Gempa Bumi Haiti Dipicu oleh Uji Coba Senjata Seismic Armada Keempat Amerika

Bagikan artikel ini

Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI)

Rentetan peristiwa menyusul bencana alam yang melanda Haiti, Amerika Latin, telah memicu berbagai pembahasan seputar sepak-terjang Amerika dalam melakukan misi kemanusiaan negara tersebut, dan sempat mencuat di beberapa media massa. Misalnya dikirimnya pasukan militer Amerika ke Haiti, dan indikasi kuatnya digunakannnya senjata seismic oleh Armada Keempat AS yang kemudian memicu gempa bumi berskala kuat di Haiti.

Tapi anehnya kemudian hilang begitu saja dari liputan berbagai media massa di Amerika maupun media lokal Haiti itu sendiri. Ini menarik. Apakah ada sesuatu yang hendak disembunyikan kepada masyarakat luas?

Dari tulisan kami sebelumnya di situ ini, terungkap bahwa Amerika telah menerapkan suatu model baru pasca bencana alam di Haiti. Yaitu melakukan militerisasi misi bantuan kemanusiaan di Haiti. Tujuannya untuk membentuk pemerintahan militer dengan berlindung di balik misi bantuan kemanusiaan pasca bencana alam Haiti.

Dan sepertinya, langkah AS ini merupakan by design ketimbang keputusan yang spontan dari Departemen Pertahanan AS. Penyebaran pasukan militer AS di Haiti yang berada dalam kendali US SOUTHERN COMMAND (SOUTHCOM), sejatinya sudah dirancang dan direncanakan jauh-jauh hari sebelum bencana alam terjadi.

Menurut informasi dari salah satu sumber kami di Departemen Luar Negeri, sebelum terjadinya bencana alam di Haiti, SOUTHCOM markasnya berlokasi di Miami, Florida, telah melakukan berbagai simulasi berkaitan dengan operasi tanggap bantuan tanggap bencana. Salah satunya, berkaitan dengan dampak yang bakal timbul jika terjadi badai angin topan.

Nah, di sini cerita jadi semakin menarik. Simulasi yang difasilitasi Melalui sebuah proyek bernama Transnational Information Sharing Cooperation (TISC), pada perkembangannya telah menciptakan saling keterkaitan dan koordinasi antara para aktivis LSM (NGO) yang menangani bantuan tanggap bencana dengan kalangan perwira militer AS.

Bagi Amerika Serikat yang dikenal sebagai negara yang menempatkan supremasi sipil atas militer, melalui TISC ini justru mengindikasikan adanya bibit-bibit kolaborasi yang cukup misterius. Karena melalui proyek TISC ini, terkesan para aktivis NGO AS jelas-jelas berada dalam rentang kendali komando militer PENTAGON.

Syukurlah masih ada beberapa negara di Amerika Latin yang menaruh curiga terhadap pola bantuan tanggap bencana model Haiti ini. Antaranya Venezuela dan Nicaragua, yang telah meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk meminta kejelasan mengenai difinisi yang jelas ihwal kehadiran militer Amerika dalam misi kemanusiaan di Haiti.

Karena dalih yang dikemukakan Amerika dengan kehadiran militernya di Haiti, adalah karena kebutuhan untuk mengontrol wilayah Haiti akibat ketidakmampuan birokrasi pemerintahan Haiti mengendalikan negaranya. Dalih semacam ini justru memperjelas adanya niat AS untuk campur tangan dalam urusan dalam negeri Haiti.

Gempa Bumi Gara-Gara Tes Uji Coba Senjata Seismic Armada Keempat AS?

Ini bukan rumor, ini bukan gosip. Beberapa media massa berbahasa Spanyol di Amerika Latin mewartakan bahwa beberapa hari menjelang terjadinya bencana alam di Haiti, bahwa terjadinya bencana alam di Haiti dipicu oleh adanya tes uji coba senjata seismic (senjata yang berkekuatan gempa) yang dilakukan oleh Pasukan Armada Keempat. Menurut informasi stasiun TV pemerintah Venezuela Channel Vive TV, senjatai seismic yang dites uji coba oleh pasukan Armada Keempat AS akan digunakan ketika harus menghadapi Iran. Wah, ngeri juga kalau informasi ini benar.

Menariknya lagi, TV pemerintah Venezuela ini lebih lanjut mewartakan, goncangan yang dialami Venezuela pada 8 Januari lalu, di Honduras pada 11 Januari, dan Haiti pada 12 Januari, ternyata bersumber dari penyebab yang sama. Yaitu adanya tes uji coba senjata seismic  oleh Armada Keempat Amerika.

Gilanya lagi, gempa berkekuatan 7,8 magnitude yang melanda di Provinsi Sichuan pada 12 Mei 2008, ternyata juga dipicu oleh uji coba senjata seismic ini. Dengan kata lain, kita patut bercuriga jangan-jangan bencana alam di Haiti tersebut bukan sekadar akibat tes uji coba senjata seismic oleh Armada Keempat AS, tapi tes uji coba senjata seismic tersebut memang secara sengaja dimaksudkan untuk merekayasa terjadinya bencana alam seperti gempa bumi atau banjir bandang.

Sebab sejak 2006 lalu, Amerika memang telah mengadakan penelitian untuk menguji-coba efisiensi dari beberapa teknologi spesifik yang dianggap sanggup untuk mempengaruhi getaran bumi pada skala yang bisa memicu gempa bumi.

Inilah salah satu program yang kami sempat singgung dalam artikel kami terdahulu, yaitu High Frequency Active Auroral Research Program (HAARP). Program ini diluncurkan oleh Amerika pada pertengahan 1990-an lalu. Dan hasilnya memang cukup menggemparkan, yaitu mampu memicu terjadinya fenomena cuaca yang tidak normal seperti banjir, gempa bumi, angin topan, dan bahkan musim kekeringan (kemarau).

Salah satu yang mencemaskan dari kisah ini adalah, program HAARP ini bertempat di pangkalan militer Amerika di Gakhona, Alaska, berdasarkan proyek bersama antara Angkatan Laut dan Angkatan Udara Amerika.

Mencermati hal itu, maka Global Future Institute mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengusut dan melakukan investigasi terhadap riset HAARP dan berbagai tes uji coba yang dilakukan pihak militer Amerika di Alaska.

Sudah bisa disimpulkan, meski harus diadakan penelitian secara lebih mendalam, terdapat indikasi kuat bahwa teknologi militer baru Amerika telah digunakan untuk memicu bencana alam di Haiti, dan karenanya bisa digunakan di negara-negara lain manapun di dunia.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com