IT dan Perang Dagang Terhadap Cina di Era Biden

Bagikan artikel ini

Sumber Artikel:

IT In The Biden Era

 

Pandangan Presiden terpilih Joe Biden dan para penasehat strategisnya, masalah utama Amerika Serikat di era Presiden Donald Trump bukan soal perang dagang terhadap Cina, melainkan keputusan Trump menyingkirkan negara-negara sekutu AS dalam perang terhadap Cina tersebut. Seperti Inggris, Jepang dan Uni Eropa. Maka prioritas pemerintahan Biden adalah memulihkan kembali perskeutuan strategisnya dengan Uni Eropa, Inggris dan Jepang terlebih dahulu. Baru kemudian secara bersama-sama melancarkan tekanan terhadap Cina.

Terkait dengan sikap Biden terhadap beberapa korporasi Information Technology (IT), Biden dan tim strategisnya belum mempertunjukkan strategi yang jelas. Hanya sekadar menekankan perlunya para perusahaan yang bergerak dalam bidang IT untuk memerangi disinformasi.

Sekadar informasi, Google, melalui mantan CEO Gogole, Eric Smith secara pribadi, menjadi penasehat teknologi, merupakan salah satu pendukung utama pencalonan Biden sebagai presiden. Sebaliknya Trump lewat twitter berulangkali menuding facebook dan twitter telah berkonspirasi terhadap dirinya dan para netizen berhaluan konservatif.

.

Facebook CEO Mark Zuckerberg Testifies At Joint Senate Commerce/Judiciary Hearing

 

Tetap Konfrontatif Terhadap Cina

Semasa kepresidenan Cina, Trump memang secara frontal melancarkan serangan ekonomi dan perdagangan terhadap Cina, dengan melarang Huawei, WeChat dan Tiktok. Maka itu Cina berharap Biden akan menerapkan kebijakan yang lebih lunak terhadap Cina. Namun dalam kampanyenya, Biden pun menyuarakan sikap yang sama kerasnya terhadap Cina. Dengan menggambarkan Cina. Biden selain berjanji akan tetap melancarkan aksi-aksi yang agresif tehadap Cina, juga mengajukan usul reorientasi pemerintah dalam bidang pengadaan pasar dalam negeri. Dengan mencanangkan investasi sebesar 400 miliar dolar AS untuk mendukung produksi dalam negeri sebagai bagian dari “Buy American Program”

Untuk meringkas pandangan Biden terkait sikapnya terhadap Cina sebagai musuh utama Amerika, menarik mengutip pernyataan di Foreign Affairs Magazine: “ Cara paling efektif menghadapi Cina adalah dengan menggalang fron bersama negara-negara sekutu kita. Apabila kita bersama-sama bahu-membahu bersama mitra-mitra demokrasi kita, kekuatan kita akan semakin berlipat-ganda.”

 

 

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com