Komentar terhadap artikel M Arief Pranoto yang bertajuk: INDONESIA DIGEMPUR DARI EMPAT PENJURU, Telaah Kecil atas Perilaku Geostrategi Asing di Indonesia
Cukup banyak yang harus dilakukan, tetapi terdapat simpul-simpul penting terkait dengan dunia Internasional, yaitu:
1. KELUAR DARI MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), Indonesia harus mengambil keputusan seperti BritaniaRaya (Inggris) meskipun tidak bersifat total (Brexit), artinya hanya keluar sebagian ASEAN, karena Indonesia memang belum siap menghadapi MEA, bahkan MEA menjadi klausul pintu masuk pihak asing untuk perluasan lingkup pengaruh internasional. Padahal jelas bukan bagian ASEAN.
2. KELUAR DARI REZIM HAM PBB, Indonesia harus berani membuat keputusan seperti Amerika yang keluar dari HAM PBB, karena hanya dimanfaatkan pihak-pihak pelanggar HAM untuk berlindung dari eksekusi pengadilan HAM Internasional.
3. KELUAR DARI PERJANJIAN WTO, Indonesia harus berani keluar dari World Trade Organization karena sangat jelas bahwa Indonesia diposisikan sebagai pasar/konsumen (tidak boleh sebagai produsen), dengan neraca perdagangan yang tidak seimbang.
4. KELUAR DARI MANAJEMEN SISTIM KEUANGAN DAN ANGGARAN YANG DIATUR OLEH BANK DUNIA, karena sangat jelas bahwa sistem anggaran dan kebutuhan dibenturkan dengan REZIM ANTI KORUPSI. Maka jangan heran bila Birokrasi Indonesia lemah, karena skenarionya adalah saling intip, saling tikam, saling bunuh secara internal.
5. MENGAKHIRI DENGAN SEGERA KEBIJAKAN BEBAS VISA (Kecuali ASEAN tetap bebas Visa).
6. KELUAR DARI REZIM ISO, yang menghambat Indonesia di berbagai bidang. INDONESIA ADALAH INDONESIA.
Terkait dalam negeri, juga terdapat beberapa simpul penting, yaitu:
1. Mendorong, menyokong dan melindungi Inovasi dan kreatifitas putra-putri Indonesia dalam menciptakan produk-produk ilpengtek, jangan tunduk pada WTO.
2. Mempersiapkan rakyat Indonesia, untuk ikut kembali kedalam MEA, melalui kemampuan berbahasa Internasional dan keterampilan bukan sebagai pembantu rumah tangga.
3. Membangun Indonesia dengan penerapan teknologi yang disesuaikan kondisi kehidupan masyarakatnya (jangan paksakan berbagai jenis E- … kepada masyarakat yang hidup dipegunungan / di hutan, di desa terpencil dan sebagainya). Jangan pakai teknologi yang menyengsarakan negara dan masyarakat sendiri.
4. Minimal 70% angaran belanja barang dan modal (bukan belanja pegawai), harus produk Indonesia.
5. Jabatan-jabatan di Indonesia yang tidak boleh diduduki oleh orang asing /WNA/TKA, harus di awasi dengan ketat.
Tentu terdapat langkah lainnya yang dapat dilaksanakan sesuai dengan kearifan lokal bangsa Indonesia.
Firman Fadillah, Pemerhati Masalah Ekonomi dan Internasional. Tinggal di Jakarta