Disampaikan Dalam Seminar Terbatas Global Future Institute Tentang Teknologi, Literasi dan Musik (TELISIK)
Tepatnya saya sorang penulis fiksi alih-alih seorang novelis, apalagi seorang fisikawan.
Semua berawal pada 2003 ketika saya diminta membuat TOR buat Sorang teman di British Council ihwal Urban People and the Life Style, dan diterima untuk ikut-serta dalam kegiatan di British Council Urban People in the Music Style dan Urban People in the Life Style.
Kemudian dari situ mulai lah muncul minat dan gairah dalam tulis-menulis di bidang fiksi. Setahap-demi setahap mulai menekuni aktivitas menulis sejak 2003, dan berlanjut terus hingga 2022. Kalau saya hitung-hitung, saya telah menuntaskan 25 Naskah fiksi.
Bulan Agustus 2022 saya kirim file naskah kepada Guepedia Publiher, kalau tidak salah ada empat naskah, dengan harapan setidaknya satu naskah dari empat yang saya kirim, bisa diterbitkan. Ternyata, malah empat-empatnya diterbitkan dalam kondisi naskah langsung diterbitkan tanpa dikembalikan untuk saya beri kata pengantar dulu. Buat saya itu mengejutkan.
Pada September 2022 merupakan tahun menggembirakan lantaran beberapa karya fiksi saya diterbitkan. Mulai dari Hinpasia kemudian Dream-link kemudian Uang dan yang ke- empat adalah Orang. Hinpansia, Dream-Link, Uang dan Orang, itu judul-judul novel saya.
Berbicara tentang tema, karya-karya fiksi saya banyak berbicara tentang keseharian baik masa lalu, masa kini dan masa depan. Karya-karya fiksi saya umumnya mengandung hal hal yang Supra Rasiona.
Saya menulis fiksi yang kata orang itu namanya novel, semata demi agar tidak pikun, dan upaya tulus dari dan saya persembahan buat orang orang baik yang mendukung saya selama ini.
Saya senang diundang oleh Global Future Institute ikut serta dalam seminar terbatas ini. Tentu saja suatu kehormatan buat saya. Kesan saya, Sejauh saya simak dari jam 14.30 hingga hampir jam 17 ini, diskusi dari awal berjalan menarik, dipaparkan secara logis dan dengan argumentasi-argumentasi yang jitu. Tanpa ada debat kusir. Itu sangat bagus. Salut untuk Global Future Institute.
Meski beragam sudut pandang dan cara pandang. Namun sangat konstruktif, dan ini yang paling penting, satu semangat dan satu komitmen. Agar bangsa ke depan jauh lebih maju dan lebih baik. Beberapa narasumber seperti Pak Martiono, Drigo Tobing, dan Giri Basuki, kiranya perlu diberi waktu yang lebih panjang untuk berbagi pengalaman panjangnya di duni seni rupa dan musik.
Tim Redaksi The Global Review