Museum KAA Kembali Mendapat Penghargaan sebagai Museum Terbaik

Bagikan artikel ini

Rusman, Peneliti Global Future Institute (GFI)

Museum Konferensi Asia Afrikan (Museum KAA) kembali mendapatkan penghargaan sebagai museum terbaik kementerian/lembaga/TNI/Polri/Universitas/BUMN.Penghargaan diberikan dalam acara penganugerahan Pelestari Cagar Budaya dan Permuseuman 2015 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada Jumat (2/10/2015) di Taman Sunken, Museum Nasional.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Direktorat Cagar Budaya dan Permuseuman ini merupakan wujud apresiasi yang diberikan pemerintah kepada perorangan hingga institusi swasta maupun institusi pemerintah yang telah berkontribusi dan bekerja keras dalam melindungi serta melestarikan cagar budaya dan permuseuman di Indonesia.

Penghargaan diberikan oleh satuan Direktur Jenderal Kebudayaan, Kacung Marijan, yang mewakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Sedangkan Direktur Pelestari Cagar Budaya dan Museum, Widianto, pada Kamis malam (1/10/2105) mengatakan, satu diantara kriteria yang dinilai untuk penghargaan museum terbaik ini adalah kondisi museum yang tidak kuno, baik itu fisik maupun non-fisik.

Menurutnya, hal ini agar mendorong citra positif museum di masyarakat yang tidak hanya dipandang sebagai tempat untuk melestarikan serta memamerkan benda koleksi atau kuno tetapi juga sebagai sarana edukasi, rekreasi, dan studi.

Di era museum pasca-modern saat ini, selama lebih dari 4 tahun, melalui program participatory public dan community development yang dimiliki, Museum KAA senantiasa berupaya melibatkan peran serta masyarakat dalam proses interpretasi koleksi. Dengan berbagai kegiatan serta inovasi yang diwadahi dalam sebuah portal yang disebut Sahabat Museum Konperensi Asia Afrika (SMKAA), beragam perspektif akan Nilai-nilai KAA muncul dalam wujud aneka karya, seperti puisi, buku, foto, ilustrasi gambar, serta bermacam kegiatan edukatif dan kreatif. Hal ini tentunya sangat mendorong peran museum sebagai sarana pembelajaran aktif bagi kalangan lintas segmen.

Interpretasi koleksi Museum KAA yang bersifat intangible melalui SMKAA juga terbukti efektif mendorong peningkatan pemahaman masyarakat, khususnya generasi muda di Kota Bandung akan sejarah perjuangan diplomasi Indonesia. Peningkatan tersebut berdampak positif pada peran Museum KAA sebagai instrumen diplomasi publik dalam membangun citra dan menanamkan opini publik untuk meraih dan menggalang dukungan baik dari dalam dan luar negeri.

Selain Museum KAA, terdapat 3 museum lainnya yang juga mendapatkan penghargaan untuk bidang anugerah permuseuman pada malam penganugerahan tersebut. Ketiganya adalah Museum Provinsi Sumatera Utara untuk kategori Museum Negeri Provinsi Terbaik, Museum 10 November Surabaya sebagai Museum Kabupaten/Kota Terbaik, dan Agung Rai Museum of Art (ARMA) sebagai Museum Swasta Terbaik.

Sementara itu, pada bidang anugerah permuseuman ini diberikan pula penghargaan kepada Pemerintah yang dinilai paling peduli terhadap Museum di tanah air. Adapun untuk kategori Pemerintah Peduli Museum ini penghargaan diberikan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Seperti diketahui, penghargaan yang diterima Museum KAA merupakan penghargaan kedua sepanjang 2015. sebelumnya Komunitas Jelajah memberikan penghargaan kepada Museum KAA untuk kategori Fun Museum. Bahkan pada 2014, Komunitas Jelajah juga memberikan penghargaan kepada Museum KAA untuk kategori Friendly Museum.

Pemberian penghargaan kategori Fun Museum karena aspek penilaian ditekankan pada atmosfer museum yang dianggap mampu memberikan fantasi, imajinasi, serta kesesuaian kontekstual masa kini antara benda atau koleksi dengan media yang disajikan kepada para pengunjung maupun partisipan museum. Sedangkan untuk penghargaan Friendly Museum, penilaian diberikan terhadap aspek afeksi dan sosial Museum KAA, khususnya dalam hal membuat dan menjalankan program yang melibatkan masyarakat baik itu dalam lingkup eksternal maupun internal. (TGR/KLN)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com