Menjelang peringatan 13 tahun operasi militer dan intelijen menggusur Presiden Suriah Bashar al-Assad, Koalisi Amerika Untuk Suriah, menyelenggarakan hari advokasi tahunannya di Washington DC. Yang menyebabkan saya gusar, dalam pertemuan antara Koalisi AS untuk Suriah tersebut, mengusung sebuah tema yang kontradiktif. Untuk mendorong runtuhnya pemerintahan Presiden Assad, maka diluncurkanlah Sanksi ekonomi dan bantuan kemanusiaan, yang berakibat rakyat Suriah dilanda kelaparan.
Ironisnya, yang memprakarsai kampanye anti-Assad itu justru 50 orang Suriah yang mendorong advokasi menjatuhkan sanksi bantuan kemanusiaan untuk rakyat Suriah. Inilah sepak-terjang Kelompok Lobi anti-Suriah. Betapa mereka di dalam gedung DPR mendesak secepatnya penggulingan Assad dengan menggunakan sanksi boikot bantuan pangan kepada rakyat Suriah. Sementara paralel dengan itu, di dalam DPR AS, kelompok koalisi anti-Suriah ini malah secara sinis mengabaikan kelaparan yang sedang dialami warga Palestina di Gaza.
Adapun salah satu sosok warga Suriah yang tergabung dalam koalisi lobi anti Suriah, adalah Raed Saleh, Ketua Helm Putih Suriah (Syrian White Helmets), yang selama ini secara gencar mempropagandakan segera terjadi perubahan rejim di Suriah dengan berkedok sebagai gerakan kemanusiaan.
Baca:
Inside the anti-Syria lobby’s Capitol Hill push for more starvation sanctions
Dalam aksi lobi anti-Suriah tersebut ternyata melibatkan beberapa anggota kongres AS seperti: Sherrod Brown, Maggie Hassan, Ben Cardin, Mark Kelly, Chris Van Hollen, John Fetterman, dan Rick Scott.
Menurut Hekmat Aboukhater, yang hadir dalam pertemuan pada Maret 2024 lalu itu, Kelompok Helm Putih yang dipimpin oleh Raed Saleh tersebut, sejatinya didirikan oleh intelijen Inggris, dan didanai oleh negara-negara yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Hal ini semakin memperkuat dugaan kuat sejak 2011 lalu, bahwa gerakan pemberontakan menjatuhkan Bashar al-Assad yang dimotori Free Syrian Army didukung dari belakang layar oleh AS, Inggris dan Prancis.
Indikasi kuat keterlibatan AS semakin nyata ketika dalam kesaksian Hekmat Aboukhater, Wa’el Alzayat dari lembaga Muslim pro Zionis Israel bahkan mendesak kantor Senator Chris Van Hollen untuk mendukung persetujuan bantuan bagi milisi yang terkait Al Qaeda di Suriah, untuk melancarkan aksi militer menggulingkan Assad.
Dengan mengklaim sebagai juru bicara seluruh warga Suriah, kelompok lobi anti-Suriah dipelopori oleh Koalisi Amerika untuk Suriah (ACS), sebuah organisasi induk yang mewakili kelompok-kelompok oposisi seperti Dewan Amerika Suriah (SAC), Forum Suriah , dan beberapa kelompok lain yang berlokasi di AS dan Turki.
Syrian Civil War map (November 24, 2023) via Wikimedia Commons. Edited by authorSementara itu, Emgage dianggap berjasa dalam menggalang dukungan dari diaspora untuk kandidat Joe Biden pada November 2020. Kelompok tersebut sejak itu dikritik karena bertindak sebagai agen-agen perpanjangan tangan Gedung Putih dan Presiden Joe Biden dan Partai Demokrat dalam komunitas Muslim.
Adapun anggota dewan Emgage, Farooq Mitha, secara resmi bekerja untuk Pentagon di era pemerintahan Biden sejak Maret 2021. Pada 7 Maret 2024 lalu, Alzayat bermaksud menggunakan pengaruh Emgage untuk melawan Senator Demokrat yang tampaknya tidak setuju dengan kebijakan sanksi memboikot bantuan kemanusiaan ke Suriah hanya karena bermaksud untuk mempercepat kejatuhan pemerintahan Bashar al-Assad.
Cara-cara seperti ini menurut saya justru bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Sejatinya ini adalah Humanitarian Imperialism. Advokasi Kemanusiaan hanya kedok untuk tujuan-tujuan yang sejatinya adalah untuk melumpuhkan kedaulatan nasional Suriah.
Saat ini, dari 12 juta warga Suriah, separuh dari total populasi, berarti sekitar 6 juta jiwa, menghadapi rawan pangan. Berarti rawan pangan meningkat 51 persen terhitung sejak 2019. Sementara 90 persen penduduk Suriah berada di bawah garis kemiskinan. Hal itu akibat dikenakannya sanksi oleh pemerintah dan kongres AS terhadap sektor-sektor vital perekonomian Suriah.
Berdasarkan keterangan Hekmat Aboukhater, aksi yang dimotori oleh Koalisi Lobi anti-Suriah tersebut, sebenarnya tidaklah berdiri sendiri dan berdasarkan prakarsa mereka sendiri. Ada seseorang di dalam gedung Capitol Hill (gedung kongres AS di Washington) yang menggerakkan kelompok tersebut seakan-akan mewakili 12 juta penduduk Suriah.
Hendrajit, Ppengkaji Geopolitik, Global Future Institute (GFI)