Rekam Jejak Frank Carlucci, Pemain Kunci Dalam Operasi Siluman AS di Pelbagai Belahan Dunia

Bagikan artikel ini

Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI)

Franc Carlucci. Sosok ini tak setenar George W Bush, Donald Rumsfeld atau Paul Wolfowitz. Namun Carlucci diyakini berbagai kalangan sebagai pemain utama yang merancang terjadinya pemboman gedung World Trade Center dan gedung Pentagon pada September 2001.

Dari penelusuran pustaka yang saya lakukan, Carlucci yang tercatat pernah mengelola The Carlyle Group, sebuah perusahaan investasi yang punya kedekatan khusus pada setidaknya dua Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik: Ronald Reagan dan George Herbert Walker Bush.

Bersama Wakil Presiden Dick Cheney, Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld, dan Wakil Menteri Luar Negeri Richard Armitage, Carlucci diyakini berbagai kalangan telah bersekongkol sebagai otak atau sutradara terjadinya pembiaran terjadinya pemboman WTC dan Pentagon pada September 2001.

Beberapa catatan membuktikan betapa Carlucci dan teman dekatnya Richard Armitage, sedari awal memang punya sejarah yang cukup fantastis sebagai ahlinya dalam soal operasi siluman (Covert Operation).

Melacak masa lalu Carlucci, selain akrab dengan jaringan pebisnis dan kuasa politik yang berada dalam lingkaran The Carlyle Group, Carlucci juga punya jalinan kedekatan dengan Arab Saudi melalui The Saudi Arabian Oil Industry. Carlucci sendiri kemudian memimpin dan mengelola BDM International dan Vinnell Corporation.

Nah, melalui aktivitasnya di BDM International inilah, terlacak adanya hubungan khusus dengan Barry McDaniel, Wakil Presiden alias orang kedua Carlucci di perusahaan tersebut. Tapi yang layak untuk ditelusur lebih dalam, pada perkembangannya kemudian ketika McDaniel keluar dari BDM, lalu jadi Direktur oprasi sebuah perusahaan kontraktor keamanan bernama Stratesec. Kabarnya perusahaan ini dapat order yang lumayan banyak terkait berbagai sarana dan faslitas untuk memungkinkan terjadinya Aksi pemboman gedung WTC.

Lalu, apa kerja Carlucci saat terjadinya pemboman WTC? Pada 11 September 2001, Carlucci mengadakan pertemuan dengan beberapa investor dari Carlyle Group di Hotel Ritz Carlton, di Washington. Menariknya, di pertemuan ini juga hadir saudaranya Osama bin Laden. Sementara McDaniel ketika itu, merupakan mitra bisnis dari Bruce Bradley, sahabat karib dari Wakil Presiden Dick Cheney.

Sejarah Hidup Frank Carlucci

Satu fakta penting pertama, Carlucci merupakan sahabat karib Rumsfeld yang ketika terjadinya pemboman WTC dan Pentagon, menjabat Menteri Pertahanan. Keduanya pernah satu kamar ketika sama sama jadi mahasiswa di Universitas Princeton. Adalah Rumsfeld yang merekrut Carlucci untuk bergabung di pemerintahan federal, The Office of Economic Oppurtunity (OEO). Kemudian Carlucci meneruskan karirnya sebagai Wakil Presiden Nixon di Office of Management and Budget (OMB). Perjalanan karirnya semakin cerah ketika di masa kepresidenan Gerald Ford, ditunjuk sebagai Duta Besar AS untuk Portugal.

Satu catatan penting untuk memahami Carlucci, sejatinya dia merupakan “Calo Politik” atau Power Broker di pemerintahan federal Amerika, sehingga dirinya mampu menjalin komunikasi lintas partai dan lintas afiliasi politik. Satu talenta yang pas untuk dimainkan pemerintahan Bush, yang dari sejak awal mempunyai karakterisitik sebagai kekuatan siluman/komunitas rahasia dan menggunakan modus operandi jaringan laba laba.

Karena itu bukan hal yang mengagetkan ketika di masa kepresidenan Jimmy Carter, Carlucci dipercaya sebagai Wakil Direktur CIA pada 1977. Padahal, kalau melihat jaringan kelompok yang membina dan mengkader Carlucci, justru dari jaringan kaum republikan berhaluan neo konservatif.

Benar, sepertinya sejarah hidup Carlucci selalu diwarnai oleh operasi operasi terselubung yang penuh darah. London Times, pernah mengangkat berita bahwa Carlucci pernah terlibat dalam merancang pembunuhan terhadap Presiden Kongo Patrice Lumumba pada 1961 dan penggulingan Presiden Chile Salvador Allende pada 1973. Dan yang tak kalah mengagetkan, Carlucci juga sempat dituding terlibat dalam merancang penculikan dan pembunuhan Perdana Menteri Italia, Aldo Moro. Bahkan sewaktu menjabat sebagai Duta Besar AS di Portugal, Carlucci juga dianggap memainkan peran penting dalam menjinakkan revolusi berhaluan kiri di Portugal.

Masuk akal juga karena pada masa 1974-1976, terjadi pergolakan di Timor Timur, menyusul adanya revulusi bunga pada 1974. Dan ketika itu pula, Fretelin sebagai kelompok pro kemerdekaan Timtim, sempat mendapat angin. Namun pada 1975, setelah Presiden Ford dan Menlu Henry Kissinger berkunjung ke Indonesia, disepakati bahwa Presiden Suharto akan segera melancarkan invasi militer ke Timtim.

Dan itu terjadi, hanya selang dua hari setelah kunjungan Ford dan Kissinger ke Jakarta. Meski dirinya sempat membantah semua tudingan tersebut, namun mencuatnya berita semacam ini semakin memperkuat dugaan bahwa Carlucci memang aktor penting dalam berbagai operasi siluman dan kerja kerja kotor yang dirancang CIA maupun Gedung Putih.

Nampaknya hal ini tak lepas dari keterlibatan Carlucci sebagai pemain kunci di CIA. Kedekatannya dengan Ted Shackley, sosok yang berada di pusat jaringan siluman di luar organ intelijen resmi CIA. Dan dari kedekatannya dengan Ted Shackley inilah, Carlucci dikader sebagai seorang yang mumpuni dalam operasi operasi terselubung dan kerja kerja kotor.

Dan Carlucci mulai berada dalam pembinaan Shackley dan rekannya Thomas Clines, sejak Carlucci terlibat dalam operasi siluman penggulingan Allende pada 1973. Waktu itu Carlucci masih bekerja di OMB, dan melalui instansi inilah Carlucci menggalang dana untuk biaya operasi siluman menggusur Allende.

Tak pelak lagi Carlucci merupakan kadernya Ted Shackley. Karena melalui Shackley inilah, setelah direstui oleh George Herbert Walker Bush, kemudian dibawa ke posisi yang cukup strategis sebagai Wakil Direktur CIA pada 1977.

Rupanya selain Carlucci, Armitage pun, yang semasa Georg W Bush jadi presiden, menjabat Wakil Menlu bidang politik, juga merupakan kadernya Shackley.

Dalam kapasitasnya sebagai Wakil Direktur CIA inilah, pada 1978, Carlucci terlibat dalam operasi rahasia bekerja sama dengan badan intelijen Pakistan Inter Service Intelligence (ISI), melatih dan mendanai sekitar 100 ribu sukarelawan bersenjata untuk melawan pendudukan Pasukan Uni Soviet. Dan bantuan CIA dan ISI berlangsung hingga 1992.

Dari rekam jejak ini saja, terlihat jelas bahwa Carlucci tahu banyak mengenai anatomi kelompok Mujahidin, dan juga tentunya yang kelak terkenal dengan Al Qaeda, elemen elemen perlawanan Afghanistan binaan CIA, untuk melawan pasukan pendudukan Soviet. Jadi kalau Al Qaeda kemudian dikambing hitamkan atas keterlibatannya dalam pemboman di WTC dan Pentagon, saya kira Carlucci sejatinya merupakan orang yang paling tahu bahwa Al Qaeda merupakan kelompok rekaan dan ciptaan CIA dan Pentagon.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com