Ghuzila Humeid, GFI Network Associate
1. PERTJAYA PADA DIRI SENDIRI
Ungkapan yang sangat sederhana tetapi sangat dalam pemaknaanya, tentara adalah sseseorang yang dengan kepekaanya mampu menjaga dan mempertahankan martabat bangsanya. Percaya pada diri sendiri (IMAN) adalah pondasi dasar yang secara alami masuk dalam bagian filsafat hidupnya. mempercayai sebuah perintah tetapi tidak pernah mempercayai diri sendiri untuk melaksanaakan perintah itu adalah cikal bakal buruknya mental seorang tentara karena setiap anggota tentara yang berinteraksi sosial dalam organisasi yang berhubungan dengan hirarki perintah dan yang memerintah harus berlandaskan pada PERCAYA PADA DIRI SENDIRI itu semua agar dalam pelaksanaan tugas dan pengabdiannya , tentara dapat bertanggung jawab pada negara. diri sendiri dan Tuhan Yang Maha Esa.
2. TERUSKAN PERDJOANGAN KITA
Setelah mengenal pondasi dasar yang kokoh itu kita sebagai generasi bangsa merasa mendapat kepercayaan untuk memegang tongkat estafet yang setelah sekian tahun menjadi pegangan hidup para generasi sebelumnya. banyak pesan kesan dari pendahulu bangsa diantaranya adalah teruskan perjuangan yang telah dengan genangan darah dapat kita raih dan berserakan pula tulang belulang para kusuma bangsa. jaman dimasa perang kemerdekaan para pejuanglah yang menjadi juru mudi utama atas lahirnya revolusi perlawanan, tetapi sekarang walau tidak sesusah zaman kemerdekaan. kita harus terus mengisi dengan mengabdi secarab patriotik buat bangsa dan negara. dengan demikian ada keseimbangan antara kita hari ini dengan para pejuang diwaktu lampau. demi terwujudnya NKRI yang jaya.
3. PERTAHANKAN RUMAH DAN PEKARANGAN KITA SEKALIAN
Panglima besar jenderal Sudirman perintahkan kita untuk menjaga rumah kita yang indah, tempat tinggal kita yang sagat permai ini adalah jambrut khatulistiwa dunia dan tidak keliru jika setiap saat terancam oleh orang yang menghendaki untuk merampas dan mendiami tempat tnggal kita ini. untuk itu dalam kondisi apapun kita harus tetap siaga dan waspada atas segala hal yang berhubungan dengan kenyamanan hidup kita. rumah tanpa pekarangan, bagaikan bunga tanpa pot. kita punya pekarangan yang indah dan sangat kuat. kita merasakan kemakmuran yang sangat luar biasa, cobalah untuk mengambil benih apapun dan taburlah dipekarangan kita, tidak butuh lama kita akan menuai dan memanen untuk makanan dan minuman kita. mempertahankan dan menjaga keutuhan rumah dan prekarangan kita adalah tugas bersama dalam situasi apapun dan dalam kondisi apapun.jika kita bisa menjaga dengan baik, kita akan mendapatkan sebutan bangsa yang bermartabat. martabat adalah harga diri bangsa dan seyogyanya kita harus tetap petahankan dengan kewibawaan tentara. cipta kondisi dg stabilitas yang handal baik di tapal batas atau dalam wilayah negara adalah bentuk kedaulatan yang hakiki.
4. TENTARA KITA DJANGAN SEKALI – KALI MENGENAL SIFAT MENYERAH KEPADA SIAPAPUN DJUGA YANG AKAN MENDJADJAH DAN MENINDAS KITA KEMBALI
Menyerah dan tunduk patuh untuk bangsa penjajah adalah simbol penghinaan dan penodaan terhadap martabat bangsa, dan itu adalah hal utama untuk kita cegah. menyerah dan membiarkan para penjajah hidup dengan arogansi budayanya bersama kita, sama dengan membiarkan kita hidup dalam kesengsaraan yang pada akhirnya menempatkan kita pada kondisi yang tidak bermartabat. Lebih baik kita mati dan tidak merasakan sakit itu. Untuk itu diperlukan keberanian yang luar biasa untuk mengahalangi segala bentuk penjajahan buat bangsa kita dan lebih baik kita berkalang tanah daripada membiarkan anak cucu kita hidup dalam penderitaan abadi. Penderitaan panjang bangsa kita atas penjajahan dimasa lampau tidak perlu terulang dan biarkan kita hari ini menjadi penjaga utama agar rakyat dapat hidup dengan layak di bumi yang penuh dengan kebebasan yang bermartabat lewat perubahan waktu yang panjang dan melewati reorganisasi yang matang laskar peluang berubah menjadi TENTARA NASIONAL INDONESIA harus mampu melaksanakan perintah ini dan tunduk patuh untuk mengemban cita- cita nasional yaitu menjaga keutuhan NKRI JAYA.
5. INGAT! BAHWA PRAJURIT INDONESIA BUKANLAH PRAJURIT SEWAAN DAN BUKAN PRAJURIT YANG MENJUAL TENAGANYA KARENA HENDAKN MEREBUT SESUAP NASI
Panggilan untuk menjadi tentara adalah panggilan suci yang berawal untuk merebut sebuah kemerdekaan, tentara bahu – membahu dengan rakyat untuk mengusir para penjajah setelah teraih dan kita hari ini menikmati buah dari kemerdekaan tentara harus bisa menyenangkan hati rakyat dengan membiarkan mereka hidup dalam susana yang damai dan hidup dengan budaya politik yang mereka kehendaki asal sesuai dengan kode ideologi bangsa yang telah disepakati para pejuang bangsa dahulu dan rasionalisasi yang matang bahwa itu adalah petunjuk hidup dalam upayanya untuk berbangsa dan bernegara. Tentara Nasional Indonesia harus bersifat profesional dalam menempa dan berlatih sebagai bagian dari kewaspadaan nasinal.
Banyak godaan dalam pengabdian di zaman modern saat ini harus dicegah dengan kematangan berfikir bahwa kita hidup hari ini adalah sebuah pengabdian yang suci tanpa pamrih, dan tidak mudah terpedaya untuk menyelewengkan segala bentuk profesional sebagai tentara digunakan untuk hal yang menurunkan citra hebat sebagai seorang prajurit pejuang dan pejuang prajurit, ingat bahwa kemakmuran dan kesejahteraan kita bukan tergantung dari besarnya penghasilan yang kita terima dari negara. apalagi dari orang lain yang memakai nama besar kita. melainkan kecintaan profesi sebagai tentara tanpa pamrih maka Tuhan Yang Maha Esa akan segera mencukupi apapun kebutuhan kita.
6. SATU-SATUNYA HAK MILIK NSIONAL REPUBLIK YANG MASIH TETAP UTUH, TIDAK BERUBAH – RUBAH! MESKIPUN HARUS MENGHADAPI SEGALA MATJAM SOAL DAN PERUBAHAN ADALAH HANYA ANGKATAN PERANG REPUBLIK INDONESIA
Artinya adalah tentara lahir dari rakyat yang tidak hidup dalam kekuasaan bangsa lain dalam koridor penjajahan, keinginan untuk merdeka dan melepaskan diri dari belenggu yang mengikat ada dalam diri manusia secara alami. Tapi tidak semua manusia mampu mengimplementasikan secara terbuka dengan mengidentitaskan dirinya sebagai tentara yang rela gugur demi untuk memperjuangkan nasib orang banyak, yang merasa bahwa itu adalah bagian dari bangsanya. Setelah tercapai untuk memerdekakan dirinya, lahirlah sebuah bangsa baru dan keberadaanya harus diakui oleh bangsa- bangsa lain. Setelah itu tugas tentara tidak berhenti begitu saja, tetapi tetap berlanjut dengan menjaga stabilitas negara dari sudut pandang sebagai pelindung negara itu sendiri, sementatra rakyat yang hidup didalamnya diberi kepercayaan yang seluas- luasnya untuk mengembangkan kehidupan berbangsa dan bernegara secara baik. Jadi tentara adalah satu- satunya alat negara yang sangat berharga dan keberadaannya adalah sebagai penyokong utama agar ada keseimbangan hidup bagi rakyatnya. semua permasalahan negara yang berhubungan dengan aspek dalam negeri adalah hak rakyat. Jika dimungkinkan adanya masalah dalam negeri yang ditimbulkan oleh gejolak yang diciptakan oleh elemen masyarakat itu bisa dipecahkan oleh lembaga- lembaga yang dibentuk oleh rakyat itu sendiri, tetapi jika dirasa perlu diadakanya kedaruratan situasi negara yang membahayakan, maka tentara adalah satu – satunya milik republik yang harus dapat mengendalikannya. apalagi jika masalah kedaruratan yang disebabkan oleh luar negeri itu adalah hak mutlak utama tentara untuk mengatasinya.
Jadi perintah yang diberikan oleh pak Soedirman masih bisa digaungkan sampai hari ini, karena makna dan kegunaaanya masih dirasa perlu untuk dijadikan perintah harian untuk setia anggota TENTARA NASIONAL INDONESIA.