Di Raja Ampat, Orang-Orang Luar Menguasai Tanah Adat

Bagikan artikel ini

Pendapat peserta: Arifin, Ketua Masyarakat Adat Raja Ampat. Disampaikan pada kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk: “Masyarakat Adat, Peran dan Masa Depannya“, yang diselenggarakan oleh DPP Aksi Bela Negara (ABN RI) dan Global Future Institute (GFI) pada Rabu, 27 Februari 2019.

Menyangkut tentang adat, kami di Papua mengatakan bahwa adat (istiadat/budaya) paling penting. Karena kami disana itu banyak suku. Sukunya kurang lebih ada 200 suku. Tentu adat istiadat juga banyak.

Terkait tanah, kami di Papua paling bermasalah, terutama tanah-tanah yang digarap (oleh) masyakarat adat. Apabila orang dari luar yang mau mengolah (itu mudah). Kami tidak diberikan kewenangan. Di Raja Ampat, pulau-pulau di sana yang mengelola orang luar. Kami masyarakat Raja Ampat walaupun kami sebagai raja pun tidak dianggap bahwa kami adalah orang yang ada di wilayah itu.

Kami sebagai pemegang hak ulayat mengurus ijin saja memakan waktu sampai dua tahun. Kami ingin mengikuti peraturan pemerintah yang berlaku di negara ini namun yang menghambat adalah pemerintah.

Kami menyadari memang kalau pulau tidak bisa dijadikan hak milik, tapi kami hanya minta tanah ulayat dijadikan hak guna usaha, juga tidak bisa. Kami juga tau batas-batas dimana hutan lindung, dimana cagar alam dan dimana hutan produksi. Kami mengikuti peraturan. Tapi ternyata kami sendiri sebagai raja mengurus ini selama dua tahun tidak pernah lolos.

Melalui pertemuan kita ini, kami minta kepada pemerintah pusat tolonglah Meurake daerah papua, terutama di Raja Ampat yang menonjol di sana adalah orang-orang luar yang juga menguasai tanah adat. Karena mereka bekerjasama dengan pemerintah daerah. Jadi saya setuju ada yang bicara tadi bahwa masyarakat adat disingkirkan.

Kedua mengenai agama, kami di Papua dari nenek moyang kami bekerjasama antar umat beragama lebih mantap daripada di daerah lain. Karena sebelum ada agama, adat itu yang berlaku. Jadi, kami saling mendengar masukan dari semua kepala-kepala suku. Kami senang bisa hadir di acara ini, maka kami (ingin) katakan tolonglah tengok Papua.

baca juga:

Tidak Ada Indonesia Tanpa Masyarakat Adat

Negara Ini Bisa Bubar Bila Ada Masyarakat Adat yang Termarjinalkan

Jangan Sewenang-Wenang Mengambil Tanah Masyarakat Adat

Banyak yang Bisa Kita Gali dari Nilai-Nilai Budaya

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com