Sulit Dibedakan Antara USAID dan Kepentingan Amerika Serikat

Bagikan artikel ini

Apa istimewanya wanita kelahiran 8 Desember 1988 ini?  Pada Agustus 2012 lalu,  mahasiswi angkatan 2007 Universitas Pembangunan Nasional (UPN) tersebut menulis Skripsi bertajuk Kepentingan Amerika Serikat Dalam USAID(United States Agency for International Development) Dalam Program Bantuan Kemanusiaan di Aceh Periode 2005-2007. 

Skripsi ini membahas mengenai kepentingan Amerika Serikat dalam pemberian bantuan kemanusiaan di Aceh pada periode 2005-2007. Yang menarik dari skripsi tersebut, Gita Rizkasari berhasil mengungkap peranan USAID sebagai lembaga pemberi bantuan di bawah Departemen Luar Negeri AS dalam mendesain dan menjalankan program LOCAL GOVERNANCE SUPPORT PROGRAM (LGSP), untuk rekonstruksi dan rehabilitasi rakyat Aceh.

Segi lain yang cukup menarik dari penelitian Gita yang menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi literature dan wawancara mendalam dengan berbagai narasumber, skripsi berhasil mengungkap apa motif sesungguhnya dari kepentingan AS di Aceh. Berdasarkan temuannya, Gita berkesimpulan bahwa bantuan luar negeri AS lewat USAID telah menjadi alat kebijakan yang dengan sengaja didisain untuk mempengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara sehingga selaras dengan apa yang  diinginkan oleh negara donor.

Dalam pemberian bantuan oleh USAID sebagai perpanjangan Amerika pasca tsunami di Aceh, terdapat dua kepentingan ekonomi yang berhubungan dengan adanya PT ExxonMobi di daerah Aceh Utara (Lhokseumawe) dan kepentingan politik yaitu Amerika Serikat menggunakan NGO Lokal/Nasional sebagai penyuplai informasi tentang berbagai persoalan ekonomi politik yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Aceh.

Melalui strategi seperti itu, semua informasi dari lapangan ini, nantinya akan dijadikan nilai tawar bagi pemerintah Amerika dalam melakukan berbagai deal/kesepakatan  dengan pemerintah Indonesia. Menurut catatan Gita hingga 2007, USAID telah memberikan bantuan LGSP di Aceh lebih dari US$ 53 juta sebagai bagian dari paket bantuan AS untuk pemulihan dan rekonstruksi Aceh dan Sumatera Utara  sebesar US$ 4 juta.

USAID adalah Amerika, begitu yang sepertinya hendak disampaikan  Gita dalam skripsinya.  Gita yang sejak  masih kuliah hingga lulus sarjana Ilmu Hubungan Internasional aktif mengajar sebagai guru pada sebuah sekola dasar negeri di Jakarta, berpandangan bahwa  kebijakan Amerika akan sangat dominan dalam penyaluran bantuan oleh USAID. “Tak ada perbedaan kebijakan antara USAID dan Amerika Serikat, karena USAID merupakan bagian dari pemerintahan,”demikian kesimpulan Gita yang dalam penyusunan skripsi ini merujuk pada buku karya Hendrajit DKK, Tangan-Tangan Amerika, Operasi Siluman CIA di Pelbagai Belahan Dunia. 

Dalam hasil penelitian Gita, USAID berbeda dengan National Democratic Institute (NDI) yang berafiliasi  ke Partai Demokrat  atau International Republican Institute (IRI)  yang berafiliasi ke Partai Republik. USAID cenderung diarahkan oleh kedua partai tersebut.

Tapi dalam beberapa kasus, USAID kerap melakukan tender kepada sub-kontraktor NGO internasional untuk menyalurkan dana mereka. Maka NDI, IRI atau sejumlah NGO internasional lainnya kerap mendapatkan dana dari USAID.

Tapi ya itu tadi. Sekali lagi Gita Rizkasari berkesimpulan, kalau berbicara mengenai dana USAID, maka  sulit membedakan antara USAID dan kepentingan pemerintah Amerika Serikat.

Gita Rizkasari, lulusan Fakultas Hubungan Internasional, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Jakarta. 

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com