Pergantian Zaman Dalam Metode Sejarah

Bagikan artikel ini

Annisa Sathila K, Mahasiswi Studi Banding dari Universitas Nasional, Jakarta

Tugas 3 Filsafat Ilmu | Sejarah : The History of Historical Method

Pergantian Zaman dalam Metode Sejarah

Berikut ini terdapat beberapa bergantian zaman pada sejarah penyusunan metode sejarah, yaitu:

Zaman Yunani Kuno
Pada zaman ini belum ditemukan adanya penulisan sejarah, sejarah tidak ditemukan dimana pun dalam konsep sistem ilmu pengetahuan. Tokoh-tokoh sejarawan pada masa ini antara lain Aristoteles, Herodotus, Thucydides, Xenophon, dan Polybius. Aristoteles percaya bahwa sumber material diperlukan untuk pengaturan sejarah ilmiah. Herodotus merupakan Bapak Ilmu Sejarah. Thucydides, perang Peloponnesianya dianggap sebagai karya perdana dari sejarah didaktik . Xenophon adalah seorang yang popularitasnya berada di bawah ketiga sejarawan utama sebelumnya. Dan Polybius adalah seorang pragmatis yang senang meneliti tentang penyebab sejarah.

Zaman Romawi
Terdapat tiga tokoh utama sejarawan yang terkenal, yaitu Sallust, Livy, dan Tacitus. Sallust adalah pencari kebenaran namun gagal dalam menyebut sumber dan teledor dalam penyusunan kronologis. Livy mahir dalam penggambaran psikologis karakter dan pemaparannya, meskipun terdapat kekurangan dalam pencarian dokumen, pengujian metodis, seleksi kritis, dan dia sangat tertarik pada retorika. Tacitus mempunyai prospek yang tinggi dan menyukai kebenaran. Namun dia juga dipengaruhi oleh semangat kepartaian. Dan Josephus (sejarawan yahudi), pernyataannya sering membutuhkan verifikasi lanjutan.

Zaman Medhival
Dimulai dalam karya dalam jaman kristen kuno. Beberapa tokohnya adalah Eusebius, Gregory of Tours, Venerable Bede, Otto Freising, Salujan, Matius, Froissart, dan Philip de Commines. Salujan menulis dalam The Gubernation Dei dimana terjadi kebingungan ekonomi dan moral yang terjadi setelah adanya invasi dari kaum bar-bar pada abad ke-5. Dia mempercayai bahwa disintegrasi kekaisaran Romawi adalah akibat dari perbuatan bangsa barbarian.

Italian Renaissance (Age of Humanism)
Melihat bahwa sejarawan kristian dan sekuler (atau bahkan pagan), ada untuk memenuhi lembaran sejarah.

Abad ke-16 sampai Abad ke-18
Setiap kritik yang diberikan oleh reformasi protestant. Juga melihat munculnya Bollandists. Para bollandist terlibat dalam “Diplomatik Belle”, yaitu kontroversi akademis antara sarjana Jesuit dan Benedictine yang melibatkan keuntungan tetap dalam sejarah dan membuka jalan untuk sumber-sumber analisis. Yang terpenting dari insiden ini adalah lahirnya konsep “De re diplomatica” yang meletakkan dasar ilmu diplomatik dan paleografi.

Akhir abad ke-18 sampai abad ke-19
Metodologi membuat kemajuan karena berbagai sebab. Johan Herder membuka jalan untuk konsep evolusi genetik atau sejarah. Barthold Niebohr menekankan bahwa historigrafi punya kewajiban untuk hati-hati dalam melihat sejarah, baik dari sudut pandang maupun bukti. Terdapat gerakan romantisme, yaitu gerakan yang merupakan reaksi terhadap rasionalisme Age of Reason.

Zaman Modern
Dipengaruhi oleh Bapak Sejarah Modern, Leopold Van Ranke, yang ajarannya “pergi pada sumber yang tepat” menghasut kultus dokumen dalam sejarah modern. Dia meyakini akan pentingnya kebebasan politik di negara modern. Pada masa ini dilihat munculnya koleksi yang mengatasi rintangan utama, yaitu ketidakadaan sumber yang diperlukan, yang sering terkubur dalam arsip publik atau swasta. Teknologi semakin berkembang pada zaman ini.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com