Nilai Rupiah Melemah di Tengah Wabah Covid-19

Bagikan artikel ini

Nilai tukar rupiah diperkirakan akan merangkak hingga mencapai level Rp16.000 dolar AS. Kekhawatiran pasar masih tinggi terhadap prospek perlambatan ekonomi di tengah penyebaran virus corona atau Covid-19.

Lemahnya posisi rupiah satu diantaranya adalah disebabkan aksi investor yang terus melikuidasi semua aset berisiko. Investor membeli dolar AS semakin menjadi-jadi sehingga menekan rupiah jatuh ke level terendahnya sejak krisis keuangan Juni 1998.

Berdasarkan data Bloomberg, sebelumnya pada perdagangan Kamis (19/3/2020) rupiah parkir di level Rp15.913 per dolar AS, melemah 4,3 persen atau 690 poin. Level pada perdagangan kali ini menjadi level terendah dalam 22 tahun terakhir dan kinerja harian terburuk rupiah sejak Agustus 2013.

Sepertinya dikutip binsi.com, sepanjang tahun berjalan 2020, rupiah telah terkoreksi 12,86 persen, menjadi kinerja terburuk di antara mata uang Asia setelah won yang melemah 10,1 persen.

Berdasarkan pantauan, di kawasan Asia, mata uang Asia kompak melemah. Kondisinya sama, para investor ramai borong dolar AS.

Analis memperkirakan selama penyebaran masih meningkat dan lockdown masih terjadi, aktivitas ekonomi akan terganggu dan melambat.

“Pasar masih belum melihat stimulus yang ada sekarang bisa membantu memulihkan keadaan dengan cepat,” ujar Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Ftures Ariston Tjendra, seperti beritakan Bisnis.com, Kamis (19/3/2020).

Pantauan Posisi Rupiah Jum’at (20/3/2020)

Pukul 5.30 WIB:
Indeks dolar AS menguat 1,58 persen atau 1,595 menjadi 102,755. Sepanjang tahun berjalan, indeks dolar AS menguat 6,6 persen.

Pukul 16.05 WIB:
Kurs Rupiah Ditutup Melemah 47 Poin Nilai tukar rupiah berhasil mengikis sebagian besar pelemahannya dan ditutup terdepresiasi 47 poin atau 0,30 persen di level Rp15.960 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan hari ini, kurs rupiah bergerak di level 15.950 – 16.225 per dolar AS.

Pukul 15.23 WIB:

Nilai tukar rupiah melemah tajam 260 poin atau 1,63 persen ke level Rp16.173 per dolar AS, saat indeks dolar AS melorot 1,31 poin atau 1,27 persen ke posisi 101,45.

Pukul 14.07 WIB:

Nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau menguat 125 poin atau 0,79 persen k elevel Rp16.038 per dolar AS.  Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan mata uang dolar Amerika Serikat terpantau melemah 1,073 poin atau 1,04 persen ke level 101,68 pada pukul 13.53 WIB.

Pukul 10.25 WIB:

Nilai tukar rupiah di pasar spot menyentuh level Rp16.038 per dolar AS dengan pelemahan tajam 125 poin atau 0,79 persen pada pukul 10.07 WIB.

Pukul 10.05 WIB: 

Nilai tukar rupiah di pasar spot bergerak melemah 50 poin atau 0,31 persen ke level Rp15.963 per dolar AS pada pukul 10.05 WIB.

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan mata uang dolar Amerika Serikat terpantau melemah 0,737 poin atau 0,72 persen ke level 102,02 pada pukul 09.56 WIB.

Pukul 08.33 WIB: 

Nilai tukar rupiah di pasar spot bergerak melemah 50 poin atau 0,31 persen ke level Rp15.963 per dolar AS pada pukul 08.33 WIB.

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan mata uang dolar Amerika Serikat terpantau berbalik melemah 0,495 poin atau 0,48 persen ke level 102,260 pada pukul 08.57 WIB.

Pukul 08.20 WIB:

Nilai tukar rupiah di pasar spot melanjutkan pelemahan dengan dibuka terdepresiasi 37 poin atau 0,23 persen ke level Rp15.950 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan mata uang dolar Amerika Serikat terpantau menguat 0,035 poin atau 0,03 persen ke level 102,790 pada pukul 08.06 WIB.

Sejak Kamis BI Perkuat Bauran Kebijakan 

Guna meredam dampak virus corona ke perekonomian, Bank Indonesia (BI) Kamis (19/03/2020) kembali memangkas suku bunga. “Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Maret 2020 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 4,5%,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo, Kamis (19/3/2020), seperti yang diberitakan CNN.com.

Selain itu, BI kembali perkuat bauran kebijakan dan dukung mitigasi risiko COVID-19 dan dorong pertumbuhan ekonomi melalui 7 langkah yakni:

Pertama, BI akan memperkuat intensitas kebijakan triple intervention untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamental dan mekanisme pasar, baik secara spot, Domestic Non-deliverable Forward (DNDF), maupun pembelian SBN dari pasar sekunder.

Kedua, BI memperpanjang tenor Repo SBN hingga 12 bulan dan menyediakan lelang setiap hari untuk memperkuat pelonggaran likuiditas Rupiah perbankan, yang berlaku efektif sejak 20 Maret 2020.

Ketiga, BI akan menambah frekuensi lelang FX swap tenor 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan dari 3 (tiga) kali seminggu menjadi setiap hari, guna memastikan kecukupan likuiditas, yang berlaku efektif sejak 19 Maret 2020.

Keempat, BI akan memperkuat instrumen Term Deposit valuta asing guna meningkatkan pengelolaan likuiditas valuta asing di pasar domestik, serta mendorong perbankan untuk menggunakan penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) valuta asing yang telah diputuskan Bank Indonesia untuk kebutuhan di dalam negeri.

Kelima, BI akan mempercepat berlakunya ketentuan penggunaan rekening Rupiah dalam negeri (Vostro) bagi investor asing sebagai underlying transaksi dalam transaksi DNDF, sehingga dapat mendorong lebih banyak lindung nilai atas kepemilikan Rupiah di Indonesia, berlaku efektif paling lambat pada 23 Maret 2020 dari semula 1 April 2020.

Keenam, BI akan memperluas kebijakan insentif pelonggaran GWM harian dalam Rupiah sebesar 50bps yang semula hanya ditujukan kepada bank-bank yang melakukan pembiayaan ekspor-impor, ditambah dengan yang melakukan pembiayaan kepada UMKM dan sektor-sektor prioritas lain, berlaku efektif sejak 1 April 2020.

Ketujuh, BI akan memperkuat kebijakan sistem pembayaran untuk mendukung upaya mitigasi penyebaran COVID-19 melalui tiga hal. Pertama, menjaga ketersediaan uang layak edar yang higienis, layanan kas, dan backup layanan kas alternatif, serta menghimbau masyarakat agar lebih banyak menggunakan transaksi pembayaran secara nontunai.

Sayangnya, kebijakan dari BI tersebut belum mampu membantu rupiah bangkit pada hari Kamis (19/03/2020) kemarin. Apakah dalam waktu dekat rupiah bisa kembali menguat?

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com