Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence mengatakan, Jumat, Laut Cina Selatan bukan milik satu negara pun dan Amerika Serikat akan terus berlayar dan terbang di manapun sesuai dengan hukum internasional.
Komentar Pence itu dipastikan akan membuat gusar Cina, negara yang mengklaim jalur laut strategis tersebut.
Amerika Serikat telah melakukan serangkaian pelatihan “kebebasan berlayar” di Laut Cina Selatan –yang disengketakan. Langkah AS tersebut membuat marah Beijing, yang mengatakan bahwa tindakan itu mengancam kedaulatannya.
“Laut Cina Selatan bukan milik negara manapun dan bisa dipastikan: Amerika Serikat akan terus berlayar dan terbang di manapun yang dimungkinkan hukum internasional dan seperti yang dituntut kepentingan nasional kami,” tegas Pence.
Cina, Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan sama-sama mengklaim Laut China Selatan, jalur pelayaran perdagangan yang setiap tahunnya bernilai 3 triliun dolar AS (lebih dari 43,7 biliun).
Pence pada Kamis mengatakan kepada para pemimpin negara-negara Asia Tenggara bahwa tidak ada tempat bagi “kekaisaran dan agresi” di kawasan Indo-Pasifik. Pernyataan itu bisa dianggap mengacu pada kebangkitan Cina.
Pence mengeluarkan pernyataan terbaru itu setelah ia menyampaikan pidato penting pada Oktober. Dalam pidatonya, ia mengisyaratkan bahwa Washington akan mengambil pendekatan lebih keras terhadap Beijing. Ia menuduh Cina sedang menjalankan upaya “ganas” untuk meremehkan Presiden AS Donald Trump serta aksi militer sembrono di Laut Cina Selatan.