Sepintas Tentang Metafisika Geopolitik

Bagikan artikel ini
Ada dua hal yang senantiasa berpasang-pasangan di dunia ini, contohnya, ada siang/ada malam, laki/perempuan, naqliaqli, lahir batin, baik buruk, (Dunia) Barat-Dunia Timur, fisika-metafisika, dan lain-lain. Itulah ujud kasih sayang Tuhan kepada makhluk-Nya. Arrahman Arrahim. “Maha Pengasih, Maha Penyayang”.
Terkait ‘dua yang berpasangan’ di atas, ketika aksiologi ilmu geopolitik yang kerap dijadikan pisau bedah mengurai persoalan negara, misalnya, sebenarnya ada metafisika geopolitik yang diabaikan publik khususnya kaum intelektual. Padahal, ia itu ada (being), nyata (reality) dan berada/berperan (exsistence), namun tidak terpublis secara terbuka, hanya menjadi bahasan kecil di kalangan sedikit, mengapa? Kerap kali, bahasan metafisika geopolitik dinilai unlogical, ranah perdukunan, dianggap klenik dan seterusnya, sedangkan mereka tidak punya kemampuan. Tidak ada pengetahuan tentang itu. Hal (peristiwa metafisika geopolitik) inilah yang kerap ‘disembunyikan’ oleh Barat. Entah kenapa.
Bukti dan contoh aksi metafisika geopolitik justru lebih dahsyat dibanding geopolitik, misalnya, peristiwa 10 Nopember 1945 tempo doeloe di Surabaya. Betapa Amerika dan sekutu selaku pemenang Perang Dunia II bisa dipukul mundur oleh ‘embrio tentara’ di negara yang baru berdiri tiga bulan (Indonesia). Luar biasa. Jenderalnya (Mallaby) tewas di Surabaya. Atau, pengusiran tentara Amerika oleh Veitcong di Vietnam, ataupun peristiwa mundurnya NATO di Irak, Afghanistan dll termasuk munculnya ‘pasukan lain’ di Gaza, dan lainnya.
Jika dikaji lebih dalam, arrahman itu jatuh ke lelaki ditandai adanya fisik, sedang arrahim turun ke perempuan berupa nonfisik semacam batin, misalnya, atau jiwa, spiritual dan lain-lain. Maka yang mengukir fisik si anak sesungguhnya adalah si bapak, sedang rasa atau perasaan si anak —batin— dominan diukir oleh ibunya. Mau tidak mau, percaya atau tidak, itu keniscayaan pada kehidupan fana ini.
Berkait judul di atas, Dunia Barat adalah asal dan tempatnya hal-hal yang bersifat fisik seperti ilmu fisika, geopolitik, dan lain-lain, sedangkan Dunia Timur gudangnya ilmu metafisika perihal batin, misalnya, spiritual, metafisika geopolitik dan seterusnya.
Sekali lagi, bahwa metafisika geopolitik itu ada, nyata dan sangat berperan di dunia ini. Lantas, apa kira-kira definisi dan arti yang tepat untuk menjelaskan metafisika geopolitik?
Karena tidak ada referensi yang menjawab pasti, agaknya ChatGPT punya jawaban sebagai berikut:
“Metafisika geopolitik adalah konsep yang menggabungkan prinsip-prinsip metafisika dengan analisis geopolitik untuk memahami dinamika kekuasaan dan hubungan internasional pada tingkat yang lebih filosofis dan mendalam.”
Dalam konteks ini, “metafisika” mengacu pada studi tentang hakikat realitas yang melampaui fenomena fisik atau material, sementara “geopolitik” biasanya berkaitan dengan pengaruh geografis dan strategis suatu wilayah dalam politik global. Metafisika geopolitik berusaha menggali di balik faktor-faktor material dan strategis yang biasa dianalisis dalam geopolitik tradisional, untuk memahami elemen-elemen yang lebih esensial seperti ideologi, persepsi, nilai-nilai budaya, dan narasi sejarah yang memengaruhi tindakan negara, kebijakan luar negeri, dan dinamika internasional.
Pendekatan ini mungkin melibatkan pertanyaan tentang bagaimana identitas, kepercayaan, nilai-nilai, dan pandangan dunia suatu bangsa membentuk strategi geopolitik mereka, serta bagaimana hal-hal ini memengaruhi hubungan antarnegara. Ini juga bisa berarti mempertimbangkan realitas “tak terlihat” atau “tak terukur” yang memengaruhi politik global, seperti psikologi kolektif, struktur kekuasaan tak kasat mata, atau dinamika simbolis.
Dengan demikian, metafisika geopolitik dapat menjadi alat analisis yang lebih dalam untuk memahami konflik global, aliansi, dan perubahan dalam tatanan dunia yang tidak hanya didasarkan pada kepentingan material tetapi juga pada dinamika spiritual, filosofis, dan psikologis”.
Nah, kali ini saya sependapat dengan ChatGPT meski ia tak boleh dijadikan rujukan pasti. Terima kasih.
M Arief Pranoto, Pengkaji Geopolitik Global Future Institute (GFI)
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com