Teror Bom Sarinah yang Gagal Guncang Pasar

Bagikan artikel ini

Rega Feriansyah, Pengamat Ekonomi Pertahanan

Pelemahan IHSG tersebut disebabkan aksi jual secara massal yang dilakukan para investor pasar modal, sehingga 190 saham emiten di Bursa Efek Indonesia mengalami penurunan signifikan. Kejadian Bom tersebut telah menimbulkan panic selling diantara para investor. Direktur Utama PT BEI, Tito Sulistio juga mengakui aksi jual masal secara mendadak tersebut merupakan respon akibat ledakan bom di kawasan Sarinah. Secara psikologis, kejadian tersebut membuat perekonomian Indonesia terlihat rentan dengan berbagai macam sentimen.

Kepanikan investor tersebut kembali mereda setelah melihat upaya pemerintah, bergerak cepat menangkap semua pelaku peledakan bom yang tidak bertanggungjawab tersebut. Sejumlah agenda penting pun tetap berlangsung tepat waktu. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia tidak ditunda, meski lokasi kejadian aksi terror tak jauh dari kantor pusat bank sentral

Keputusan BI untuk menurunkan suku bunga acuan mendorong aksi beli di lantai bursa, sehingga pelemahan indeks tak terlaludalam. Pasar berbalik positif merespons keputusan Bank Indonesia (BI) yang memang kas suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 7,25%. FASBI dan REPO rate juga dipangkas 25bps menjadi 5,25% dan 7,75%. Keputusan ini sejalan dengan pernyataan BI sebelumnya bahwa ruang pelonggaran kebijakan moneter semakin terbuka dengan terjaganya stabilitas makro ekonomi, serta mempertimbangkan pula dengan meredanya ketidakpastian pasarkeuangan global pasca kenaikan Fed-Fund Rate (FFR).

Sentimen pasar pun bergerak positif pasca terjadinya terror bom Sarinah tersebut. Data Bloomberg pukul 09.30 WIB pada Jum’at 15 Januari 2016 menunjukkan nilaitukar rupiah terhadap dollar AS pada awal perdagangan di pasar bergerak menguat berada di posisi Rp 13.894 per dollar AS, lebih kuat disbanding penutupan kemarin pada 13.907. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal perdagangan bergerak di zona hijau. IHSG dibuka naik 5,8 poin menjadi 4.518,98.

Kondisipasar yang cepat pulih tersebut menunjukkan kepercayaan investor masih tinggi untuk berinvestasi di Indonesia. Pelaku pasar dan pebisnis tetap percaya diri dengan situasi ekonomi meskipun keamanan dinilai kurang kondusif. Koreksi IHSG yang terjadi kemarin, tidak berlangsung lama karena kuatnya fundamental perekonomian nasional.

Meskipun demikian, pemerintah juga perlu meningkatkan sistem keamanan di dalam negeri untuk menjaga kepercayaan investor. Investor akan terus menuntut komitmen pemerintah untuk memberikan fasilitas kemudahan bagi investor sehingga tidak mudah terpengaruh isu soal keamanan.

Serangan terorisme harus dilawan dengan aktivitas yang berjalan seperti biasa, karena kepanikan masyarakat adalah yang di harapkan oleh teroris. Selain itu, semua pihak harus menghindari polemik mengenai hal tersebut. Jika semakin banyak yang berspekulasi maka akan membuat situasi semakin kusut. Permasalahan terorisme ini dapat kita percayakan kepada pihak berwenang seperti Polisi maupun BIN.

 

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com