Telaah Singkat Geopolitik
Nord Stream 1 dan 2 adalah jaringan pipa gas yang menghubungkan antara Rusia-Jerman melalui saluran bawah laut di Laut Baltik. Inilah geopolitic of pipelines antardua negara di atas. Namun akibat kebocoran pipa gas Nord Stream (26/9/2022), aliran gasnya meluber di permukaan laut dekat Swedia dan Denmark, kemungkinan sebagian alur pelayaran di Laut Baltik bakal ditutup sementara hingga situasi kembali normal.
Dalam isu kebocoran pipa Nord Stream, dugaan sabotase tampaknya lebih menguat daripada sekedar kerusakan teknis perpipaan. Kenapa demikian, bahwa pipa tersebut terbuat dari baja setebal 1,6 inci dan dilapisi beton 4 inci pada kedalaman nyaris 90 meter. Secara teknis perpipaan, tak mungkin terjadi kerusakan di beberapa lokasi terpisah pada hari yang sama.
Mundur sejenak, terkait belum redanya konflik Ukraina bahkan secara eskalasi semakin meningkat, beberapa negara Barat/NATO menggiring opini agar Rusia dijadikan tertuduh atas sabotase pipa Nord Stream. Namun, tuduhan pun mentah ketika di-breakdown pertanyaan: 1) mengapa Rusia harus merusak jalur pipanya sendiri; 2) jika ingin melakukan sabotase, bukankah kran pipa gas Nord Stream berada di Rusia sendiri. Tinggal putar. Off. Selesai.
Sebaliknya, Kementerian Luar Negeri Rusia memberi isyarat justru Amerika Serikat (AS)-lah pelakunya. Mengapa begitu? Isyarat Rusia bukan asal nyeplos. Ada dua indikasi kenapa AS dituduh berada di balik sabotase jaringan pipa Nord Stream 1 dan 2, antara lain:
1. Sebelum ada ‘operasi militer khusus’-nya Rusia di Ukraina pada 24 Februari 2022, Presiden AS, Joe Biden, menyatakan bahwa Nord Stream 2 akan diserang jika Rusia menginvasi Ukraina. Ketika dikejar pertanyaan, bagaimana cara menyerangnya? Biden menjawab, AS punya cara tersendiri. Itu singkat poin dialognya;
2. The BNN Newsroom memposting:
“2 September 2022, sebuah helikopter AS dengan callsign FFAB123 melakukan beberapa aktivitas udara. Menurut http://ads-b.nl
, enam pesawat menggunakan panggilan tersebut, 3 di antaranya dapat kami identifikasi berdasarkan nomor ekornya. Semuanya adalah helikopter Sikorsky MH-60S”.
The BNN Newsroom melanjutkan postingan lain yang berbunyi:
“Ketika kami menempatkan rute FFAB123 pada skema kecelakaan kemarin, kami menghasilkan hasil yang menarik bahwa helikopter terbang di sepanjang rute Nord Stream 2, atau bahkan di antara titik-titik dimana kecelakaan itu terjadi”.
“Sementara itu, penerbangan angkatan laut AS lain tampaknya terjadi pada rute yang sama pada 13 September 2022. AS juga memiliki beberapa pengalaman di Pulau Bronham, dimana BALTOPS 22 baru-baru ini didirikan untuk teknologi berburu ranjau drone yang mampu meledakkan barang – barang di bawah air”.
Nah, atas beberapa indikasi di atas, Menteri Luar Negeri AS, Blinken, mengelak. Ia mengatakan bahwa menyerang pipa gas Nord Stream tidak akan menjadi kepentingan siapapun. Itu dalih Blinken.
Tetapi, menurut situs berita energi Jerman IWR, para pemasok gas AS akan meraih keuntungan yang ‘belum pernah terjadi sebelumnya’. Kenapa demikian, bahwa selisih harga gas saat ini antara pasar Eropa dan AS telah mencapai sepuluh kali lipat. Bahkan menurut Business Insider, dengan menjual gas alam cair ke Eropa, perusahaan AS dapat meraih keuntungan lebih dari $100 juta per kapal.
Let them think let them decide!
M Arief Pranoto, Pengkaji Geopolitik, Global Future Institute (GFI)
Facebook Comments