Teror dan Catatan Kecil Perang Dunia

Bagikan artikel ini

M Arief Pranoto, Research Associate Global Future Institute (GFI)

Banyak literatur menerangkan, Perang Dunia I (PD I) bermula dari persaingan politik dan ekonomi antara kelompok Triple Alliance (Jerman, Austria-Hungary dan Italia) versus Triple Entente (Perancis, Inggris dan Rusia). Setelah terbunuhnya Franz Ferdinand, putra mahkota Kekaisaran Austria yang juga pangeran di Hungary dan Bohemia oleh seorang Nasionalis Serbia — maka terjadilah perang. Peristiwa di atas, dianggap puncak dari Aksi Nasionalis sekaligus pemicu peperangan antara Serbia melawan Austria-Hongaria.

Sedang PD II (1939-1945) diawali pertentangan paham antara liberal dan totaliter, karena usai PD I bermunculan kelompok negara fasisme (baru), sehingga muncul perlombaan senjata, atau ingin membalas kekalahan perang terdahulu dan lainnya. Serbuan Jerman atas Polandia merebut Danzig di Eropa (1/9/1939) dianggap salah satu letupan, kendati pokok penyulut –menurut berbagai catatan– adalah serangan Jepang atas Pearl Harbour (7/12/1941), pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Hawai. Itulah kausalitas serta pemantik timbulnya PD I dan II bila ditinjau dari perspektif  “apa yang terjadi”.

Ketika mencoba insight berbekal asumsi, bahwa setiap pagelaran niscaya ada wayang, dalang dan pemilik hajatan – ternyata dijumpai hal-hal lain daripada yang telah ditulis. Coretan kecil ini mencoba mengurai Perang Dunia dari sisi “mengapa terjadi”. Istilah kerennya, menyibak hal tersirat dari yang tersurat. Inilah uraian singkatnya.

Adalah tokoh Illuminati Internasional, Albert Pike, Jenderal AS di Era 1871-an merampungkan cetak biru tentang “tiga” Perang Dunia yang bakal digelar di masa depan. Entah siapa memerintah, apa motivasi, darimana memulai, bagaimana mengakhiri perang, dan lainnya – tidak ada kepustakaan menjawab pasti. Tapi semoga celoteh singkat ini mampu menguak meski hanya sedikit.

Tujuan PD I (1914 -1918) adalah menghancurkan hegemoni Rusia. Ini sesuai janji Nathan Rothschild tahun 1815-an. Dalam beberapa literatur dikatakan, ketika Kongres Vienna (1814) digelar, ide Rothschild membentuk Pemerintahan Dunia ditolak oleh Tsar Alexander I, bahkan ia tak diizinkan mendirikan bank sentral di Rusia. Sudah barang tentu, sikap Tsar menghalangi cita-cita mendirikan Satu Pemerintahan Global di muka bumi. Dan ini membuatnya sangat geram. Kemudian ia bersumpah, akan menghancurkan Tsar dan keluarga beserta anak cucunya!

Satu abad kemudian, janji itu dipenuhi keturunan Rothschild melalui Revolusi Bolsheviks. Rancangan PD I ini, selain bermaksud melengserkan Tsar, lalu mengganti dengan komunis, juga kelak ideologi tersebut dipergunakan untuk menyerang agama-agama di dunia terutama Kristiani. Adapun moment lain, seperti perbedaan struktur kekaisaran antara Inggris dan Jerman, dijadikan bumbu tambahan menyalakan perang.

Cetak biru PD II didasari kontroversi antara Fasisme dan Zionisme melalui pembantaian orang Yahudi (holocaust) guna meluapkan kebencian orang terhadap Nazi Jerman di bawah kepemimpinan Adolf Hitler. Selain dirancang dalam rangka menghantam Fasisme, kemudian meningkatkan pengaruh politik Zionis, tujuan lain PD II adalah memperkuat pengaruh Komunisme pada tingkat tertentu supaya mampu menandingi hegemoni Kristiani. Tatkala beredar rumor bahwa Hitler cuma orang (wayang) suruhan, karena konon masih ada dalang dan sang penghajat di belakang layar atas peristiwa holocaust, tidak disinggung pada catatan ini mengingat sumbernya simpang siur.

Berbagai kalangan menyebut, bahwa Perang Dingin (1941-1991) adalah PD III. Tetapi jika merujuk cetak birunya Pike, ternyata bukan. Perang Dingin sekedar jab-jab ringan atau warning menuju Perang Dunia, meski efeknya Uni Sovyet remuk menjadi beberapa merdeka. Menurutnya, rumusan PD III ialah membentuk opini dan menggalang kebencian masyarakat internasional terhadap Islam, agar berbenturan melawan kekuatan Zionis (Kapitalis). Disebutkan, kelak bila peperangan berkobar, negara-negara lain dipaksa ikut dan diramalkan bakal mengakibatkan hancurnya mental, fisik, spiritual dan ekonomi. Namun pola, jenis dan methode perang tidak dirinci oleh Pike.

Berikut ini adalah surat Pike kepada Guiseppe Mazzini, pemimpin revolusi Italia. Konon karena pengaruhnya, ia bergabung di Illuminati hingga akhir hayatnya. Suratnya kini tersimpan di British Museum, Inggris. Inilah isi materinya:“Kita perlu melepaskan para nihilis dan atheis. Kita akan memprovokasi sebuah katalis besar sosial yang mana akibatnya akan ditunjukkan dengan jelas kepada semua negara. Mereka akan merasakan efek absolut dari atheisme, asal muasal dari penderitaan dan kerusuhan berdarah terbesar. Setelah itu, orang-orang akan terpaksa untuk melindungi diri mereka terhadap kelompok minoritas dari revolusioner dunia dan akan mulai membinasakan para penghancur peradaban. Para Kristiani yang saat itu akan menghadapi hilangnya semangat, kepemimpinan dan timbul kekhawatiran terhadap keyakinan. Mereka akan kehilangan arah kepada siapa mereka harus percaya, dan akan mendapatkan cahaya sejati lewat manifestasi universal dari doktrin suci Lucifer. Sebuah manifestasi yang mana akan membawa sebuah pergerakan dimana Kristiani dan Atheisme, kedua-duanya akan ditaklukkan dan dihilangkan pada saat yang sama”.

Luar biasa!

Ketika menyelam jauh lagi, tepatnya tahun 1848-an, Karl Marx menerbitkan “The Communist Manifesto”. Akan tetapi pada saat yang sama, Karl Ritter dari Universitas Frankfurt membuat anti-tesis bagi Komunisme. Dan ujung olah pikir Ritter dijadikan basis bagi Freidrich Nietzsche menerbitkan“Nietzscheanisme”  atau Nihilisme. Akhirnya Nihilisme ditingkatkan lagi menjadi Fasisme, dan digunakan untuk menjalankan Perang Dunia II.Disinyalir berbagai kalangan, Nihilisme merupakan embrio “paham teroris” yang kini marak. Sesuai surat Pike kepada Mazzini doeloe, bahwa akan dilepas para nihilis dan atheis, lalu memprovokasi sebuah katalis besar sosial yang akibatnya ditunjukkan kepada semua negara!Nihilisme dijejalkan sebagai dogma (keyakinan yang ditelan tanpa kritik) kepara individu, kaum atau golongan – melalui penyimpangan “ajaran jihad” seperti radikalisme, pencarian dana via merampok, bom-bom bunuh diri dan lainnya atas nama agama. Ya, lagi-lagi agama dikambing-hitamkan serta dilembagakan guna menampung ajaran palsu dan doktrin-doktrin sesat!

Nihilisme ialah pokok ajaran Friedrich Nietzsche. Inti Nihilisme menyebut bahwa keberadaan manusia di dunia tidak memiliki tujuan. Nihilis memiliki beberapa pandangan: (1) tak ada bukti mendukung keberadaan pencipta, (2) moral sejati tidak diketahui, dan etika sekular adalah tidak mungkin dan lain-lain. Karena itu, kehidupan tidak memiliki arti dan tidak ada tindakan lebih baik daripada yang lain.

Bahwa Marx, Ritter dan Neitzsche sesungguhnya bekerja atas instruksi Dinasti Rothschild untuk menciptakan aneka dan ragam gagasan. Tujuannya agar dunia rentan perpecahan melalui perbedaan ideologi –maka ibarat seonggok jerami kering– tinggal memantik dengan satu percikan, api pun pasti berkobar. Itulah keinginannya. Semakin meluas konflik dan pertengkaran, semakin mudah orang dipersenjatai, kemudian didorong untuk saling membunuh mengatas-namakan kebenaran ideologi yang dipujanya. Ahay! Sebuah rancangan canggih Perang Dunia tetapi diremot dari kejauhan. Retorika yang kini menguat adalah: Apakah War on Terror (Perang Melawan Teror) yang doeloe dicanangkan George W. Bush pasca World Trade Center, 11 September 2001 di New York adalah ujud Perang Dunia III hasil otak-atik Pike?Catatan tak ilmiah ini bukanlah kebenaran, tidak pula pembenaran. Tulisan ini dirangkum dari banyak sumber yang berserak di dunia maya, buku, atau dalam diskusi-diskusi kecil. Masih terbuka lebar bagi kritik dan saran. Penulis sangat menyadari, bahwa sesuatu yang dikatakan benar itu bergerak menurut sifat dan tuntutan zaman. Selain daripada itu, masih belum bisa dikatakan benar secara mutlaq, oleh sebab kebenaran (hakiki) itu berasal dari Dia, Tuhan Yang Maha Esa.

Matursuwun.

Daftar Bacaan:

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com