah Daerah Merauke yang sangat mencolok adalah dalam bidang pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan raya. Menurut Johanes pembangunan jalan di ibukota kecamatan maupun kota kabupaten akan diprioritaskan. “Ini untuk memudahkan mobilitas warga dalam beraktifitas, jalan raya adalah sarana utama dalam mengembangkan roda perekonomian,” katanya.

Dengan dibangunnya jalan tentunya masyarakat akan merasakan manfaatnya secara langsung untuk membuka lapangan kerja disektor informal. Selain itu akan mempermudah masyarakat mengakases segala kebutuhannya. Sehingga dengan begitu hasil produksi masyarakat baik itu pertanian, perkebunan dan lainnya secara otomatis akan meningkat.

Sebut saja tanaman padi sebagai komuditas unggulan mengalami peningkatan sangat menakjubkan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan itu bisa mancapai 10% setiap tahun. Dilihat dari keberhasilan dibidang pertanian, bahwa Pemkab. Merauke tidak main-main dalam mewujudkan misi pemerintah pusat dalam mewujudkan swasembada pangan.

Kabupaten Merauke Menuju Lumbung Pangan Dunia

Bupati Merauke Johanes Gluba Gebze dalam makalahnya  potensi pertanian Kab. Merauke  menuju lumbung pangan dunia bukan suatu hal yang mustahil diwujudkan mengingat potesi alam Merauke sangat subur dan luas.

Puluhan pebisnis nasional, dan masyarakat petani sangat antusias mendengar paparan singa angropolitan dari timur itu. Walaupun lanjut Gebze animo masyarakat kini semakin menurun mengingat harga gabah tak menentu. Namun Gebze berharap pemerintah tetap memperhatikan dan menetapkan harga gabah yang layak agar petani merasa dihargai.

Pertanian sebagai solusi untuk meningkatkan taraf hidup yang layak. Yang terpenting menyulut semangat kepedulian cinta pertanian bagi masyarakat dan bangsa karena bagi manapun bangsa Indonesia adalah negara agraris. Perhatian terhadap sektor pertanian seharusnya  prioritas utama.

Gebze menjelaskan Tuhan memberikan Anugrah yang dahsyat bagi daerah Merauke, terbukti Merauke memiliki potensi lahan yang besar di Nusantara. Ini merupakan  dukungan bagi cita-cita Merauke menjadi lumbung pangan dunia sangatlah mungkin apabila benar-benar potensi ini dikembangkan. Lanjut Gebze kedepannya Merauke akan dijuluki sebagai  singa agropolitan dari timur Nusantara.

“Dalam diri saya bergelora untuk membangun pertanian. Saya mengajak seluruh masyarakat berpartisipasi membangun dan menjadikan pertanian sebagai sektor utama,” katanya.

Jika melihat ulang sejarah dari pemerintahan Hindia Belanda Merauke dijadikan Onderadeling atau sebagai lumbung pangan untuk wilayah Nederlandsche Nieuw Guinea dan Pacifik yang berbasis padi yang dirintis sekitar tahun 1953. secara khusus proyek ini dinamakan “Proyek Padi Kumbe” yang berlokasi di wilayah Kurik.

Proyek ini dikelola secara khusus dengan mekanisme modern dari hulu ke hilir yang di duking oleh alat cukup modern dan saluran irigasi yang lengkap dengan memanfaatkan sungai Rawa Mayo.

Dari pengalaman inilah kemudian menjadi inspirasi untuk mengembangkan daerah ini sebagai salah satu kawasan sentra produksi padi yang handal bagi Kabupaten Merauke dengan memanfaatkan hamparan tanah datar yang sangat luas di sepanjang kiri kanan alur DAS (Daerah Aliran Sungai) yang didukung dengan penempatan tenaga transmigran asal Jawa.

Namun satu hal yang patut disayangkan bahwa seluruh aset peninggalan proyek padi Kumbe tidak diteruskan bahkan dibiarkan terlantar, padahal proyek ini pada masa itu pernah menjadi proyek yang sangat populer di kawasan pasifik karena  dapat memproduksi beras berkualitas ekspor.

Satu hal yang paling menekan, setelah integrasi Papua kepangkuan NKRI kemudian ditinggalkan dan saat ini tinggal kenangan meskipun ditempat yang sama sedang berlangsung kegiatan pertanian dalam skala yang cukup besar. Namun pengelola lahan pertanian di kawasan tersebut masih manual, hanya mengandalkan tenaga manusia.  Padahal sebelumnya di tempat itu pernah berlangsung kegiatan pertanian yang dikelola secara  modern.

Untuk mewujudkan program ini,   Pemerintah Daerah dan masyarakat petani serta swasta lokal di Kabupaten Merauke telah menbulatkan tekad dengan motto, “Isakod Kai Izakod Bekai (Satu Hati Satu Tujuan)”  menjadikan Kabupaten Merauke sebagai lumbung  pangan Nasional dan Lumbung Dunia yang dituangkan  dalam  visi misi Kabupaten Merauke sebagai Kabupaten Agropolitan. Rencananya Agrowisata dan agro industri ini akan dijabarkan kedalam penyusunan master plan kawasan pertanian dalam bentuk kawasan-kawasan sentra produksi (KSP) yang berbasis tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan

Perkebunan

Fungsi Hutan.

Kawasan hutan Kabupaten Merauke berdasarkan Peta Kawasan Hutan dan Perairan terbagi ke dalam 5 fungsi yaitu hutan Kawasan suaka alam, hutan lindung, hutan produksi, hutan produksi konversi dan Areal penggunaan lain. Areal penggunaan lain (APL) meliputi luasan ± 180.376 ha (4,1 %) yang merupakan pusat-pusat pemukiman distrik dan daerah transmigrasi di Distrik Muting, Kurik dan Merauke.

Hutan Suaka alam terdapat di 3 lokasi yaitu 1). Cagar Alam Yos Sudarso di setengah bagian P. Dolak Distrik Kimam dan pulau-pulau sekitar, 2). Cagar Alam Bupul yang merupakan daerah danau rawa pada hulu Sungai Kumbe meliputi 3 Distrik (Kurik, Muting dan Merauke) dan 3) Cagar Alam Wasur di Distrik Merauke. Hutan produksi sebagian besar berupa HPK dialokasikan pada bagian barat kabupaten meliputi Distrik Kimam dan Distrik Okaba.

Vegetasi. 

Total luas Kabupaten Merauke ± 4.372.942 ha, dimana kondisi penutupan vegetasi sebagian besar berupa areal non hutan yaitu seluas ± 1.953.513 ha (44,7 %), berupa padang savana seluas ± 1.057.888 ha (24,2 %) dan semak belukar seluas 665.617 ha (15,2 %).
Padang savana dan semak belukar rawa banyak terdapat pada Distrik Merauke (SM Wasur), Okaba dan Kimam (CA Yos Sudarso). SM Wasur sebagian besar berupa padang savana, demikian halnya CA Yos Sudarso di Distrik Kimam sebagian besar berupa semak belukar dan padang savana. CA Bupul memiliki penutupan vegetasi yang masih baik (berhutan).

Pengusahaan Hutan di Kabupaten Merauke

Kawasan hutan produksi kabupaten Merauke seluas ± 1.091.967 ha (72 %) sebagian belum dibebani hak pengusahaan hutan. Sedangkan HPH yang beroperasi di Kabupaten Merauke yaitu 1) PT. Artika Optima Inti U. IV, SK HPH No. 650/Kpts-II/95 tanggal 30 Nopember 1995, 2). PT. Prabu Alaska U. II, SK HPH No. 180/Kpts-II/1991 tanggal 02 Maret 1991. Potensi tegakan di HPH/IUPHHK di Kabupaten Merauke sebagai berikut :

Saat ini tercatat ada sekitar 37 investor yang sudah melirik untuk investasi. Namun baru 2 investor yang sudah melakukan kegiatan yaitu Medco Group dan PT. Sawit Nusa Timur. Kegiatan perkebunan kelapa sawit ini akan mencakup areal tanam seluas 30.000 ha. Lahan 30.000 ha ini akan dilakukan penanaman secara bertahap, 2 4000 ha/tahun.

Rencananya akan dibangun pabrik kelapa  dengan kapasitas produksi 130 ton  dan akan menyerap tenaga kerja sekitar 7300 orang. Lokasi Pabrik PT. Sawit Nusa Timur ini akan ditempatkan di Distrik Jagebob.

Sementara itu rencana pembangunan industri Kayu Serpih & Pulp  belokasi di kampung Kansulepe Distrik Kaptel Kabupaten Merauke. Proyek ini digarap oleh PT. Medcopapua Industri Lestari,  dengan kapasitas produksi kayu serpih  9.000.000 ton/tahun, dan pulp 2.000.000 ton/ tahun. Sebagai bahan baku akan dipasok oleh HTI dari PT. Selaras Inti Semesta berupa kayu log sekitar 10 juta ton/ tahun.

Luas areal HTI (hutan Tanaman Industri) 259.00 ha. Saat ini areal tersebut dikuasai PT. Selaras Inti Semesta. Luas area tersebut mencakup kawasan distrik Muting, Animha, Kurik dan Kaptal
Tenaga kerja yang terserap pada industri tersebut 10.000 tenaga kerja. Rencanannya perekrutan akan dilakukan  dua tahap. Perekrutan tahap kontruksi 2000 orang, perekrutan tahap oprasional 8000 orang.

Bank Mandiri Tertarik Bantu Program Merauke Menuju Lumbung Dunia

Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk. Agus DW Martowardoyo tertarik dengan Program Kabupaten Merauke program mencanangkan Kab. Mrauke sebagai lumbung dunia. Ketertarikan itu terlihat saat  Bupati Merauke, Johanes Gluba Gebze pada 5 Mei lalu diundang secara resmi ke Kantor Pusat Bank Mandiri Jl. Gatot Subroto, Jakarta untuk membicarakan program langkah lebih lanjut.

Bupati Gebze didampingi ketua DPRD Daniel Walinaulik, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Staf memenuhi undangan tersebut. Selanjutnya  Johanes selalu Bupati memaparkan materi.  Pada pertemuan itu hadir pula dewan direksi Bank Mandiri. Hampir dua jam Johanes memaparkan program tersebut. Keakraban dan keseriusan menghiasi pertemuan itu, Agus DW Martiwarjo mengharapkan Bank Mandiri menjadi mitra dan bagian dari tim program tersebut.

Johanes menjelaskan keterlibatan semua pihak termasuk dunia Perbankan tentunya sangatlah diharapkan, harapannya lanjut Gebze, program ini segera diakomodir dan segera dilaksanakan oleh instansi terkait dalam hal ini Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Merauke.

“Dukungan dunia Perbankan sangat diharapkan demi terwujudnya program ini. Saya berharap rencana ini segera diakomodir oleh Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Merauke” katanya.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com