Progres Ekonomi Indonesia di Bawah Pemerintahan Jokowi-JK (2014-2105)

Bagikan artikel ini
Berikiut 19 indikator ekonomi penting Indonesia dari 2014 sampai akhir 2015:
  1.  PENDUDUK = 251 juta jiwa menjadi 255 juta jiwa
  2.  PENDAPATAN PER ORANG = USD 3,541 menjadi USD 3,379
  3.  PERTUMBUHAN EKONOMI = 5 % menjadi 4,8 %
  4.  PENGANGGURAN TENAGA KERJA = 3,9 % menjadi 6,2 %
  5.  TiNGKAT KONSUMSI (variasi tahunan) = 5,2 % menjadi 5,0 %
  6.  NILAI RUPIAH per USD = Rp 12,385 menjadi Rp 13,788
  7.  EKSPOR = USD 176 milyar menjadi USD 150 milyar
  8.  IMPOR = USD 178 milyar menjadi USD 143 milyar
  9.  NERACA DAGANG = Minus USD 2,5 menjadi USD 7,6 milyar
  10.  NERACA BERJALAN (% dari PDB ) = – 3,1 menjadi – 2,1 %
  11.  UTANG LUAR NEGERI (% dari PDB) = 33 % menjadi 36 %
  12.  UTANG PUBLIK (% dari PDB) = 24,3 % menjadi 27,5 %
  13.  PASAR MODAL (variasi tahunan) = 22,3 % menjadi minus 12,1 %
  14.  CADANGAN DEVISA = USD 112 milyar menjadi USD 106 milyar
  15.  NERACA FISKAL (% dari PDB) Minus 2,1 % menjadi minus 1,9 %
  16.  INDUSTRI MANUFAKTUR = 4,6 % menjadi 4,2 %
  17.  PENJUALAN ECERAN (RETAIL) = 14,5 % menjadi 13,3 %
  18.  INFLASI (CPI) Barang & Jasa Konsumsi) 8,4 % menjadi 3,4 %
  19.  INFLASI (WPI) (barang grosir)= 9,3 % menjadi 4,4 %
KESIMPULAN
Dari 19 indikator ekonomi di atas sudah cukup untuk menyimpulkan progres ekonomi 2014-2015 bahwa ekonomi Indonesia makin lemah, pertumbuhan turun, utang luar negeri meningkat, pendapatan rata-rata penduduk turun. Dan aktivitas Industri, Perdagangan (ekspor & impor), penjualan eceran dan grosir menyusut dengan akibat penganguran tenaga kerja meningkat.
Dampak merosotnya pertumbuhan ekonomi di 2015 masih berlanjut pada pertumbuhan ekonomi di kuartal 1 (Januari sampai Maret ) 2016 yang hanya tercapai 4,9 % dari target di atas 5,1 %. Dalam indikator neraca perdagangan terlihat data kenaikan surplus dagang yang tajam tetapi itu karena impor lebih cepat turunnya dari ekspor. Nilai Impor & ekspor 2015 lebih rendah dari tahun 2014. Demikian juga inflasi berdasarkan Indeks Harga Barang & Jasa Konsumen (Consumer Price Index = CPI) dan berdasarkan Index Harga Barang Grosir (Wholesale Price Index = WPI) turun tajam bukan karena kebijakan pengedalian harga tetapi lebih karena daya beli kosumen dan pedagang makin rendah mengakibatkan konsumsi turun tajam.Kita harapkan 2016 bisa lebih baik.
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com