The FED Pengatur Sistem Moneter Dunia

Bagikan artikel ini

Roosalina Berlian, Pengamat Sosial

Terasa aneh jika Bank Sentral suatu negara (The Fed) dimiliki oleh 12 pemegang saham non pemerintah, tidak saja menjadi acuan sistem moneter Amerika Serikat (AS) tapi juga moneter dunia. Saat The Fed menaikkan suku bunga maka akan berdampak pada suku bunga dan mata uang di dunia. Sebagian menyebutnya kartel perbankan atau lengkapnya The Federal Reserve

The Fed dilahirkan di Jekyll Island, Amerika Serikat oleh tujuh pengusaha yang kekayaannya merupakan 25% kekayaan dunia saat itu. Adapun 7 pendiri terdiri dari:

  1. Nelson Aldrich Rockefeller, Senator Partai Republik (1910), Ketua Komisi Moneter Nasional AS, sejawat bisnis JP Morgan dan ayah mertua dari John D. Rockefeller
  2. JrAbram Piatt Andrew, asisten Menteri Keuangan AS
  3. Frank Arthur Vanderlip, Presiden The National City Bank of New York, bank paling kuat
    saat itu, mewakili William Rockefeller dan the International Investment Banking House of
    Kuhn, Loeb & Co.
  4. Henry P. Davidson, mitra senior JP Morgan Company
  5. Charles D. Norton, Presiden JP Morgan’s First National Bank of New York
  6. Benjamin Strong, Kepala JP Morgan Bankers Trust Company dan menjadi Kepala Federal
    Reserve System pertama (1910)
  7. Paul M. Warburg, partner Kuhn, Loeb & Company dan wakil dari Dinasti Rothschild Inggris,
    Perancis, dan Jerman.

Di AS dikuasai dua kelompok bisnis utama, yakni JP. Morgan dan Rockefeller sebagai jaringan dalam sistem keuangan AS. Di Eropa proses yang sama dikuasai oleh Keluarga Rothschild dan Warburg.

Mereka setelah mendirikan The Fed dikenal dengan kelompok Jekyll Island, sebagai persekutuan bisnis Yahudi yang menguasai sistem keuangan global. Pada tahun 1913 The Fed dikukuhkan dalam Undang-undang menjadi ‘The Federal Reserve Act’, undang-undang sub-komite dari the House Committee on Currency Banking di bawah pimpinan Arsene P. Pujo.

The Fed awalnya Kartel Murni

Pertemuan dari orang kaya dunia (AS dan Eropa) melakukan koordinasi dalam produksi, penentuan harga dan jaringan pemasaran. Jaringan JP. Morgan, Rockefeller, Rothschild, Warburg, Kuhn Loeb, sebelumnya sangat bersaing, namun setelah terbentuknya The Fed, mereka bersatu menjadi kartel perbankan dunia. Tapi dalam pendiriannya, Paul M. Warburg dominan, karena terlibat pendirian beberapa Bank Sentral di Eropa. Berasal dari Jerman, bersama Rothschild yang juga asal Jerman bermukim di Inggris, membeli mayoritas saham Kuhn Loeb company dalam 20 tahun kemudian Warburg sudah menjadi salah satu orang terkaya di AS. Saudaranya yang ketiga, Max Warburg juga arsitek Bank Sentral Jerman Reichsbank.

The Fed bagi pengamat kala itu adalah kartel bank yang dilegalisir, namun begitulah kehebatan dari para maestro keuangan global ini, sebagian menyebutnya Emporium Jewish Conspiracy (Konspirasi Yahudi Emporium).

Kenapa disebut konspirasi? Karena pertemuan di Jekyll Island merumuskan 5 kesepakatan rahasia: (1) Monopoli perbankan; (2) Monopoli penciptaan uang untuk dipinjamkan; (3) Menguasai cadangan seluruh bank; (4) Memindahkan kerugian pada pembayaran pajak/nasabah sebagai bail-out; (5) Meyakinkan kongres bahwa skema itu melindungi publik karena The Fed sebagai soko guru stabilitas moneter AS.
The Fed yang super power lahir karena resesi di AS tahun 1907, tapi juga sebagai saksi keruntuhan ekonomi AS, 1921, 1929, 1953, 1969, 1975, 1981, 1987, dan 2008, yang terakhir hancurnya salah satu soko guru keuangan global Lehman Brothers.

Dari 7 nama besar tersebut, JP Morgan terkait dengan Indonesia, tercatat mantan Presiden JP Morgan Indonesia, Gita Wirjawan, pernah menjadi Menteri Perdagangan Republik Indonesia pada era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tahun 2004–2009. Sri Mulyani Indrawati terkait dengan keberaniannya memutuskan kontrak kerja sama dengan JP Morgan sebagai konsultan, karena menurunkan ranking Indonesia 2 peringkat dalam hal investasi, menjadi tidak layak, dan sekaligus memutus sebagai dealer utama surat-surat berharga Indonesia, seperti: SUN (Surat Utang Negara)

Di Indonesia, Rothschild terkait dengan partner bisnis Bumi Resources (Holding batubara & pertambangan Bakrie) yang sebagian sahamnya dibeli oleh Rothschild. Dalam perjalanan, terjadi sengketa bisnis yang berujung peradilan bisnis di Singapura.

Banyak pengamat moneter dunia menganggap bahwa setelah 2008 The Fed telah gagal akan menjalankan misinya, kecuali mampu mengubah kapabilitasnya. Resesi 2008 telah melemahkan kapitalisme Yahudi dan menjadi momentum kebangkitan Cina sebagai State Capitalism. Keberhasilan Cina mengadaptasi kapitalisme dengan One State Two Systems membuat amarah Trump dan sangat ingin memenangkan perang dingin dengan Cina.

Dalam konteks proxy war bertemu Cina dengan AS dalam hal kasus nuklir Semenanjung Korea (Utara). Selain soal nuklir, ada faktor Energy Security (ketahanan energi) di Pulau Spratly yang dikuasai Cina, padahal masih bersengketa dengan Jepang, Korea, Taiwan, dan beberapa negara ASEAN, karena cadangan minyak di Kepulauan tersebut mencapai 17,7 miliar barel (No. 4 terbesar di dunia).

AS akan memainkan peran dalam konteks geostrategi, karena sistem pertahanannya yang canggih dalam militer sulit untuk ditandingi Cina. Dalam perdagangan Cina sudah unggul, dan AS unggul dalam militer. Untuk kasus Korea Utara, Cina akan ditekan secara psikologis dan ujungnya bargaining tentang cadangan dan pengelolaan migas pulau Spratly.

Jerman sebagai penguasa Eropa saat ini yang dikenal anti Yahudi, dan sengketa AS dengan Rusia, sehingga jika bergabung (Cina, Jerman, dan Rusia) secara umum kekuatan baru akan berimbang

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com