Pembelian Hak Participating Rio Tinto Bukan Saham Freeport Indonesia

Bagikan artikel ini

Beli saja Freeport Mc Moran bukan justru membeli participating Rio Tinto. “Ini gila. Karena itu (participating Rio Tinto — red.) bukan saham,” kata Salamudin Daeng, peneliti ekonomi politik Universitas Bung Karno, dalam Diskusi Akhir Tahun 2017 yang digagas Global Future Institute dan Lembaga Studi Informasi Strategis (LSISI) bertajuk Peran Media Menyorot Papua dari Perspektif Polkam, Sosial Ekonomi dan Media Massa, Kamis (28/12/2017), di Jakarta.

Menurut penuturannya, pihak KESDM hendak  membeli Participating Rio Tinto sebesar Rp 53 Triliun. “Dananya akan diambil dari tiga BUMN,” ujar Salamudin. Barangkali  rakyat Indonesia dianggap bodoh semua.

Anehnya, lanjut Salamudin, ide Menteri ESDM tersebut justru disupport oleh anak buahnya.

Diketahui, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan berkeinginan membeli saham PT Freeport Indonesia sebesar 51%. Karena itu, Jonan berinisiatif untuk membeli hak partisipasi perusahaan lain yang telah bekerja sama dengan Freeport sehingga menjadi milik nasional. Dalam hal ini adalah hak partisipasi Rio Tinto sebesar 40 persen.

“Untuk mencapai 51 persen, 40 persen participating interest Rio Tinto itu akan diakuisisi oleh BUMN yang ditugaskan oleh pemerintah Indonesia, bersama-sama dengan BUMD dan suku-suku besar yang terkait dengan operasi Freeport Indonesia,” kata Jonan.

Dia melanjutkan, selain mencaplok hak partisipasi Rio Tinto, saham Freeport Indonesia sebesar 9 persen yang dibeli Freeport McMoran dari PT Indocopper ‎juga akan diakuisisi pihak nasional.

“Selanjutnya, kepemilikan saham FCX (Freeport McMoran) di PT Indocopper Investama sebesar 9 persen, juga akan dibeli oleh pemerintah Indonesia, sehingga totalnya kurang lebih akan mencapai 51 persen,” ungkap Jonan.‎

Acara diskusi akhir tahun yang dimulai pukul 13.00 WIB dan dipandu oleh Direktur Eksekutif Global Future Institute-(GFI), Hendrajit, juga menghadirkan pembicara lain. Sebut saja misalnya, Letjen (purn) TNI Soeharto, M. Djoko Yuwono, Wartawan Senior dan Budayawan dan Budi Setyarso, Pemimpin Redaksi Koran Tempo.

Soeharto menyoroti soal Papua. “Papua adalah sesuatu yang diinginkan oleh AS,” kata Soeharto. Total jumlah tambang emas yang berada di Tanah Air berjumlah 69 tambang.

Selayaknya, imbuh Soeharto, warga Papua yang berjumlah 3 juta dapat menikmati kesejahteraan berkat sumber daya alam yang dimilikinya. Istilahnya, bisa mengamankan wilayah dengan kesejahteraan sehingga Indonesia kuat dan mandiri.

Sementara peserta diskusi terdiri dari berbagai kalangan, yaitu Perguruan Tinggi, LSM, Lembaga Kajian Nusantara dan kearifan lokal, Ormas dan pelaku media, baik cetak maupun daring (online). (Sofyan)

Sumber: Indopetronews.com

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com