Berita seputar gonjang-ganjing menguatnya dolar dan merosotnya nilai rupiah, maka saya jadi ingat sebuah lembaga maha kuasa dalam bidang moneter di Amerika, The US Federal Reserve (The Fed), yang lebih berkuasa daripada Presiden Amerika Serikat.
Yang belum banyak orang tahu, The US Federal Reserve merupakan suatu badan usaha milik swasta yang berperan sebagai pengatur utama, dan yang menguasai institusi perbankan Amerika Serikat. Kedudukan tunggalnya yang terpenting adalah menetapkan kebijakan moneter; dan bahkan banyak para ekonom yang mempercayai The Fed punya pengaruh sangat besar terhadap jalannya daur bisnis di Amerika.
Melalui The Fed, ternyata sekelompok elit bankir swasta (Yahudi), dan bukannya pemerintah Amerika, yang mengendalikan dan memiliki The Fed. Penguasa bayangan tersebut selama ini telah mengunakan kekuasaannya untuk memanipulasi pasar uang dan mengendalikan ekonomi Amerika, dan melalui kekuasaan itulah mengendalikan politik Amerika.
Ada 12 buah Federal Reserve Bank tingkat wilayah, The Fed of New York, dan Dean Gubernur yang mengendalikannya. Keduabelas wilayah itu diorganisasikan sebagai sebuah Holding Company, seperti halnya perusahaan-perusahaan lainnya.
Menurutu beberapa kajian yang sudah terdokumentasi pada beberapa buku atau jurnal, ada delapan pemegang saham terbesar terhadap The US Federal Reserve Bank, yaitu:
1. Rotschild Bank of London
2. Rotschild Bank of Berlin
3. Israel Moses Seif Bank of Italy
4. Warburg Bank of Hamburg
5. Warburg Bank of Amsterdam
6. Lazard Brothers of Paris
7. Lehmen Brothers of New York
8. Kuhn and Loeb Bank of New York
9. Chase Manhattan Bank of New York, dan
10. Goldman-Sachs of New York.
Fakta ini membuktikan bahwa The Fed secara tidak langsung dimiliki para bankir Yahudi melalui sebuah perhimpunan perbankan Eropa, dan mengendalikan kebijakan The Fed dari seberang lautan.
Pada 30 Juni 1997 The New York Fed melaporkan 8 buah bank terbesar pemiliknya:
1. Chase Manhattan Bank
2. Citibank
3. Morgan Guarantee Trust Company
4. Fleet Bank
5. Bankers Trust
6. Bank of New York
7. Marine Midland Bank
8. Summit Bank
Meski semua pemegang saham utama tampak sebagai bank milik nasional atau bank-bank yang terdaftar di negara bagian, tetapi kepemilikan dan kontrol bank-bank tersebut tetap ada di tangan pemilik modal Yahudi yang menjalankannya secara tidak langsung melalui kepemilikan saham mereka pada bank-bank domestik tersebut.
Inilah yang disebut sebagai The London Connection, para pengusaha-pengusaha Yahudi memiliki kontrol atas operasi-operasi The Fed dan kebijakan moneter Amerika. Dan negara-negara lainnya, di seluruh dunia.
Yang Punya Hajat di balik Pembentukan the US Federal Reserve Bank
Gagasan perlunya the US Federal Reserve Bank bermula dari ide Jacob Schiff, yang punya hubungan dekat dengan keluarga Rothschild di Eropa. Pada 1907 dalam salah satu pidatonya di The New York Chamber of Commerce memperingatkan masyarakat keuangan dan bisnis Amerika, bahwa “Sekiranya kita tidak punya suatu bank sentral tanpa wewenang kontrol yang memadai terhadap sumber-sumber kredit, tak syak lagi negara ini akan mengalami kepanikan keuangan yang paling dahsyat dan berdampak panjang dalam sejarahnya.”
Sepertinya, lebih sebagai ancaman ketimbang peringatan tulus dari otoritas keuangan. Menyusul peringatan Jacob Schiff, kemudian seorang pakar ekonomi binaan keluarga Rothschild dan salah seorang mitra bisnis Jacob Schiff, Paul Moritz Warburg, di depan komisi perbankan dan keuangan kongres Amerika menyarankan dibentuknya sebuah Bank Sentral.
Setelah melalui kerja keras, pada 1913 Presiden Wilson menandatangani pembentukan The US Federal Rerserce System, yang kelak lebih dikenal dengan The Fed. Dengan penandatanganan tersebut, Presiden Wilson praktis telah memindahkan wewenang departemen keuangan pemerintah federal kepada sebuah perusahaan swasta, The Federal Reserve dan cabang-cabangnya yang ada di berbagai negara bagian, yang memiliki kekuasaan melakukan kontrol terhadap keuangan Amerika Serikat secara ketat oleh kaum monopolis Yahudi yang gila uang. Dan Paul Warburg menjadi ketua The Fed yang pertama.
Menyusul penandatanganan pembentukan The Fed oleh Presiden Wilson, seorang anggota Konggres Charles Lindbergh merasa perlu mengingatkann rakyat Amerika. “Undang-undang ini membuktikan sebuah kebenaran di muka bumi ini. Ketika Presiden Wilson menandantangani undang-undang ini, pemerintahan Siluman atas kekuasaan keuangan dilegalisasikan. Kejahatan terbesar pada zaman ini mulai dijalankan melalui undang-undang perbankan dan keuangan ini.
Kekhawatiran Charles Lindbergh nampaknya tidak berlebihan. Karena sejak saat itu, peran The Fed begitu menentukan, dan menjadi penentu dari semua perundang-undangan hukum ekonomi Amerika Serikat. The Fed pada dasarnya kini adalah negara di dalam negara Amerika Serikat itu sendiri.
Kiranya tak berlebihan sesumbar dari Mayer Amschel Rothschild, pendiri dinasti Rothscild yang mengatakan: Berikan kepada saya kesempatan mencetak dan mengendalikan keuangan suatu bangsa, dan dengan itu saya tidak peduli siapa yang membuat hukum di negeri itu.”
Apakah gonjang-ganjing kenaikan dolar AS di tanah air sekarang, juga tak lepas dari sepak-terjang orang-orang belakang layar yang kendalikan The US Federal Reserve Bank?
Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.
Penulis: Hendrajit, Pengkaji Geopolitik dan Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI)