Dasa Sila Bandung 1955 Bersenyawa dengan Pembukaan UUD 1945

Bagikan artikel ini

Tokoh Senior Gerakan Marhaenis Bung Karno

Ketika semalaman membaca Jurnal The Global Review, rasanya seperti ditampar sekaligus diingatkan karena masih ada anak muda yang mampu begitu dalam melihat kerangka berpikir Founding Father kita yang begitu maju melampaui batas umurnya.

Teman-teman muda ini mampu untuk mengkontruksikan kesadaran pikir dari bapak pendiri bangsa ini ke depannya dan kemudian melihat rangkaiannya.

Dasa Sila Bandung itu sebetulnya bila disandingkan dengan pembukaan 1945 itu relevan sekali.  Dan kita harus menyadari kedepan ini menjadi counter skema.

Founding Father kita memiliki kesadaran terhadap goepolitik jauh sebelum kita yang modern ini memahaminya. Beliau-beliau itu sudah memahami apa yang akan dilakukan negara-negara imperialis. Ini yang mesti dipelajari dari sejarah yang nota bene buatan Belanda atau dikonsepkan dari Barat.

Ini menjadi tugas GFI untuk mensosialisasikan pikiran-pikiran tersebut. Bahwa pikiran-pikiran Founding Father kita relevan sekali dan patut dijadikan semacam acuan. Dan lahirnya konferensi Asia Afrika.

Sangat kagum dengan pelaksanaan KAA 1955. Dan ternyata dalam perjalanan Republik ini ada satu  distorsi yang membuat kita menjadi bodoh sampai ke belakang, yang dikiranya itu adalah moderitas.

Yang membuat modernitas ini adalah the global conspiracy. Indonesia adalah negara berkembang. Negara-negara yang wak tu itu hadir di 1955, apakah sampai sekarang masih disebut negara-negara berkembang. Semangat KAA harus on and on.

Perlu mendesak kepada semua negara yang akan datang di KAA ini, mempertanya apa mainset-nya.

Saat ini Cina secara global telah melaksanakan TRISAKTI-nya Bung Karno. Dasa Sila Bandung sangat bersenyawa dengan konstitusi kita seperti misalnya Pancasila.

Duta besar Palestina pernah mengatakan Perang di Palestina bukan perang agama, tetapi perang memperjuangkan kemerdekaan.  Mereka mengakui belajar dari Pancasilanya Bung Karno. Tragisnya, Pancasila di Indonesia dijadikan pilar-pilar.

Ada satu distorsi sejak 1965 sehingga kita amnesia seperti sekarang ini. Sekarang kita menyadari bahwa kondisi saat ini diwariskan oleh pakem-pakem sehingga kita sengaja melupakan. Pertanyaan sekarang apakah para pemangku kepentingan sadar akan itu. Kesadaran ini yang perlu dibangun.

Pola neoimperialisme sudah diprediksi oleh Bung Karno. Seharusnya ini yang harus kita lawan. Ini seharusnya yang menjadi pola pikir generasi muda.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com