Catatan Sekilas Buku Kuasa Ramalan Karya Peter Carey

Bagikan artikel ini

Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI)

Selasa kemarin, 21 Januari, saya mengikuti diskusi menarik tentang Riwayat dan Perjuangan Pangeran Diponegoro ketika melancarkan Perang Jawa melawan kolonial Belanda(1825-1830). Melalui bedah buku Kuasa Ramalan, karya Peter Carey, yang digelar oleh Pagar Nusa dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta, ada beberapa penggalan kisah yang inspiratif bagi keadaan kita sekarang ini.

Seperti kita pernah baca lewat buku sejarah, Pangeran Diponegoro akhirnya dibuang ke Manado, setelah sebelumnya dibujuk Belanda untuk berunding di Magelang tapi akhirnya malah ditangkap, dan dibuang ke Manado.
Nah, waktu sudah berada di daerah pembuangannya di Manado, datang berkunjung seorang Pangeran muda Belanda berusia 16 tahun, Pangeran Hendrik namanya. Meski masih muda belia, Pangeran Hendrik seperti juga Pangeran Diponegoro, punya kemampuan untuk membaca dan melihat apa yang terjadi di masa depan.
Kata Pangeran Hendrik, meskipun secara militer Pangeran Diponegro kalah oleh Belanda, namun cara licik Belanda menangkap Diponegoro, secara moral Belanda Kalah. Karena sejak saa ini, orang-orang Jawa di Nusantara tidak akan pernah lagi percaya kepada kita (Belanda).
“Kelak para penerus trah Diponegoro, tidak saja akan meneruskan perjuangannya, namun akan tiba satu masa, ketika Belanda hanya akan menghadapi dua pilihan, berhadapan secara hitam putih dengan nusantara. Dan ketika itu buat Belanda hanya dua pilihan. Kalah atau memang. Tidak ada jalan tengah,” begitu nubuat Pangeran Hendrik.
Kiranya benar juga prediksi Pangeran Hendrik, ketika pada revolusi fisik 1945-1949, Belanda harus menghadapi Indonesia secara militer dan diplomasi. Dan akhirnya kalah.
Segi lain yang bisa memberi hikmah pada kita lewat kisah Pangeran Diponegoro ini adalah, keputusannya yang bulat untuk melawan Belanda. Dengan kesadaran penuh bahwa keputusan melawan Belanda, berarti pengorbanan terhadap harta benda, jabatan dan kenikmatan duniawi. Sebuah hikmah luar bisa bagi kita sekarang, yang apa apa didasari petimbangan untung rugi, dan materi.
Padahal, kala itu Diponegoro, termasuk salah satu orang kaya di tanah Jawa.
Menghidupkan Kembali Tipologi Ulama Pejuang dan Bung Karno Gaya Baru
Salah satu tema yang mengemuka pada diskusi bedah buku Kuasa Ramalan karya Dr Peter Carey selasa lalu, adalah bagaimana menghidupkan kembali tipologi Ulama Pejuang dengan menyerap inspirasi dari perjuangan Pangeran Diponegoro melancarkan Perang Jawa terhadap pemerintah kolonial Belanda.
Dalam pandangan saya, dengan menyimak diskusi yang dipandu oleh Daeng Ahmad Baso itu, saya malah punya bacaan lain. Saat ini Indonesia mendesak untuk memunculkan sosok Bung Karno gaya baru untuk membangkitkan kembali skema nusantara. Atau yang memakai istilah Megawati di acara Mata Najwa Kamis (24/1), Indonesia Raya.
Melalui riwayat hidup dan cita-cita Pangeran Diponegoro yang tersaji lewat buku karya Pater Carey ini, kita seakan digugah kesadarannya bahwa Indonesia sekarang ini butuh pemimpin nasional yang tidak semata cerdas secara intelektual, melainkan juga cerdas secara spiritual. Sehingga mampu membaca apa hajatan bangsa kita yang tersurat maupun yang tersirat.
Inilah segi yang amat inspiratif dengan menyimak riwayat hidup dan perjuangan Pangeran Diponegoro. Sosok Diponegoro yang tergambar dalam buku ini, menurut saya lebih tepat menggambarkan tipologi Pangeran Diponegoro sebagai seorang Umaro, ketimbang Ulama.
Meski di masa mudanya beliau rajin berziarah ke beberapa aulia yang dikenal mempunyai kecerdasan spiritual dan kedalaman ilmu Keislaman, baik dari trah keluarganya maupun yang dia pandang sebagai guru secara langsung atau tidak langsung, ataupun mendalami Tasawuf melalui tarekat Satariyah, Diponegoro sejatinya tetap harus dipandang sebagai sosok umaro, pemimpin politik kenegaraan. Namun punya basis penguasaan dan kecakapan Ilmu Kemiliteran/Peperangan sekaligus kedalaman spiritual. Karena sangat dekat dan rajin menggali ilmu dari para ulama dan kyai pesantren.
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com