Gerpolek Tan Malaka, Kontra Skema Menghadapi Kolonialisme dan Imperialisme

Bagikan artikel ini

Tan Malaka pernah berdiri dua jam di alun-alun sebuah keresidenan di Jawa Tengah menakwilkan hasil analisanya soal perkembangan politik internasional yang tengah berlaku tak lama setelah kekalahan Jepang di Asia Pasifik di hadapan para kader Persatuan Perjuangan (PP).

Analisa Tan Malaka menjadi begitu strategis terutama pasca Perundingan Linggarjati yang mengakibatkan 3/4 wilayah Republik Indonesia lenyap dalam sehari jatuh ke tangan Belanda. Analisa ini bahkan mendahului analisa diplomasi perjuangan Bung Besar dan Bung Kecil dalam merawat kemerdekaan Indonesia yang baru berusia 24 bulan.

Kelak Tan mengemas analisanya menjadi strategi kontra skema yang dikenal sebagai Gerpolek (Gerilya-Ekonomi-Politik). Meskipun strategi ini tak berumur panjang lantaran tarik ulur dengan konsep diplomasi perjuangan, Gerpolek adalah sebuah strategi ‘genuine’ yang lahir dari hasil analisa yang telah menerapkan metodologi Hubungan Internasional, yakni penguasan isu utama yang disertai dengan teknik generalisasi yang tepat.

Di tangan Tan Malaka, Gerpolek lahir melalui prosedur argumen yang kokoh dan jernih, seperti unit analisa, level analisa, relasi unit dan level analisa, serta paradigma. Unsur analisa tadi sejatinya telah tersusun rapi dalam karangan Madilog buah karya Tan Malaka.

Penguasaan isu dan metodologi ini yang sedang diperkenalkan dan dilatih penggunannya kepada setiap kader Geostrategi Indonesia.

Para kader ini sebelumnya telah melalui serangkaian Pendidikan Dasar dan, kemudian, mengikuti program pendidikan lanjutan.

Pendidikan lanjutan terdiri atas beberapa paket pelatihan, seperti teknik negosiasi dan diplomasi, pengantar keprotokolan, dan teknik analisa dasar serta manajemen perubahan sosial.

Kali ini yang tengah digelar adalah Metode Penelitian I dan Menulis Artikel Populer. Pelatihan ini telah dimulai sejak bulan November hingga Desember 2019 di Kantor Kabar Kampus di bilangan Tirtayasa Bandung.

Desmond Satria Andrian. Pegiat Sosial-Budaya di Museum Konferensi Asia-Afrika Bandung, dan Mentor Geostrategy Study Club (GSC), Bandung. 

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com