Pengembangan Persenjataan Nuklir Cina Berpotensi Menimbulkan Konflik Internasional

Bagikan artikel ini

Komentar pembaca untuk artikel berjudul:

Potensi Perkembangan Persenjataan Nuklir Cina Semakin Mengkhawatirkan (Bagian I)

Dilihat dari perspektif realisme, adalah hal yang wajar ketika suatu negara meningkatkan kapabilitas militernya jika memungkinkan. Dalam perspektif realisme, negara yang mengabaikan sistem pertahanannya akan membahayakan kelangsungan negara itu sendiri, karena hubungan di antara negara-negara adalah hubungan survival dalam sistem anarki.

Sistem internasional yang anarkis mengharuskan negara-negara untuk self-help dengan memperkuat sistem pertahanannya. Dengan demikian, adalah hal yang wajar—dari perspektif realisme—ketika Cina mengembangkan persenjataan nuklirnya. (Beda halnya ketika Cina tidak meningkatkan kapabilitas militernya sekalipun ia mampu melakukannya. Ini akan sulit dijelaskan dengan perspeltif realisme.)

Pengembangan persenjataan nuklir yang dilakukan oleh Cina tentu berpotensi menimbulkan konflik internasional. Karena bagaimanapun tak ada jaminan Cina hanya akan menggunakannya dalam kerangka defensif.

Ditambah lagi fakta bahwa Cina belakangan ini cukup agresif di Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan. Bagaimana perspektif realisme merespons kondisi ini?

Merujuk pada Scott Burchill dan Andrew Linklater dalam Theories of International Relations (Bab Realisme dan Neorealisme), cara untuk meminimalisasikan konflik tersebut adalah dengan menciptakan keseimbangan kekuatan antar negara dalam sistem internasional. Dengan perkataan lain, mencegah satu negara memiliki kekuatan yang lebih besar.

Catatan: Untuk pembaca non-HI, perlu diklarifikasi bahwa realisme yang dimaksud di sini adalah realisme dalam studi Hubungan Internasional (HI), yaitu pendekatan atau perspektif yang menekankan sentralitas dan kemanunggalan negara sebagai aktor hubungan internasional, dan hubungan di antaranya sebagai hubungan survival atau untuk bertahan, dalam sistem anarki.

Anarki yang dimaksud di sini pun anarki yang dipahami pengkaji HI, terutama neorealis, yaitu situasi ketiadaan super aktor di dunia internasional, sehingga tidak ada yang bisa mencegah negara menyerang negara lainnya. Dalam studi HI ada beberapa macam realisme, dan realisme yang penulis gunakan dalam tulisan ini lebih condong ke neorealisme atau realisme struktural.

Imam Nawawi, Mahasiswa jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Satya Negara Indonesia

 

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com