Serangan Israel ke Iran

Bagikan artikel ini

Tuan Rendy bertanya mengapa Israel seperti mengusik Iran dengan serangan mendadak “Operasi Singa Bangun” pada 13 Juni 2025 lalu.

Ada beberapa analisa dalam geo-pol Internasional pertama bahwa Israel ingin masyarakat dunia teralihkan dari Gaza-Palestina kepada konflik lain. Kedua, Israel ingin menarik AS kepada perang baru yang menguntungkannya.

Tentu saja serangan Israel seperti itu mustahil tanpa koordinasi dengan pihak AS-UK. Tetapi saya sendiri menyetujui pendapat ke dua bahwa tujuan dari serangan Israel adalah mengambil kesempatan perluasan wilayah hegemoni Israel-AS di kawasan Timur Tengah.

Sehingga serangan tadi merupakan serangan pembuka dari dimungkinkannya terjadi serangan darat (infantri) untuk menumbangkan pemerintahan Iran hari ini. Paling tidak didahului dengan operasi untuk memecah provinsi-provinsi di Iran berdasarkan etnis terutama tiga etnis besar di bagian utara dan barat Iran; Kurdis-Turki, dan Azeri.

Bila rancangannya seperti ini maka, Iran memiliki friendemy -kawan yang berpotensi menjadi pengkhianat yaitu Azerbaijan dan Turki.

Sebagaimana operasi Turki bersama Israel dan AS untuk menjatuhkan Presiden Basar Assad dan memecah Suriah dengan membagi kepada beberapa provinsi dan menempatkan komandan ISIS Joulani yang kini berganti nama menjadi Ahmad Sharaa.

Dalam operasi di Suriah, mereka melakukan hal yang serupa dengan serangan radio pager kepada jaringan Hisbullah di Lebanon. Israel merusak saluran telekomunikasi antar pasukan dengan meretas sistem komunikasi tentara Suriah. Dilanjutkan Turki dengan mengirimkan drone-drone untuk merusak baterai pertahanan udara dan artileri tentara Suriah dan kemudian menyelundupkan Jounali beserta mantan ISIS kembali ke Suriah untuk menguasai kota-kota di utara Ibukota Damaskus. Erdogan mengakui keterlibatan Turki dalam menjatuhkan Basar Assad dalam wawancaranya setelah penyerbuan.

Operasi yang sama dilakukan terhadap jaringan Hisbullah dengan serangan Pager, dilanjutkan kemudian serangan yang membunuh Sekjen Hisbullah Hassan Nasrallah. Dilanjutkan dengan memasukkan tentara-tentara yang mengatasnamakan tentara Lebanon untuk mengambil alih kontrol perbatasan Lebanon dan Israel yang sebelumnya dikuasai Hisbullah.

Perbedaannya adalah operasi Israel-AS-Turki terhadap Hisbullah dan terakhir Iran tidak berjalan sesuai tujuan-tujuannya. Hisbullah tetap menguasai kontrol atas perbatasannya dengan Israel dan Iran, kita menyaksikan bagaimana negara itu membalas dengan kekuatan arsenalnya. Secara militer dan diplomatik Iran memenangkannya di atas Israel. Dua negara nuklir (Israel-AS) dan dibantu dua negara nuklir lainnya (Inggris-Prancis) berhadap dengan negara non nuklir mesti akan merubah perhitungan-perhitungan geopolitik-militer di kawasan.

Saya pikir untuk menutup kekalahan ini ke depan akan ada operasi militer atas Iran yang melibatkan Turki-Azerbaijan. Kedua negara ini akan mengambil peran membantu Israel-AS untuk mencoba mengexercise konflik di darat. Tetapi saya pikir, orang Iran jauh lebih faham dan mungkin mereka telah mempersiapkannya jauh-jauh hari.

Andi Hakim, Pemerhati Isu Internasional

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com