Umat Islam Perlu Banyak Belajar Kajian Geopolitik Global

Bagikan artikel ini

Abu Bakar Bamuzaham, Pelaku Usaha dan Peminat Geopolitik. Tinggal di Surakarta

Membaca situasi Politik Nasional dan Global hari ini yang rawan dengan kegaduhan, maka sebaiknya umat Islam mengimbanginya dengan menahan diri dan lebih banyak belajar tentang Kajian Geopolitik Global.

Karena dengan mengaji Geopolitik, maka kita akan faham bagaimana sebuah Isu diangkat lalu muncullah skema besar di balik Isu yang kemudian menjelma jadi tema atau agenda tersebut. Hal ini harus dipahami dengan baik oleh umat Islam hari ini, agar umat tidak mudah larut dalam gorengan yang mereka siapkan.

Dalam fokus bahasan tentang upaya asing dan aseng untuk menjajah negara-negara sasaran, tak terkecuali Indonesia, secara geopolitik, maka dikenal ungkapan: menguasai dan menaklukkan sebuah wilayah ataupun negara tanpa harus mendatangkan pasukan dan atau letusan peluru sebutirpun.

Perang gaya baru model begini  harus mampu kita cermati secara baik oleh umat Islam hari ini. Sehingga kita bisa lebih waspada dan siaga menghadapi pola ancaman non-konvensional macam ini.

Sebab jika kita telisik lebih jauh, maka skema besar sesungguhnya dari negara-negara penjajah baik blok Barat maupun Timur, adalah untuk menghancurkan Peradaban Lokal dari masing-masing negara sasaran. Seraya mengondisikan suatu ruang untuk menanamkan budaya dan Peradaban yang berasal dari negara-negara kolonial tersebut.

Itulah hakekat dan sasaran strategis mereka. Meskipun di sela-sela itu, negara-negara kolonial tersebut merebut kepemilikan sumberdaya alam dari negara sasaran. Yaitu untuk menguasai aset-aset vital negara sasaran beralih menjadi milik mereka.

Itulah yang terjadi ketika Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya yang tergabung dalam NATO menginvasi Afghanistan pada 2001, Irak pada 2003, melalui serangan militer. Atau melalui Perang Asimetris yang dilancarkan pada Tunisia dan Mesir pada 2011. Atau melalui Perang Hibrida(kombinasi antara perang militer dan Perang Asimetris) yang dilancakran terhadap Libya maupun Suriah.

Oleh karena itulah, beberapa pakar Geopolitik seperti Hendrajit dan M Pranoto menyarankan agar publik hendaknya fokus pada hal-hal lebih besar yaitu skema penjajahan gaya baru yang tengah berlangsung senyap di negeri ini, seperti rencana penjualan puluhan BUMN, penyerahan pelabuhan baik laut maupun bandara udara kepada swasta (asing), atau proyek reklamasi pulau, dan lain-lain.

Test the water untuk melempar isu, bila publik terpancing maka agenda lanjutannya adalah melempar skema besar lain yang hendak diraih. Entah itu memang sengaja menjadi isu yang kini tengah dilempar di Jakarta, sebaiknya publik jangan terlalu larut dengan isu-isu dimaksud apapun jenisnya.

Jika kita hanyut dalam gorengan isu, maka sejatinya kita telah masuk dalam perangkap strategi perang Cina kuno yakni ‘Mengecoh Langit Menyeberangi Lautan’. Sementara kita disibukkan dengan isu, tetapi dilain sisi mereka sedang asyik menikmati sumber daya alam kita.

Semoga kedepannya kita mampu berdiri tegak di atas kaki kita sendiri, dan mampu menjadi tuan di atas negeri kita sendiri. Dan jangan sampai kita menjadi ayam yang sibuk mengerami telor cicak, karena tak akan lahir anak ayam dari telornya cicak..

Wassalam..

 

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com