Meruntuhkan “Teori Indianisasi” atas Peradaban Besar Bangsa Nusantara Mahawangsa (Bagian 2)

Bagikan artikel ini

Daun Lontar Yogyakarta

Tulisan kecil ini saya persembahkan untuk bangsa serumpun Indonesia Malaysia,Singapura,Brunai,Thailand, Vietnam (Campa), Philipina (Maharlika), Madagaskar (Malagasi) khususanya bangsa rumpun Melayu yg berdiam di Asia Tenggara (Nusantara/Polynesia)

Begitu banyak pengklaiman sejarah, arkeologis, budaya dan bahasa yang dimunculkan berbagai pihak terutama orang-orang Cina dan India konservatif yang tinggal di Indonesia.

Beberapa klaim identitas bangsa Nusantara mulai dari hal yang kecil sampai kepada pengklaiman yang sangat fundamental yang dapat menghancurkan nilai fundamental seperti genetis, ideologi, budaya, sejarah dll.

Klaim-klaim tersebut bahkan lebih ironi menjangkiti orang-orang akademik pribumi Indonesia yang juga ikut-ikutan latah yg seharusnya mereka membentengi diri mreka bkn justru asyik bermain dalam pusaran akademik yg penuh aroma politik dan kapitalistik ini. Sebagai seorang akademik seharusnya mreka lebih ketat dalam menganalisis sebuah data jika itu berkaitan dgn nilai kebangsaan.

Sebagaimana klaim budaya pembuatan kapal di Nusantara yang selama ini diasumsikan beberapa sejarawan amatiran. Dalam kajian itu mreka mengasumsikan bhw budaya pembuatan kapal Nusantara dipengaruhi oleh bangsa India atau dikenal kemudian sebagai “Teori Indianisasi”.

Padal dalam temuan terbaru bhw eori Indianisasi terkait dengan tekhnologi pembuatan kapal telah terbantahkan oleh temuan Tom Hoogervosrt dalam penelitiannya (2013). Hoogervirst seorang pakar sejarah bidang arkeologi kelautan di University Oxford Inggris dan Leiden University Belanda dengan judul penelitiannya “Southeast Asia in the ancient Indian ocean world combining historical linguistic and archaeological approaches”.

Penelitian antardisiplin antara arkeologi dan linguistik atau dikenal sebagai arkeolinguistik ini menyimpulkan bahwa tekhnologi kapal di India mengadopsi dari teknologi bangsa Nusantara. Fakta-kata tersebut berdasarkan atas ditemukannya banyak leksikon atau kosakata Nusantara yang diserap dalam tatacara tekhnologi pembuatan kapal yang terdapat di India.

Asumsi ini tentu meruntuhkan anggapan kita selama ini yang menganggap bahwa kapal-kapal Nusantara pada masa lalu sebagai hasil dari alih teknologi dari India. Bahkan kapal bercadik yang terdapat di relief candi Borobudur secara gegabah dianggap sebagian ahli sejarah sebagai kapal Nusantara hasil adopsi dari tekhnologi India.

Anggapan ini tentu merupakan sebuah ironi bagi bangsa Melayu Nusantara sendiri yang menunjukkan bahwa kita telah kehilangan kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa besar yang tentu berdampak berat terhadap pembangunan jati diri bangsa sebagai Melayu Nusantara Mahawangsa!

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com