Peranan Rusia Pada Selesainya Perang Dunia II Di Kawasan Asia-Pasifik

Bagikan artikel ini

Dr. Nikolay Tolmachev, Sekretaris Pertama Kedutaan Rusia

Seminar yang digelar Global Future Institute (GFI) bertajuk 65 Tahun Kapitulasi Jepang Dalam Perang Asia Pasifik pada Senin, 25 Oktober 2010 lalu di Hotel Santika Jakarta, hadir utusan dari Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia. GFI memberikan kesempatan kepada Dr. Nikolay Tolmachev, Sekretaris Pertama Kedutaan Rusia ini membacakan statment terkait dengan tema seminar. Berikut statmentnya.

Pada bulan September lalu kita memperingati HUT ke-65 dari suatu peristiwa bersejarah abad ke-20. Pada tanggal 2 September 1945 pejabat pemerintah Jepang menandatangani Akta penyerahan Jepang tanpa syarat. Hal ini berarti bahwa Perang Dunia II selesai.

Setelah kekalahan dan menyerahnya fasis Jerman pada tanggal 8 Mei Jepang menjadi satu-satunya kekuatan besar yang berlanjut perang. Angkatan bersenjata Jepang menolak ultimatum untuk menyerah tanpa syarat yang diberi oleh tiga kekuatan, yaitu Amerika Serikat, Britania Raya dan China. Negara-negara Sekutu minta Pemerintah Soviet untuk bergabung dengan perang melawan Jepang dan dengan demikian memendekkan durasi perang, mengurangi jumlah korban dan memfasilitasi pemulihan cepat perdamaian universal. Permintaan tersebut diberi sesuai dengan komitmen yang dilakukan ketika konferensi Yalta pada bulan Februari tahun 1945. Setia kepada tugas dan kewajiban sekutunya Pemerintah Soviet mengumumkan bahwa sejak tanggal 9 Agustus Uni Soviet berperang dengan Jepang. Sejak tanggal itu Angkatan Bersenjata Uni Soviet melawan kuasa militeris Jepang dengan mengadakan kampanye militer bernama Operasi Ofensif Strategis Mancuria. Operasi ini adalah salah satu kampanye militer yang terbesar dan juga terakhir di Perang Dunia II.

Sayangnya warga Indonesia kurang tahu tentang peranan Negara kami di Perang Dunia II, tetapi Rusia memainkan peranan penentu dan memberikan sumbangan penting pada kemenangan atas fasis Jerman dan militeris Jepang. Saya mau berpeluangan HUT ke-65 ini untuk meringkaskan beberapa fakta saja.

Akibat Operasi Ofensif Strategis Mancuria ini yang berlangsung 25 hari kelompok pasukan yang paling kuat dari Tentara Kekaisaran Jepang dikalahkan. Pasukan ini yang bernama Tentara Kwantung adalah bagian utama dari pendudukan Jepang Mancuria dan Korea. Ini terdiri dari 25 divisi. Jumlah prajuritnya kurang lebih satu juta orang. Ini berisi lebih dari 1.200 kendaraan lapis baja dan 1.800 pesawat tempur.

Tentara Merah mencapai 89 divisi dengan 1,5 juta orang, 3.700 tank, dan 3.750 pesawat. Sebagian besar pasukan dipindahkan dari mandala Eropa dan rencana Soviet dimasukkan semua pengalaman dalam perang maneuver yang diperolehnya ketika melawan Jerman.

Operasi Ofensif itu dilakukan sebagai gerakan menjepit klasik yang meliputi kawasan dua kali lipat area ukuran Eropa Barat. Serangan Tentara Merah berarah dari Barat melalui padang pasir dan pegunungan Mongolia dan dari daerah dekat Pantai Samudera Pasifik di ujung Timur Mandala ini. Pada saat yang sama unti Pasukan Pendarat Soviet digunakan untuk merebut lapangan terbang dan kota-kota di depan pasukan Angkatan Darat. Meskipun Tentara Jepang berjuang keras dan memberikan perlawanan yang kuat, Tentara Soviet terbukti keunggulannya.

Setelah seminggu pertempuran pasukan Soviet merasuk jauh ke Mancuria. Pada saat itu tanggal 15 Agustus 1945 Kaisar Jepang Hirohito disiarkan di radio untuk bangsa Jepang. Dia mengatakan: “Tiga tahun delapan bulan lewat sejak deklarasi perang kita pada Britania dan Amerika Serikat. Selama waktu itu semua tentara dan pelaut pemberani kita bertempur sengit. Sekarang, ketika Rusia memasuki perang, kelangsungan perang lebih lanjut dan menyebabkan hilangnya dasar Kekaisaran kita. Jadi aku mengusulkan Amerika, Britania dan Rusia tercapai perdamaian.”

Jadi Kaisar bahkan tidak menyebut pengeboman atom Hiroshima dan Nagasaki sebagai sebab penyerahannya tetapi bicara tentang Tentara Merah saja memasuki perang. Dia juga tidak mengucapkan kata penyerahan atau kapitulasi. Oleh sebab itu dan juga karena rendahnya kualitas siaran dan komunikasi yang buruk berbagai unit Tentara Kwantung mengabaikan pernyataan itu. Jadi titik perlawanan sengit dari segi pasukan Jepang berlanjut dan Tentara Merah terus menyerang. Pada tanggal 19 Agustus Tentara Merah merebut wilayah-wilayah yang sebelumnya diduduki oleh pasukan Jepang dan dengan demikian membebaskan China Utara (Mancuria dan Mongolia Dalam), Korea Utara, Sakhalin Selatan, dan Kepulauan Kuril. Pasukan Jepang telah kehilangan 84.000 orang, lebih dari 650.000 perwira dan tentara Jepang ditawan.

Kekalahan cepat Tentara Kwatung merupakan faktor penentu bagi menyerahnya Jepang dan berakhirnya Perang Dunia II. Jepang kehilangan semua pangkalan militer dan ekonomi di benua dan pulau-pulau yang digunakan selama puluhan tahun untuk mempersiapkan serangan. Jadi Jepang kehilangan kekuatan dan kesempatan yang real untuk melanjutkan perang.

Upacara kapitulasi diadakan pada tanggal 2 September 1945. Pada hari itu pimpinan militer dan pejabat pemerintahan Jepang menandatangani Akta Penyerahan Jepang tanpa syarat kepada Kuasa Besar Bersekutu: Uni Soviet, Anerika Serikat, Cina dan Inggris. Justru dengan kekalahan Tentara Kwantung ini dan menyerahnya Jepang Perang Dunia II berakhir secara resmi.

Begitu Opersi Ofensif Strategis Mancuria yang diikuti kepahlawanan puluhan ribu perwira dan tentara negara kami menjadi sebab utama berakhirnya pendudukan Jepang di negara-negara Asia, termasuk Indonesia Juga. Tanpa kemenangan ini kemerdekaan Indonesia tidak dapat dicapai.

Pengalaman persaudaraan bersenjata internasional selama tahun-tahun perang adalah sangat penting pada saat umat manusia, sekali lagi, menentang ancaman global, kali ini dari segi terorisme Internasional. Ancaman ini tidak tidak kurang berbahaya daripada ancaman fasisme. Dasar peradaban sekali lagi diancamkan. Seperti 65 tahun lalu ancaman tersebut hanya bisa diatasi berdasarkan solidaritas dan saling percaya. Persekutuan negara koalisi antiteroris, kemajuan hubungan harmonis antara bangsa dan agama yang berbeda, toleransi dan saling hormat, pelestarian keanekaan budaya, dialog antar peradaban yang terbuka dan konstruktif – semua ini adalah syarat utama untuk mencapai kemenangan atas kekuatan kebenciaan dan ekstremis.

 

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com