Presiden Donald Trump secara mengejutkan mendukung Jenderal Khalifa Haftar yang menyerang pemerintahan Libya yang didukung PBB.
Dukungan Trump bertentangan dengan kebijakan Amerika yang menentang serangan Jenderal Haftar ke Tripoli.
Khalifa Hifter melancarkan serangan mendadak ke ibu kota Libya, Tripoli, lebih dari dua minggu lalu. Lembaga kemanusiaan mengatakan pada Kamis bahwa lebih dari 200 orang telah tewas dalam pertempuran itu, dan dalam beberapa hari terakhir pasukan Haftar telah mulai menembaki permukiman sipil, seperti dilaporkan New York Times, 20 April 2019.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan beberapa hari setelah milisi Haftar memulai serangannya bahwa pemerintah AS menentang ofensif militer dan mendesak penghentian segera operasi militer.
Namun pada Jumat Donald Trump mengatakan sebaliknya.
Gedung Putih mengatakan Donald Trump telah menelepon Khalifa Haftar pada hari Senin dan mendukung kampanye militernya.
Donald Trump menelepon Khalifa Haftar untuk membahas upaya kontra-terorisme yang sedang berlangsung dan kebutuhan untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di Libya.
Dikutip dari CNN, Trump mengakui peran penting Jenderal Haftar dalam memerangi terorisme dan mengamankan sumber daya minyak Libya, dan keduanya membahas visi bersama untuk transisi Libya ke sistem politik yang stabil dan demokratis, ungkap pernyataan Gedung Putih.
Pernyataan itu tidak menyebutkan ofensif Khalifa Haftar pada Tripoli, dan pujian Donald Trump untuk jenderal Libya menandakan kontradiksi dari pernyataan resmi pemerintah sebelumnya yang mengutuk kampanye militer Haftar ke ibu kota Tripoli.