Quick Count Berbahaya Picu Chaos

Bagikan artikel ini

Nurman Diah, Wartawan Senior

Potensi konflik yang berakhir dengan kekacauan pasca pencoblosan Pemilihan Umum Presiden hari ini semakin besar kemungkinannya apabila masing masing pihak berkeras mengumumkan kemenangannya.

Tergantung anda melihat atau mendengar media mana sore ini,hasil sementara Pilpers 2014 yang dikonsensuskan sebagai Quick Count sangat sangat jelas membingungkan karena bertentangan.Media yang mendukung Prabowo Hatta, seperti TVOne, dan Grup MNC mengungkapkan hasil Quick Count lembaga lembaga survey yang hitungannya mengunggulkan Prabowo Hatta. Media yang pro Jokowi JK, seperti MetroTV, KompasTV, TVRI tak mau kalah, juga mengungkap hasil Quick Count lembaga survey yang berbeda yang angkanya menyatakan Jokowi JK unggul.

Ini sungguh suatu praktek jurnalisme yang keluar dari khaidah objektivitas, suatu tanda rendahnya mutu jurnalisme era Reformasi. Suatu praktek yang dapat memicu perpecahan masyarakat.

Begitu rendahkah sudah martabat para jurnalis sekarang sehingga dengan mudah dapat ditunggangi oleh kepentingan kepentingan pemilik yang kebagian iklan para calon? Bagaimana media-apalagi media interaktip seperti TV-dapat menyiarkan berita atau informasi tanpa konfirmasi? Quick Count hanya dapat dikonfirmasi oleh yang berwenang yaitu KPU yang masih memerlukan waktu untuk menghitung semua suara yang masuk.

Hasil Quick Count bagaimana pun juga benar metodenya,dasarya ilmiah sekali pun, dan dipromosikan selalu sebagai kebenaran karena hasil akhir akan tidak jauh beda, adalah suatu info dini yang spekulatip sifatnya. Apalagi karena hasil pemilihan presiden bisa membawa efek negatip terhadap para pendukung masing masing calon;bisa dimanipulasi oleh mereka yang berkepentingan dan menjadikannya ajang ancaman ancaman tersembunyi, seperti: “Awas ya kamu, kalau kamu menang berarti kamu curang.” Selanjutnya berbuntut pada aksi-aksi massal, terutama jika Pemerintah ikut campur menerima kemenangan salah satu calon.

Pemberitaan hasil Pilpers yang simpang siur ini mau tak mau bersumber dari informasi yang tidak jelas keabsahannya, yaitu Quick Count, yang kelihatannya dapat diselenggarakan oleh lembaga survey mana saja, siapa saja dan kapan saja. Saatnya metode Quick Count dan penyelengggaranya-lembaga survey-dikaji kembali, sebelum nanti membawa masalah.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com