Dari Program HAARP, Rekayasa Bencana Alam Hingga Teknik Hujan Buatan

Bagikan artikel ini

Edward Snowdeen, itu orang Amerika yang membocorkan rahasia-rahasia vital Pentagon dan Badan Keamanan Nasional AS, Juli 2013 menulis ihwal HAARP (High Frequency Actie Auroral Research/Program Penelitian Aurora Aktif Frekuensi Tinggi), selain bisa mengatur cuaca dan memicu bencana alam, ternyata juga digunakan untuk menciptakan program pembunuhan dan pengendalian pikiran.

Program HAARP ini berbasis di Gakona, Alaska, berarti bukan saja untuk memperlajari fenomena alam di ionosfer. Stasiun penelitian HAARP ini sebenarnya digunakan untuk menghentikan atau memanipulasi para pihak yang menentang skema kapitalisme global pada skala jutaan orang. Bahkan melalui penggunaan antena teristrial, NATO mampu pada skala global, membungkam “pelaku” pemikiran menyimpang atau subversif dari sudut pandang kekuatan2 kapitalisme global.

Menurut Snowdeen, tanpa sepengetahuan korban, HAARP memproyeksikan gelombang radio dengan daya ultra tinggi. Mereka beroperasi pada frekuensi gelombang elektronik yang sama dengan truncus encephali, atau batang otak, yang dapat secara selektif menginduksi kematian dengan sebab-sebab yang tampak alamiah. Termasuk dengan beberapa ciri yang tampak seperti serangan jantung atau stroke.

Informasi dari Snowdeen yang mantan kontraktor National Security Agency yang sekarang berhasil “ngabur” dari AS ini, memang masih perlu diverifikasi kebenarannya.

Namun untuk sekadar mengusik kewaspadaan kita terhadap ancaman berbentuk terorisme lingkungan, info Snowdeen tentang program HAARP ini layak untuk dikaji lebih jauh.

Apalagi saat ini ada sebuah buku yang secara mendalam membahas ihwal ini, seperti yang ditulis oleh Jerry E Smith,berjudul Weather Warfare.

Ya, terorisme lingkungan. Kebayang kan? Sebuah prrogram penelitian dan pengembangan yang dirancang untuk menciptakan gempa bumi jadi-jadian, mengaktifkan gunung berapi dari jarak jauh melalui penggunaan gelombang ektromagnetik.

TERBONGKARNYA PROYEK POPEYE AMERIKA SERIKAT

Sepertinya, cerita soal rekayasa mengatur cuaca buatan bukan isapan jempol belaka.  Sekelumit kisah berikut merupakan kisah nyata, bukan fiksi. Amerika pernah bikin teknik pembuatan hujan di Asia Tenggara, ketika membantu rejim Vietnam Selatan melawan Vietnam Utara yang berhaluan nasionalis pimpinan Ho Chi Minh dan Vo Nguyen Giap. Hal ini terbongkar pada 1972-1974, bahwa Amerika melancarkan apa yang disebut PROYEK POPEYE.

Gagasan dasar dari proyek Popeye ini adalah menciptakan hujan untuk mengacaukan cuaca, sehingga melalui pengendalian geofisika, akan melumpuhkan tentara Vietnam Utara.

Proyek Popeye awalnya dilakukan sebagai program percontohan pada 1966. Ia merupakan upaya untuk memperpanjang musim hujan di Asia Tenggara dengan tujuan memperlambat lalulintas di Jalur Ho Chi Minh Trail melalui penyemaian awan di atasnya sehingga terbentuk hujan dengan harapan memproduksi lumpur pada jalur tersebut. Selama berlangsungnya program tersebut, iodida perak disebar dengan menggunakan C-130, F4 Phantom (jet tempur) dan Douglas A-1E Skyraider (pesawat mesin tunggal dengan pendorong fighter bomber) ke dalam awan di atas posisi jalan-jalan berkelok-kelok dari Vietnam Utara melalui Laos dan Kamboja ke Vietnam Selatan.

Hasil positif yang didapatkan dari tes awal menyebabkan dilakukannya operasi lanjutan dari tahun 1967 sampai 1972.

Menurut beberapa ilmuwan, sebagaimana dituturkan oleh Jerry E Smith dalam bukunya Weather Warfare, proyek ini mereka yakini telah berhasil menghambat operasi militer Vietnam Utara, meskipun efektifitas program ini masih diperdebatkan.

Begitupun, banyak kalangan ilmuwan yang meyakini bahwa melalui Proyek Popeye ini, merupakan indikasi bahwa kendali cuaca dapat memiliki dampak besar terhadap operasi militer. Lantas, bagaimana dengan nasib proyek ini selanjutnya?

Akhirnya bocor juga ke publik Amerika ketika kolumnis Jack Anderson mengungkapkanbya di bawah kode Intermediary -Compatriot dalam kolomnya di Washington Post 18 Maret 1971. Akibatnya, Menteri Pertahanan AS Melvin Laird dipaksa untuk bersaksi di hadapan kongres tentang hal itu pada 1972. Dia mengatakan kepada Senat AS bahwa cerita Anderson itu tidak bahwa AS pernah mencoba untuk menyemai awan di Asia Tenggara. Sampai di sini, sepertinya kasus berhasil ditutup dengan bantahan Melvin Laird.

Namun sudah takdir bahwa kebenaran akhirnya harus terungkap. Dan sumbernya justru Melvin Laird sendiri. Surat pribadi dirinya bocor ke pers. Dalam suratnya itu dia secara pribadi mengakui bahwa kesaksiannnya pada 1972 adalah bohong dan bahwa AS memang benar telah menggunakan modifikasi cuaca di Vietnam Utara pada 1967-1968.

Akibatnya jadi berantai. Pada 20 Maret 1974 Senat Amerika mengadakan sidang rahasia di mana wakil-wakil dari militer akhirnya mengakui keberadaan Operasi Popeye. Mereka mengakui bahwa program penyeamaian awan telah dilakukan terhadap negara netral Kamboja dan Laos (melanggar hukum internasional), serta utara dan selatan Vietnam.

Kesaksian yang menyusul kemudian, semakin menggemparkan. Para pejabat Pentagon yang memberikan kesaksian menyatakan bahwa Popeye telah berlansung dari tahun 1966 sampai 1972 dan bahwa setidaknya 2.600 penerbangan telah menaburkan lebih dari 47.000 unit bahan penyemaian awan selama program tersebut, dengan total biaya untuk operasi sekitar 21,6 juta dolar AS.

Bukan itu saja. Melalui hasil investigasi terungkap bahwa militer AS juga telah mencoba melakukan tindakan modifikasi lingkungan lainnya. Seperti misal, AS telah melakukan penyemprotan herbisida kimia secarr masal dengan harapan memusnahkan pasokan makanan dan juga tempat tinggal musuh-musuh AS. Strategi AS tersebut dikembangkan untuk melawan taktik gerilya pasukan Vietcong yang didukung sepenuhnya oleh Vietnam Utara pimpinan Ho Chi Minh dan Vo Nguyen Giap.

Jalinan kisah tersebut mewartakan kita satu hal: Betapa kendali cuaca dapat mempunyai dampak yang besar terhadap hasil operasi militer.

Maka tak heran jika Senator Claiborne Pell, Demokrat dari Rhode Island, pada 1976 menegaskan bahwa AS dan kekuatan-kekuatan lainnya di dunia harus menandatangani perjanjian untuk melarang perusakan cuaca seabgai alat perang. Senator Claiborne Pell yakin bahwa pada kenyataannya AS telah menggunakan teknik pembuatan hujan sebagai senjata perang di Asia Tenggara.

“Kita perlu sebuah perjanjian untuk mencegah tindakan yang demikian-sebelum para pemimpin militer dunia mulai mengarahkan badai, memanipulasi iklim, dan memicu gempa bumi untuk melawan musuh-musuh mereka,” begitu tandas Senator Pell.

Gerakan Senator Pell dipicu oleh kebohongan publik yang dilakukan oleh Menteri Pertahanan Laird pada 1972, yang belakangan terbongkar kebohongan Laird tersebut pada 1974. Setelah itu mulai merebak desakan dan usulan agar dibuat perjanjian untuk melarang semua bentuk penggunaan teknik modifikasi lingkungan yang bersifat bermusuhan. Yang kemudian mendapat dukungan yang meluas dari masyarakat internasional.

Konvensi 1978 tentang pelarangan penggunaan teknik modifikasi oleh militer atau tujuan permusuhan lainnya (Enmod Convention), telah melarang penggunaan teknik yang  akan memiliki efek luas dan berlangsung lama atau efek yang parah melalui manipulasi yang disengaja terhadap proses alam dan menyebabkan berbagai kejadian seperti gempa bumi, gelombang pasang, dan perubahan iklim dan pola cuaca.

Penulis: Hendrajit, Pengkaji Geopolitik dari Global Future Institute (GFI)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com