Website theglobal-review.com sempat tidak dapat diakses selama hampir dua hari. Ini disebabkan kapasitas bandwidth di Februari 2014 melewati ambang pemakaian. Karena jumlah pengunjung website selama seminggu meningkat tajam hingga 19,891 pengunjung per hari.
Rusman, penanggung teknis website milik Global Future Institute (GFI) ini mengakui memang terjadi peningkatan yang signifikan dari pengunjung sejak minggu ke dua Februari. “Puncaknya pada 13 Februari (19,891 pengunjung) dan 14 Februari (12,619 pengunjung),” jelas Rusman.
Setelah melakukan analisis, menurut mantan wartawan Tabloid DeTAK ini , tim IT mendapatkan jawaban bahwa banyak dari pengunjung website theglobal-review.com mengakses artikel tentang: Rusia Tak Akan Biarkan Indonesia Dikeroyok Sekutu Singapura.
Sayangnya, berita tentang Rusia yang kami kutip dari akun facebook Info Militer Indonesia Internasional tersebut, ternyata dibantah oleh Dubes Rusia di Jakarta. Sehingga bentuk rasa bersalah dan kelalaian kami dari redaksi karena tidak melakukan cross check terlebih dahulu, maka link berita tersebut terpaksa kami drop dari penayangan. Dan kami dari Redaksi Global Review sudah menyatakan penyesalan dan maaf kami kepada Dubes Rusia.
Bagaimana artikel ini bisa banyak diakses begitu banyak? Jawabannya adalah karena link dan isi artikel ini masuk dalam forum-forum yang cukup terkenal (salah satunya adalah kaukus) sehingga banyak hit ke website theglobal review.com.
Sebelumnya, website theglobal review.com sempat tidak dapat diakses selama kurang lebih satu jam pada Rabu (12/02/2104). Lagi-lagi karena kapasitas bandwith melampaui ambang pemakaian. Lonjokkan pengunjung website pada hari tersebut mencapai 8,663.
Dugaan Terkena Aksi Flooding
Awalnya, tim admin menganggap ada yang tidak beres dengan jumlah kunjungan yang tak biasanya. Berbagai dugaan bermunculan. Sampai berkesimpulan, bahwa website theglobal-review.com di flood oleh oknum yang tak bertanggungjawab.
Seperti diketahui flooding adalah semacam serangan yang dilakukan oknum tertentu untuk membanjiri website atau jaringan komputer tertentu sehingga aktivitas menjadi terganggu (lemot).
Aksi flooding umumnya dilakukan oleh robot, bukan browser normal, sehingga aksesnya hanya ke pages saja tanpa ikut mengakses images, css yang ada didalam pages tersebut sehingga ratio hits/pages umumnya akan berubah drastis.
“Flooding umumnya berupa akses berulang ulang baik ke halaman yang sama atau kehalaman yang lain, sehingga ratio jumlah halaman per visitor akan meningkat drastis,” kata Widian, salah penyedia hosting kepada theglobal-review.com, Senin (17/02/2014).
Mendapatkan penjelasan dari berbagai sumber, dapat disimpulkan peningkatan traffic tersebut bukan dari flooding. Tetapi murni karena pengunjung website yang memang sedang “antusias” mengunjungi theglobal-review.com, terutama sekali pengunjung baru (New Visitor).
Namun, lonjakkan pengunjung tersebut, mau tidak mau harus melakukan penambahan kapasitas bandwidth (lebarpita). Setidaknya, dalam seminggu harus dua kali penambahan kapasitas bandwith. Hal ini tidak lain agar website theglobal-review.com dapat tetap diakses. Lantas, apa itu bandwith?
Dalam dunia web hosting, bandwidth capacity (kapasitas lebarpita) diartikan sebagai nilai maksimum besaran transfer data (tulisan, gambar, video, suara, dan lainnya) yang terjadi antara server hosting dengan komputer klien dalam suatu periode tertentu. Contohnya 10 GB per bulan, yang artinya besaran maksimal transfer data yang bisa dilakukan oleh seluruh klien adalah 10 GB.
Jika bandwidth habis maka website tidak dapat dibuka sampai dengan bulan baru. Semakin banyak fitur di dalam website seperti gambar, video, suara, dan lainnya, maka semakin banyak bandwidth yang akan terpakai.
Kini, website theglobal-review.com sudah dapat kembali diakses. Penambahan atau upgrade paket hosting menjadi pilihan agar website ‘Pemandu Informasi Perkembangan Dunia” ini agar tetap bisa dikunjungi pembaca. (Tim IT)
