Syam Tanah yang Diberkati, Negeri Persinggahan Para Nabi

Bagikan artikel ini
Abu Bakar Bamuzaham, Network Associate Global Future Institute (GFI) beberapa waktu lalu melakukan Umroh ke tanah suci. Sesudah hajatan utamanya tuntas, Abu Bakar yang saat ini bergiat dalam bisnis mainan anak-anak dan peminat geopolitik, memanfaatkan sisa waktunya melakukan perjalanan ke beberapa kota di Timur Tengah, termasuk daerah pendudukan pasukan Israel di Palestina. Berikut adalah bagian pertama dari rangkaian artikelnya khusus untuk the Global Review.
Tak mudah memang memasuki tanah Palestina yang sekarang telah berubah nama menjadi Negara Israel ini. Rasa khawatir sempat menghantui sesaat sebelum memasuki gerbang perbatasan sejak dari kota Amman Jordania. Perjalanan darat kami tempuh melalui jalur resmi perbatasan Negara Jordania dan Negara Israel.
Sengaja kami memilih Jordania sebagai tempat transit untuk memasuki Negara Palestina yang telah berubah menjadi Negara Israel ini karena masyarakat Jordania yang dikenal sangat baik terhadap turis dan Jordan merupakan daerah paling aman di antara wilayah Syam yang umumnya sedang dalam pertikaian.
Adanya informasi sebelum kami berangkat bahwa akan ada pemeriksaan yang sangat ketat oleh pemerintah pendudukan Israel di gerbang perbatasan Jordania Israel, mengharuskan kami meninggalkan beberapa bekal kami termasuk kamera kesayangan yang harus di titipkan di tempat penitipan barang yang telah disediakan oleh agen travel kami di Jordania sebelum memasuki pintu gerbang perbatasan negara Israel.
Pengambilan dokumentasi gambar dan video terpaksa hanya mengandalkan kamera Hand Phone yang kami pegang saja, agar tidak terlalu menyolok pandangan tentara Israel di perbatasan.
Dan memang benar adanya, Pemerintah “Penjajah” Israel sangat membatasi pengeluaran ijin Visa bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke negara ini. Sehingga tidak semua calon wisatawan dari rombongan kami diberi visa oleh pemerintah Israel. Beruntung visa saya sendiri dapat keluar, sehingga saya bisa ikut masuk sebagai wisatawan memasuki pintu gerbang Negara Israel.
Setelah lolos pemeriksaan di gerbang perbatasan negara Israel, dan bus mulai berjalan menyusuri kota Jerickho nampak disepanjang jalan berkibar bendera bintang David, Sejenak dalam benak saya langsung teringat kata-kata Theodore Herzl dalam sebuah tulisannya.
Theodore Herzl yang dikenal sebagai pendiri Zionisme Dunia. Di depan kongres, Herzl berkata: “Akan aku dirikan sebuah negara Yahudi yang wilayahnya membentang:” dari Sungai Mesir sampai sungai Eufrat. Ketika aku mengatakan itu hari ini, mungkin seluruh dunia akan menertawakanku. Namun yang pasti adalah dalam 50 tahun ke depan setiap orang akan menyaksikannya”.
Dan seolah hari ini saya telah menyaksikan langsung keadaan yang dikatakan oleh Theodore Herzl tersebut. Negara Palestina berdaulat merdeka telah berubah nama menjadi Negara Israel! Dimana setiap sudut-sudut gang selalu dijaga ketat oleh tentara-tentara Israel!
Mengutip wilayah yang disebut oleh Herzl tersebut, konon menurut Yaqut al-Hamawi dalam karya monumentalnya yang berjudul Mu’jam al-Buldan, negeri Syam adalah wilayah yang membentang dari Sungai Eufrat hingga ujung Aris, Mesir. Negeri ini, memiliki satu kota yang sangat dikenal dengan istilah Damaskus. Kota ini dijuluki dengan “Permata dari Timur”.
Itu artinya wilayah yang membentang dari sungai Eufrat hingga sungai nil Mesir yang dimaksud oleh Theodore Herzl tersebut adalah wilayah Tanah Syam. Seperti yang disampaikan oleh Yaqut al-Hamawi tersebut diatas.
Dalam perkembangannya hari ini, wilayah Syam ini telah terbagi menjadi empat negara berdaulat yang meliputi Suriah, Palestina, Jordania, dan Lebanon. Namun keseluruhan wilayah tersebut, menurut beberapa pakar geografi dinamakan wilayah Syam atau ada juga yang mengistilahkan sebagai Suriah Raya yang berasal dari kata Sur. Pengertian kata Sur di sini adalah tanah berpagar atau kubu pertahanan atau kota yang dikeliling dinding atau tembok pertahanan.
Secara historis, wilayah Syam khususnya Palestina adalah salah satu negeri tertua di dunia. Dan di Palestina, tepatnya Yerusalem, kota ini disebut sebagai Kota Tiga agama besar dunia.
Di negeri Palestina yang hari ini telah berubah nama menjadi Negara Israel ini terdapat komplek Masjidil Aqsha yang didalamnya terdapat bekas peninggalan bekas kerajaan Haikal Nabi Sulaiman dan Kerajaan Nabi Daud, juga diyakini sebagai tempat kelahiran Nabi Isa, tempat di azabnya kaum Luth, tempat Zakaria melaksanakan shalat, tempat Rasul SAW melaksanakan Isra dan Mikraj dan lainnya.
Di Palestina ini pula Nabi Musa singgah menyelamatkan kaumnya dari kejaran Fir’aun dan tentaranya. Bahkan, di salah satu menara Masjid di Damaskus, dipercaya sebagai tempat turunnya Nabi Isa di akhir zaman. Maka wajarlah bila wilayah Syam khususnya di Palestina sering disebut sebagai tanah yang diberkati.
Lantas yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah “apa spirit Theodore Herzl mencanangkan gerakan kembali ke Syam ini? Dan mengapa harus menguasai wilayah Syam? Apa motif dibalik menguasai tanah Syam yang dimulai dari Negara Palestina yang kelak di istilahkan dengan gerakan Zionisme ini?
Apakah motif Geostrategis ataukah motif Agama Yahudi yang menjadi spirit penjajahan Negara Palestina ini?
Setidaknya dari pengertian asal kata nama Negara Israel, bila kita melihat arti kata ini dalam pengertian kamus Wikipedia, disana disebutkan bahwa Kata Israel memiliki arti yang berasal dari kata ibrani ( בני ישראל Bnei Yisra’el, Arab: بني إسرائيل ‎, yang artinya Banī Israīl) atau Bani Israel, yakni sebutan untuk umat tertentu yang merujuk dari penamaan dalam kitab suci.
Bersambung..
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com