Catatan Kecil Tentang Jalur Sutra

Bagikan artikel ini

M. Arief Pranoto, Pemerhati Masalah Internasional dari Global Future Institute (GFI)

Sebelumnya ia hanya sebuah jalur perdagangan yang menghubungkan antara Cina Utara dan Cina Selatan. Namun seiring dinamika dan rentang waktu, manfaatnya semakin meluas menjadi jalur barang dan orang antar negara-negara bahkan lintas benua. Dan istilah Jalur Sutra (The Road Silk) kali pertama, diperkenalkan oleh seorang Geografer dari Jerman bernama Ferdinand von Richthofen (abad ke-19). Sebutan jalur tersebut merujuk komoditas unggulan yang diperdagangkan kala itu yakni kain sutra dari Cina.

Dari penelusuran di berbagai sumber bacaan, jalur ini melegenda semenjak abad ke-2 hingga abad ke-19, bahkan sampai sekarang. Ia  membentang sepanjang 7000-an kilometer dari Cina, Asia Tengah sampai ke Eropa. Terdiri atas banyak cabang. Tetapi secara garis besar terdapat tiga jalur utama di utara, di tengah dan di selatan : (1) Jalur Utara : terhubung antara Cina – Eropa hingga Laut Mati melalui Urumqi dan Lembah Fergana; (2) Jalur Tengah : Cina – Eropa hingga tepian Laut Mediterania, melalui Dun-huang, Kocha, Kashgar, menuju Persia/Iraq; (3) Jalur Selatan : Cina – Afghanistan, Iran dan India melalui Dun-huang dan Khotan menuju Bachtra dan Kashmir. Itulah awal dikenal atau sebutan Jalur  Sutra (Wikipedia)

Di Cina sendiri, ia berujung di Changan atau Xian, ibukota kerajaan, ke arah barat melewati koridor Gansu, menuju Dun-huang di sisi Gurun Taklimakan. Jalur Utara mulai dari Dun-huang dan Yu-men Guan, menyeberangi Gurun Gobi menuju Hami (Kumul), lalu menyisir kaki Tian-shan di bagian utara Taklimakan. Setelah Oasis Turfan, menuju Urumqi dan Lembah Fergana untuk masuk Eropa hingga Laut Mati. Jalur ini bercabang di Turfan, ke Oasis Kucha, menuju Kashgar di kaki Pamirs.

Jalur Selatan mulai Dun-huang, melewati Yang Guan, menyusuri sisi selatan Taklimakan, melalui Miran, Hetian (Khotan) dan Shache (Yarkand), menuju utara lalu menuju Kashgar. Masih ada beberapa cabang jalur, salah satunya bercabang dari Jalur Selatan menuju sisi timur Gurun Taklimakan ke kota Loulan, lalu bergabung dengan Jalur Utara di Korla. Dari Kashgar simpang lalu lintas Asia, ada jalur menyeberangi Pamirs menuju Samarkand dan menuju ke Laut Kaspia; atau jalur ke selatan melewati Karakorum menuju India; dan sebuah jalur lain menuju Kuqa, menyeberangi Tian-shan, menuju Laut Kaspia melalui Tashkent.

Bahkan kini jalur Sutra telah diklaim meluas melewati Selat Malaka, Lautan India, Teluk Aden dan masuk ke Laut Mediterania via Laut Merah – Terusan Suez dan seterusnya. Konsekuensi yang timbul ialah komoditas dagang yang melewati pun semakin beragam, seperti emas, minyak, rempah-rempah, besi, gading, tanaman dan lain-lainnya.

Dan pada era modern, menurut David Rockefeller, jalur itu melintas antara Maroko (Afrika Utara) hingga perbatasan Cina dan Rusia. Sedang asumsi penulis, riil jalur melegenda kini membujur di antara Cina dan perbatasan Rusia – via UTARA melalui Kyrgystan, Kazakhtan, Uzbekistan, Turmeniztan, Iran, Iraq, SYRIA, Turki dan selanjutnya terus ke Benua Eropa; sedang via SELATAN membentang antara Cina, India, Pakistan, Afghanistan, Iran, Iraq, SYRIA, Mesir dan terus berlanjut ke negara-negara Afrika Utara hingga Maroko. Titik pisah kedua Jalur Sutra Benua (Utara dan Selatan) adalah SYRIA.  Termasuk jalur (tambahan atau pengembangan) melalui perairan adalah via Laut Cina Selatan, Selat Malaka, Lautan Hindia, Laut Merah, dan Laut Mediterania sebagaimana diurai di atas tadi.

Tak bisa dipungkiri, selain sebagai jalur ekonomi, budaya dan militer lintas benua — bahwa hampir semua negara di sepanjang jalur ini merupakan penghasil minyak, gas dan jenis-jenis tambang lainnya. Ya, sebuah “Jalur Basah” lagi menggiurkan bagi para kaum kapitalis dunia.

Di sini banyak terjadi pertukaran gagasan-gagasan baru, bahasa serta pertukaran berbagai adat dan budaya antar negara bahkan benua. Salah satu contohnya adalah bubuk mesiu, teknik pembuatan kertas dan percetakan (dimana ini merupakan tiga dari empat penemuan Cina kuno) namun oleh Cina hal itu diperkenalkan kepada Barat, sebaliknya Cina mengenal matematika dan tambahan pengetahuan obat-obatan dari Barat; termasuk pada jalur legenda ini bisa ditemukan jejak-jejak sejarah dari Marco Polo, Jenghis Khan, Kaisar Romawi Alexander Agung dan lain-lainnya.

Dari dulu hingga kini, ia dianggap penting lagi vital sebagai urat nadi ekonomi, sosial, budaya, bahkan militer dan politik oleh banyak negara, meskipun akhir-akhir ini banyak konflik yang bersifat intra dan interstate di Asia Tengah (kawasan negara ex Uni Soviet) sehingga kerap menghantui dinamika orang dan arus barang di jalur ini.

Membelah antara Barat dan Timur

Potensi negara-negara baru di kawasan Asia Tengah yang meliputi Kyrgyzstan, Kazakhstan, Turkmenistan, Tajikistan, Uzbekistan dan 10 negara lain ex Uni Soviet di sekitar Jalur Sutra telah dikenal kaya akan sumberdaya alam dan energi. Kawasan tersebut kini mulai berbenah guna saling mengintegrasikan diri demi memperlancar arus komunikasi dan transportasi. Ini terlihat dengan semakin banyak dibangunnya infrastruktur berupa jalan, rel kereta dan jembatan. Jalur penerbangan pun dibuka untuk saling menghubungkan kelima negara tersebut dengan negara-negara ex Uni Soviet lainnya.

Selain mengimpor dalam jumlah besar beberapa mesin dan peralatan untuk pengembangan industri dalam negerinya, mereka juga banyak membutuhkan bahan-bahan kimia untuk penambangan dan pengolahan mineral. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, negara-negara Asia Tengah banyak mengimpor bahan makanan serta produk kayu dan kertas.

Kegiatan produksi kelima negara Asia Tengah sesungguhnya didominasi oleh pengolahan sumberdaya mineral dan hasil pertanian. Dua kegiatan itulah yang mendominasi komoditi ekspornya. Produksi terbesar atas minyak, batu bara, dan mineral lainnya dilakukan oleh Kazakhstan. Sedang industri ringan, bahan-bahan kimia dan proses mekanik banyak dilakukan di Uzbekistan.

Turkmenistan lebih banyak memproduksi gas alam dan pengolahan kapas, sedangkan Kyrgyzstan dan Tajikistan memfokuskan diri pada produksi tenaga listrik, penambangan emas, serta pengolahan aluminium. Untuk produk pertanian, kelima negara memiliki hasil olahan buah dan sayuran. Juga ada kekhususan untuk produk tertentu seperti biji-bijian di Kazakhstan, namun untuk kapas dan sutera terdapat pada ketiga negara (Uzbekistan, Tajikistan dan Kyrgyzstan).

Hingga kini, Asia Tengah banyak melakukan perdagangan dengan negara yang secara geografis berdekatan seperti Rusia, Cina, dan Turki. Sedangkan Jerman, Korea Selatan, Switzerland, Uni Emirat Arab dan AS mulai menyuplai Asia Tengah terutama komoditi pertanian dan mesin serta peralatan industri. Analisa yang dilakukan Asian Development Bank (ADB) pada tahun 2006 menunjukkan bahwa terdapat potensi perdagangan yang sangat besar antar negara-negara di Asia Selatan dan Timur termasuk dengan negara-negara Barat lainnya.

Secara umum, perekonomian seluruh negara di kawasan Asia Tengah tumbuh rata-rata 8% pada 2006-an. Ini cukup fantastis dan menunjukkan arah yang tepat dari seluruh proses reformasi perekonomian kelima negara tersebut. Dengan total GDP US$ 100 milyar dan jumlah penduduk sekitar 90 juta orang, maka pasar Asia Tengah bakal menjanjikan potensi keuntungan besar bagi para pelaku ekonomi.

Dalam perspektif adidaya dunia, secara geografis, kawasan ini terlihat sangat prospektif,  bahkan dikatakan sebagai koridor penting yang membelah antar benua, terutama (kepentingan) Dunia Barat dan Timur. Maka dengan berbagai cara, para adidaya Timur (Rusia dan Cina) menjalin persahabatan terhadap negara-negara di kawasan tersebut guna menanamkan pengaruhnya. Tak ketinggalan para adidaya Barat, seperti negara-negara di jajaran Uni Eropa, AS dan para sekutunya pun dengan berbagai “cara dan modus” ingin dan mulai menanamkan pengaruhnya di kawasan Asia Tengah.

 

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com