The Bilderberger

Bagikan artikel ini

Dina Y. Sulaeman, Pemerhati Masalah Internasional

Seharusnya ini diposting Juni lalu, tapi karena tidak sempat, apa boleh buat. Better late than never. Apalagi orang-orang Bilderberger toh sampai hari ini masih terus mencengkeram dunia…

Ada sebuah kejadian yang luput dari perhatian publik dunia pada 9-12 Juni yang lalu, yaitu Konferensi Bilderberg yang berlangsung di St. Moritz, Swiss. Konferensi ini selalu dilaksanakan sejak tahun 1954 dan selalu dirahasiakan. Padahal, yang menghadiri konferensi ini adalah orang-orang besar dari berbagai negara, mulai dari kepala negara, kepala kerajaan, pejabat-pejabat tinggi lembaga-lembaga keuangan global, bos perusahaan-perusahaan transnasional, bos media massa, menteri-menteri dari berbagai negara.

Berkat internet, pertemuan kelompok rahasia ini akhirnya terkuak ke publik. Bahkan kini ada semacam kelompok yang selalu gigih memonitor kinerja orang-orang Bilderberg. Mereka orang-orang yang peduli dengan apa yang terjadi di dunia ini, menjalin jejaring via internet, datang secara independen dari berbagai negara, duduk berhari-hari ‘nongkrongin’ pertemuan Bilderberger, mencari-cari tahu siapa yang datang dan apa yang dibicarakan, dan mempostingnya di internet. Bahkan mereka gigih main kucing-kucingan, sehingga akhirnya tahu bahwa lokasi Konferensi ternyata bukan lagi di Kempinski Hotel, tapi di Suvretta Hotel.

Tentu, upaya mereka ini bukan tanpa kendala. Pasukan keamanan khusus yang menjaga konferensi mengusir mereka. Aneh sekali, pasukan keamanan ini ‘tanpa negara’. Jadi misalnya, tahun 2011 ini konferensi dilakukan di Swiss, bukan aparat keamanan Swiss yang menjaga, tapi pasukan keamanan ‘entah dari mana’.

Dengan berbagai cara, para pengamat Bilderberg mencari tahu siapa saja yang hadir dalam konferensi. Mereka mendapatkan list-nya, tapi mereka pun juga gigh memotret, sehingga akhirnya ketahuan ada orang-orang yang juga hadir tapi namanya tidak ada dalam list.Terkadang, para pengamat Bilderberg ini tidak mengenali siapa saja orang-orang yang hadir. Mereka pun memotret ala papparazzi,  lalu foto diposting di internet dengan judul ‘help us to identify them‘. Akhirnya terkuak siapa saja yang hadir di sana.

Lambat laun, berkat kegigihan para ‘pengamat Bilderberg’ ini, perhatian publik semakin meningkat, dan suara-suara protes mulai terdengar.  Orang-orang Bilderberg pun terpaksa membuat sebuah situs resmi untuk mengklarifikasi bahwa pertemuan mereka hanya bersifat tidak resmi dan bertujuan untuk mendiskusikan masalah-masalah yang sedang dihadapi masyarakat dunia.  Bilderberg’s only activity is its annual Conference. At the meetings, no resolutions are proposed, no votes taken, and no policy statements issued. Desain dan isi website ini sangat sederhana, apalagi bila diingat bahwa hadirin konferensi Bilderberger adalah orang-orang terkaya dan paling berpengaruh di dunia, mereka datang dengan pesawat atau heli pribadi, naik limusin, menginap berhari-hari di hotel supermewah.

Pertanyaannya, bila benar hanya pertemuan biasa, mengapa sedemikian dirahasiakan? Hotel tempat menginap para peserta konferensi bahkan ditutup tabir kain. Ini foto yang diambil oleh salah seorang pengamat Bilderberg, Charlie Skelton, yang laporannya dimuat di situs The Guardian.

Dalam pertemuan Bilderberger tahun ini pun, terkuak adanya bintang tamu baru (yang sebelumnya tidak diundang), yaitu Wakil Menlu China, Fu Ying.

Charlie Skelton dalam blognya, mengajukan pertanyaan kritis ini:

Jika benar Konferensi Bilderberg hanya sekedar diskusi dan demi kebaikan dunia, mengapa orang-orang tenar yang hadir itu tidak memberikan pernyataan pers? Bukankah itu bagus buat citra mereka? Jika benar bos Deutsche Bank, bos British Petroleum, David Rockefeller, Henry Kissinger, Ratu Belanda yang hadir dalam konferensi itu benar-benar peduli dengan nasib dunia yang carut-marut itu dan bersedia meluangkan waktu empat hari untuk berdiskusi di Swiss, mengapa mereka tidak memberikan pernyataan apapun? Atau, yah, minimalnya tampil di publik, senyum-senyum, dan melambai-lambaikan tangannya? Mengapa hotel tempat konferensi harus ditutupi tabir kain? Mengapa harus sembunyi di limusin berkaca hitam? Mengapa ratusan peserta konferensi harus datang sembunyi-sembunyi dan tak satu pun mau menjelaskan apapun (padahal sebagian mereka ada bos-bos media terkemuka dunia)?

Anda penasaran, apa dan siapa sebenarnya Konferensi Bilderberg? Silahkan browsing sendiri, banyak kok.. atau nantikan postingan saya selanjutnya.

Sumber :dinasulaeman.wordpress.com/

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com