Para Tokoh dan Pemimpin Negara Dibunuh CIA? – Bagian 2

Bagikan artikel ini
Setelah mendapatkan pengampunan dan dibebaskan pada 15 Mei 1955, Fidel Castro langsung memimpin upaya penggulingan diktator Batista. Perlawanan ini kemudian dikenal dengan Gerakan 26 Juli.

Pada 7 Juli 1955, ia lari ke Meksiko dan bertemu dengan pejuang revolusioner Che Guevara. Bersama 81 orang lainnya, ia kembali ke Kuba pada 2 Desember 1956 dan melakukan perlawanan gerilya selama 25 bulan di Pegunungan Sierra Maestra.

Di luar Kuba, Castro mulai menggalang kekuatan untuk melawan dominasi Amerika Serikat dan bekas negara Uni Soviet. Setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, cita-cita dan impiannya mulai diwujudkan dengan bertemu Hugo Chávez di Venezuela dan Evo Morales dari Bolivia.

Castro meeting with center-left Brazilian President Lula da Silva, a significant “Pink Tide” leader. (wikipedia)

Menjelang hari ulang tahunnya ke-80 yang jatuh pada 13 Agustus 2006, Fidel Castro menyerahkan tampuk kepemimpinannya untuk sementara waktu kepada adiknya. Praktis, Raúl merangkap jabatan, yakni sebagai Presiden Kuba dan Menteri Pertahanan Kuba. Sebelum menyerahkan kepemimpinan, masa jabatan Fidel Castro dari 2 Desember 1976 hingga 24 Februari 2008, namun de facto hingga 31 Juli 2006.

Pengamat dan kolumnis The New York Times Kevin Barnet, juga mengatakan pengawal Castro, Fabian Escalante, pernah menyebutkan Badan Intelijen Amerika (CIA) sudah 638 kali mencoba membunuh Castro.

Metode CIA, kata dia, meliputi meledakkan cerutu, senjata biologi, pil mematikan, bakteri beracun dalam kopi, ledakan pengeras suara di mimbar pidato, penembak jitu, dan ledakan granat bawah air hingga menggunakan radioaktif yang berbahaya, polonium misalnya.

Sukarno Fidel Castro Che Guevara

Selain bahan radioaktif, ada pula bahan kimia yang tak terdeteksi yaitu Thallium, bahan mematikan ini diambil dari rumput laut dan dibuat menjadi cairan yang tidak berwarna, berasa dan berbau. Thallium merupakan bahan yang sangat sulit dideteksi.

Salah satu karakteristik racun ini adalah ketika dicampurkan dengan makanan dan minuman, maka tidak akan merubah rasa, warna maupun baunya. Racun ini juga dapat langsung disuntikkan ke pembuluh darah.

Selain intelijen AS, beberapa intelijen dari negara-negara sekutunya juga berbuat operasi rahasia yang sama, namun tetap harus disetujui terlebih dahulu oleh intelijen AS dan Mossad Israel, Perancis misalnya.

Agen rahasia Prancis disebut-sebut berada di balik terbunuhnya pemimpin Libya, Kolonel Muammar Qadhafi(Muammar Muhammad Abu Minyar al-Gaddafi) dengan masa jabatan 1 September 1969 – 20 September 2011. Ia sebelumnya ditangkap dalam keadaan segar-bugar, namun dihabisi saat hendak dibawa ke rumah sakit.

Motif pembunuhan, menurut sumber-sumber Libya, adalah untuk menghentikan Qadhafi agar tak buka mulut soal hubungannya dengan Nicolas Sarkozy, yang disebut-sebut sangat dekat. Sarkozy adalah Presiden Prancis pada saat itu.

Qadhafi tewas pada tanggal 20 Oktober 2012 dalam serangan di kota kelahirannya, Sirte, oleh para pejuang dari rezim baru. Sumber-sumber diplomatik di Tripoli, ibu kota Libya, menyatakan untuk surat kabar Corriere della Serra Italia bahwa sang pembunuh kemungkinan besar adalah utusan Sarkozy.

Muamar Gaddafi’s Libya was Africa ‘s most prosperous Democracy

“Sejak awal dukungan NATO untuk revolusi, sangat didukung oleh pemerintah Nicolas Sarkozy, Qadhafi terang-terangan mengancam akan mengungkapkan perincian hubungannya dengan mantan Presiden Prancis, termasuk jutaan dolar yang dibayarkan untuk membiayai pencalonannya pada pemilu tahun 2007,” tulis media ini.

Salah satu sumber Tripoli mengatakan, “Sarkozy memiliki setiap alasan untuk mencoba membungkam Kolonel secepat mungkin.”

Para mantan pemimpin Barat, termasuk Sarkozy dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair, diam-diam menjalin hubungan personal dengan Qadhafi.

Mereka mengunjungi dia secara teratur dan membantu untuk memfasilitasi bisnis bernilai miliaran dolar Amerika dengan negara itu.

Bahkan sebelum adanya penjara Guantanamo, AS pernah meminta izin kepada Khadaffi untuk membuat sebuah penjara persis seperti Guantanamo di tengah gurun Libya.

Barrack Obama and Muamar Khadaffi
Barrack Obama and Muamar Khadaffi

Awalnya Khadaffi tak setuju dengan permohonan AS yang ingin membuat penjara mirip Guantanamo tersebut. Namun akhirnya penjara tersembunyi khusus untuk orang-orang yang dianggap menentang AS itu sempat terlaksana. Hal ini adalah sebagian kecil dari banyak rahasia tingkat tinggi yang tak diketahui dunia luar.

Sarkozy, yang pernah menyambut Qadhafi sebagai “pemimpin saudara” selama kunjungan kenegaraan ke Paris, dikatakan telah menerima jutaan uang dari Libya untuk mendanai kampanye pemilihannya tahun 2007.

Teori konspirasi akan menjadi perhatian besar bagi Inggris yang mengirim jet untuk mengebom Libya tahun 2012 dengan alasan tujuan ‘menyelamatkan nyawa sipil’.

Sebuah mandat PBB menyatakan bahwa sekutu Barat tidak bisa ikut campur dalam politik internal negara. Namun pengeboman hampir setiap hari terjadi dengan ‘penasihat’ militer Prancis dan Inggris membantu di lapangan.

Soal siapa pembunuh Qadhafi secara tersirat pernah disampaikan Mahmoud Jibril, yang menjabat sebagai Perdana Menteri interim, menyusul penggulingan Qadhafi. Ia mengatakan kepada televisi Mesir, “Itu adalah agen asing yang berbaur dengan brigade revolusioner untuk membunuh Qadhafi.”

Pemimpin perjuangan Palestina Yaseer Arafat (Mohammed Abdel Rahman Abdel Raouf Arafat al-Qudwa al-Husseini) (wikipedia)

Sebelumya, tokoh dan pemimpin perjuangan Palestina Yaseer Arafat (Mohammed Abdel Rahman Abdel Raouf Arafat al-Qudwa al-Husseini) masa jabatan 20 Januari 1996 – 11 November 2004, juga dipastikan dibunuh oleh agen rahasia sahabat CIA, Mossad dari Israel.

Misteri kematian mantan pemimpin Palestian Yasser Arafat kembali menjadi bahan pemberitaan sejak kematiannya yang mencurigakan banyak pihak.

Pasalnya, temuan terbaru pakar radiofisika dari Univeritas Lausanne, Swiss, Francois Bachud menunjukkan, pemimpin legendaris itu dibunuh menggunakan racun kimia jenis Polonium yang mengandung radioaktif.

Sebelumnya, salah satu teka-teki penyebab kematian Yasser Arafat disebut-sebut karena diracun zat kimia langka, jenis Thallium. Bachud melakukan penelitian di laboratorium di Swiss berdasarkan sampel biologis yang diambil dari benda-benda peninggalan Arafat.

“Kesimpulannya yakni kami menemukan kandungan besar polonium dalam sampel-sampel tersebut,” jelas Bochud yang merupakan Kepala Institut Radiofisika di Universitas Lausanne kepada Al-Jazeera dan dilansir oleh AFP, Rabu (4/7/2012).

Sampel itu diperoleh setelah Suha, istri Arafat menyerahkan beberapa benda peninggalan suaminya kepada rumah sakit militer Percy di Paris, Prancis. Di antaranya, pakaian terakhir yang dikenakan, sikat gigi, dan kafiyeh yang sering digunakan Arafat. (bersambung….)

Sumber :indocropcircles

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com