Pengurus GFI

SUSUNAN KEPENGURUSAN GFI

Direktur Eksekutif: Hendrajit

Lahir di Jakarta pada 8 September 1963. Alumnus Fakultas Sosial-Politik Universitas Nasional ini mulai tumbuh minatnya pada pengkajian hubungan internasional dan politik luar negeri ketika bergabung pada Indonesian Student Association for International Studies (ISAFIS) pada 1986. Ia pernah menjadi wartawan di Tabloid Detik yang dinahkodai oleh musisi/sutradara film Eros Djarot antara 1992-1994.

Setelah Detik dibredel rejim Suharto, Ia ikut Tabloid Simponi dan Tabloid Target. Pada 1996, bekerja sebagai staf peneliti pada Lembaga Pengkajian Strategis Indonesia (LPSI) milik mantan Menteri Dalam Negeri Jendral (Purn) Rudini. Di lembaga think-thank inilah menekuni studi-studi politik dan kemiliteran. Beberapa artikelnya mulai muncul di beberapa harian terkemuka termasuk harian berbahasa Inggris The Jakarta Post. Pada tahun yang sama LP3ES memintanya untuk  membuat pengantar isi buku Karya Peter Britton berkaitan dengan pengaruh Nilai-Nilai Jawa dalam Profesionalisme Kemiliteran.

Pada 1998, setelah rejim Soeharto tumbang, bersama-sama para wartawan eks Detik bergabung kembali membangun Tabloid DeTAK, menjadi editor politik dan militer, dan Wakil Pemimpin Redaksi hingga 2002.

Pada 11 Oktober 2007 Hendrajit memprakarsai berdirinya Global Future Institute (GFI) yang di bawah  naungan Yayasan Global Masa Depan bersama-sama dengan Harry Samputra Agus, Andriyanto, Joko Wiyono dan Hamzah Fansyuri. Melalui GFI inilah minat dan perhatiannya yang luas membedah dan menganalisis isu-isu bisa internasional bisa direalisasikan secara lebih sistematis dan terencana. Sekarang mukim dan beraktifitas di Jakarta.

Kini Hendrajit masih tetap menjadi wartawan Freelance untuk beberapa media. Informasi lengkap dapat dikontak melalui email hendrajit.gfinstitute@gmail.com

 

Direktur Pengembangan Bisnis dan Teknologi Informasi: Rusman

Ketika menjadi mahasiswa diera 1994-an, aktivitas yang paling berkesan ketika menjadi pemimpin redaksi di buletin BILIK, sebuah media alternatif  yang diterbitkan oleh Yayasan Dzar Al-Giffari, Jakarta. Pada 1999-2001 pernah menjadi wartawan di tabloid politik  DeTAK, pimpinan Eros Djarot. Kemudian menjadi wartawan freelance dan penulis adventorial di beberapa media online dan koran di Jakarta dan Bandung.

Prestasi jurnalistik yang pernah diraih, di tahun 2000 terpilih menjadi 10 jurnalis terbaik untuk penulisan tema lingkungan hidup yang diselenggarakan oleh Yayasan KEHATI dan  Lembaga Pers Dr. Supomo. Dan di tahun yang sama, menjadi tim penulis buku “Keanekaragaman Hayati Taman Nasional di Indonesia,” yang diterbitkan Yayasan KEHATI.

Akhir 2009 hingga 2011, sempat bergabung dengan di kantor Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana. Di lembaga pemerintah ini,  satu diantara kegiatanya mengelola  website sigapbencanabansos.info.

Pria yang memiliki hobi mendaki gunung ini pernah mengelola beberapa media, baik cetak dan online, diantaranya portal berita nefosnews.com (berita analisis), majalah GREENOLA (majalah khusus perkebunan dan pertanian), dan tabloid Nusantara (politik).

Sejak 2010 – 2015 menjabat sebagai wakil ketua Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Nasional (IKAFENAS), Jakarta. Tahun 2022 kembali terpilih menjadi Ketua Umum IKAFENAS masa bakti 2022-2027. Di Majelis Nasional KAHMI, ketua umum Koordinator Komisariat Himpunan Mahasiswa Islam (Koorkom HMI) Unas 1997 ini menjadi pengurus di bidang Kemaritiman masa bakti 2022-2027.

Hingga kini, selain menjalankan bisnis pribadi di bidang konsultan media (BIGCREATIVE) dan konsultan wisata (Langit Indonesia Adventure), pria kelahiran Jakarta, 21 Juli 1972 ini juga aktif di lembaga sosial kemasyarakatan.  Di Global Future Institute, selain menjadi pengurus, bapak tiga anak ini juga menjadi peneliti dan pengelola website The Global Review.

 

Direktur Hukum: Harri Samputra Agus

Harry Samputra Agus salah seorang pendiri GFI Yayasan Global Masa Depan. Aktivis Bisnis media pendiri PT KABARINDO Media Utama, PT FAST Group. Dan pelayanan hukum International di Firma Hukum FAST Law.

Lulus dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), program kekhususan Hukum Kesejahteraan Masyarakat dan Pembangunan. Saat Kuliah sempat menjadi Presidium Senat Mahasiswa UI, Ketua Umum ISAFIS, Manager di ALSA – Asian Law Students Association.  Dan sempat kuliah ganda Di STEKPI dan menjadi Founder President STEKPI ENGLISH CLUB.

Pernah menjadi pelajar teladan se DKI, Ketua OSIS dan mendapat beasiswa pertukaran pelajar AFS ke Australia. Harry memiliki hobby olah raga sempat juara renang beregu national antar SMA. Menjadi tim rugby basket dan polo air sekolah di Australia.

Almost mendapat distinction award so Australian Math Competition Dan Chemistry Quiz. Di SMP pernah juara puisi national bertema tentang uang yang diadakan Bank Indonesia. Saat ini giat pula Di Pusat Kajian Hukum dan Pembangunan Peradaban Berkelanjutan.

 

Direktur Program Studi Geopolitik dan Kawasan: M. Arief Pranoto

Dilahirkan di Ngawi, Januari 1963, intens menggeluti hobi menulisnya sejak 1990-an. Sebelumnya aktif menulis di beberapa media lokal di Kalimantan Timur, Sumatera Barat, Lampung, Riau, dan beberapa majalah instansi tentang dinamika sosial dan hukum. Pendidikan S-1 diselesaikan di Jakarta dan S2-nya di Bandung (Universitas Winaya Mukti). Sering menjadi pembicara di beberapa seminar, serasehan, dsb yang diselenggarakan oleh Global Future Institute (GFI), Jakarta, dan juga pernah mengikuti diskusi-diskusi baik di Setwapres RI, Kementerian Luar Negeri, Dewan Pertahanan Nasional (Wantanas), serta diskusi terbatas di Forum KENARI (Kepentingan Nasional RI) pimpinan Dirgo D Purbo, ahli 3-G (Geopolitik, Geostrategi dan Geoekonomi).

Sejak 2009 bergabung dengan GFI sebagai Research Associate terkait kajian-kajian global dan pada 2015 ditunjuk sebagai Direktur Program Studi Geopolitik dan Kawasan di GFI, Jakarta. Hampir semua tulisan-tulisannya diarsipkan di blog https://catatanmap.wordpress.com.

 

Direktur Diplomasi Publik: Sudarto Murtaufiq

Almarhum Sudarto Murtaufiq alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Editor senior NU Online, situs resmi PBNU ini juga pernah menjadi reporter untuk tabloid Diplomasi Kemenlu RI.

Rihlah ilmiah juga sempat ia lakukan di sejumlah negara seperti Malaysia, Auatralia, Belanda dan Inggris. Fokus perhatiannya lebih ditujukan pada masalah-masalah pendidikan dan kebudayaan.

 

 

 

Direktur Diplomasi Kebudayaan: Andrianto

Selain menjadi Direktur Diplomasi Kebudayaan Global Future Institute (GFI), pria kelahiran 1 Desember 1973 ini juga mendirikan International Language Center (ILC) di Kota Semarang.

 

 

 

 

 

Direktur Pengkajian Nusantara dan Kearifan Lokal: Halim

Lahir di Jakarta. Pada tahun 2000 bergabung dalam Poros Indonesia yang dipimpin oleh Erros Djarot. Dan pada tahun yang sama juga mendirikan Study Club Indonesia Raya. Bergabung di Global Future Institute sejak tahun 2015. Saat ini Halim juga aktif sebagai Relawan Kesehatan Indonesia (Rekan Indonesia), sebuah lembaga swadaya masyarakat yang konsen terhadap advokasi kesehatan.

 

 

 

 

Direktur Informasi dan Komunikasi: Kori Soenarko

Wanita kelahiran 15 Juni 1973 ini adalah alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Prof. DR. Moestopo (Beragama), yang juga memiliki hobi di bidang seni, baik itu seni lukis, menulis ataupun seni peran khususnya sebagai model. Awal mula menulis dimulai pada tahun 1993 untuk koran mingguan Taruna Baru (Medan) serta meliput PON XIII untuk Tabloid Bola.

Setelah lulus kuliah pada tahun 1995 menekuni karir di Citibank selama enam tahun sebagai karyawati tetap dengan mendapatkan beberapa Award dari Citibank. Pernikahan yang dia jalani pun tidak menyurutkannya untuk terus berkiprah dengan hoby dan pekerjaannya.

Perjalanan karir yang djalani, selain dibidang perbankan juga di property dan IT, yang selalu berkaitan dengan masyarakat luas, baik itu di area pemerintah atau pun swasta nasional. Perjalanan hidupnya diwarnai dengan banyak tekanan dan ujian, namun semakin membuat ia menjadi wanita yang bermental tangguh.

Wanita yang pernah tinggal beberapa lama di Sydney, Australia  ini, akhirnya lebih memilih untuk kembali ke negeri tercinta Indonesia, karena panggilan hati nuraninya untuk bangkit maju bersama saudara saudari tercinta di NKRI. Wanita keturunan dari trah Sultan Hamengkubuwono kedua dan juga sebagai adik ipar dari Haji Lulung ini pun akhirnya berkomitmen untuk maju bersama Global Future Institute (GFI).

 

Wakil Direktur Pengembangan Bisnis: Desil Viana

Awal bergabung di Global Future Institute (GFI) saat didaulat menjadi pembawa acara pada seminar terbatas GFI di pengunjung tahun 2017 bertajuk “Peran Media Menyoroti Papua dari Perspektif Polkam, Sosial Ekonomi dan Media Massa.”

Sejak itu, wanita yang hobby bernyanyi ini aktif dalam kegiatan-kegiatan GFI. Saat ini, Eci dipercaya menjadi Wakil Direktur Pengembangan Bisnis GFI.

 

 

 

 

Research Associate: Hawe Setiawan

Penulis, kritikus, dan pemerhati budaya kelahiran  Subang, Jawa Barat, 21 November 1968. Nama aslinya Wawan Setiawan tapi akrab dipanggil dengan Kang Hawe.

Kang Hawe menuntaskan pendidikan S-1, Jurusan Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung. Kini sedang melanjutkan S-2 di Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB). Sehari-harinya, Kang Hawe mengelola Majalah Cupumanik, sebagai Pemimpin Redaksi.

Sebelum Kang Hawe berkiprah di media massa cetak, Kang Hawe pernah menjadi penyiar dan Script Writer di Radio Kontinental Bandung (1990-1991). Selanjutnya barulah Kang Hawe menjadi Wartawan pada Majalah TIRAS di Jakarta (1994-1997) dan Wartawan pada Tabloid DeTAK, di Jakarta (1999-2001). Selain itu, Kang Hawe pernah menjadi Staf Peneliti pada Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, Jakarta (1998-2001), Editor pada penerbit PT. Dunia Pustaka Jaya (2001-sekarang), Sekretaris Pusat Studi Sunda (2002- sekarang), Sekretaris Yayasan Kebudayaan Rancage (2002-sekarang).

Karya tulis Kang Hawe di antaranya Negeri dalam Kobaran Api: Sebuah Dokumentasi tentang Tragedi Mei 1998 (ed.) (LSPP, Jakarta1999), Konflik Multikultur: Pedoman bagi Jurnalis (co-writer) (LSPP, Jakarta, 2000), 50 Tahun IKAPI: Menuju Masyarakat Cerdas (ed.) (IKAPI, Jakarta, 2000), Jagat Carita, Kandaga Carpon Dunya (Kiblat, 2005), “Sastra Sunda dan Warisan Belanda: Suatu Pendahuluan ke Arah Perumusan Konsepsi Kesusastraan Sunda Pasca-Kolonial” (makalah untuk Konferensi Internasional Budaya Sunda, di Bandung, 22-25 Agustus 2001), “Melak jeung Neang Hanjuang Siang” (makalah untuk Kongres Basa Sunda VII, di Garut, 10-12 November 2001), Esei-esei lepas mengenai sastra Sunda dan kebudayaan umum di jurnal Dangiang, surat kabar Pikiran Rakyat, Manglé, dsb.

 

Research Associate: Rahadi Teguh Wiratama 

Lahir di Kediri pada tahun 1965. Menyelesaikan jenjang pendidikan Strata Satu pada Program Studi Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Nasional, Jakarta, pada tahun 1992. Pernah mengikuti Short Course Program di Social Weather Station di Manila, Filipna, pada tahun 2001 dalam bidang manajemen riset. Saat ini berstatus sebagai Kepala Divisi Studi Demokrasi-LP3ES dan Editor pada majalah PRISMA. Di samping aktif melakukan berbagai penelitian tentang politik dan perubahan sosial, juga menulis artikel dan review buku di berbagai terbitan berkala dan surat kabar, seperti Tempo, Kompas, Jurnal Ilmu Politik dan majalah PRISMA. Bersama kalangan aktivis pro-demokrasi pada tahun 2007 mendirikan Peran Indonesia, sebuah organisasi yang bergerak di bidang kajian dan pemberdayaan hak-hak dasar rakyat.

 

Research Associate: Eka Hindra 

Seorang Pustakawan dari Universitas Indonesia dan Universitas Padjajaran. Mulai bekerja sebagai peneliti “Ianfu” Indonesia sejak tahun 1999-sekarang, bekerjasama dengan Dr. Koichi Kimura. Karya pertama jurnalistik adalah biografi Mardiyem sebagai survivor “Ianfu” Indonesia tahun 1999 yang disiarkan 50 radio diseluruh Indonesia melalui Kantor Berita Radio Internews Indonesia. Pada tahun 2000 pernah mengikuti Women’s Internasional War Crimes Tribunal on Japan’s Military Sexual Slavery di Tokyo, Jepang dan menghadiri International Symposium: A Decade after the Women’s International War Crimes Tribunal on Japan’s Military Sexual Slavery di Tokyo tahun 2010.

Tahun 2007, menerbitkan buku pertama bersama Dr. Koichi Kimura yang berjudul Momoye; Mereka Memanggilku. Buku mengenai biografi seorang “Ianfu” Indonesia yang bernama Mardiyem.

Tahun 2008, melakukan kunjungan penelitian ke Dayi Salon, Ianjo (rumah bordil militer Jepang) pertama di dunia yang dibangun tahun 1932 di Shanghai, Cina dan lima lokasi Ianjo lainnya di kota yang sama.

Tahun 2009, melakukan penelitian “Ianfu” di Pulau Buru, Maluku bersama Kementrian Sosial RI, wartawan senior Indoensia Peter Rohi, wartawan dari Surabaya Arif Rahman dan aktivis politik Jalil Latuconsina. Penelitian di dokumentasikan oleh Metro TV untuk acara Metro File yang berjudul Mataoli Kisah Para “Ianfu”.

Tahun 2010, menghadiri International Solidarity Conference for the Resolution of the Issue Sexual Slavery by Japan in WW II di Sydney, Australia.

Tahun 2011, mengunjungi Zozan Underground Imperial Headquarter (lebih dikenal dengan Matsushiro Headquarter) di Matsushiro, Jepang, lokasi bakal pemerintahan darurat kekaisaran Jepang yang dibangun di dalam gunung batu untuk persiapan jika sekutu menjatuhkan bom atom di Tokyo pada permulaan perang Asia Pasifik, dengan mengerahkan tenaga 6000 Romusha dari Korea untuk menggali gunung batu dan membangun gua-gua di dalamnya.

Saat ini bekerja sebagai freelancer Pustakawan dan mengelola website “Ianfu” Indonesia (www.ianfuindonesia.org)  dan bersama Jo cowtree aktivis hak asasi manusia dari New York, USA.

 

Research Associate: Dina Y Sulaeman

Lahir di Semarang pada 30 Juli 1974. Penerima summer session scholarship dari JAL Foundation untuk kuliah musim panas di Sophia University Tokyo ini lulus dari Fak. Sastra Arab Universitas Padjdjaran tahun 1997. Ia sempat menjadi staf pengajar di IAIN Imam Bonjol Padang. Tahun 1999 meraih beasiswa S2 dari pemerintah Iran untuk belajar di Faculty of Teology, Tehran University. Tahun 2011, ia menyelesaikan studi magister Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran. Tahun 2002-2007 ia berkarir sebagai jurnalis di Islamic Republic of Iran Broadcasting. Sejumlah buku telah ditulisnya, antara lain, Oh Baby Blues, Mukjizat Abad 20: Doktor Cilik Hafal dan Paham Al Quran, Pelangi di Persia, Ahmadinejad on Palestine, Obama Revealed, Bintang-Bintang Penerus Doktor Cilik, Princess Nadeera, Journey to Iran, dan Prahar Suriah. Aktif menulis artikel opini politik Timur Tengah yang dimuat di media massa dan berbagai website.

Dan sejak 2012 aktif menulis dan bergabung dengan  Global Future Institute  sebagai Research Associate terkait kajian-kajian studi hubungan internasional. Juga aktif diterbitkan pada wordpress miliknya http://dinasulaeman.wordpress.com.

 

 Research Associate: Rohman Wibowo

Pria kelahiran 1994 ini adalah lulusan program studi Hubungan Internasional Universitas Nasional, Jakarta. Selain pengkaji Hubungan Internasional, Rohman juga pengkaji Geopolitik dan Studi Kemaritiman dengan konsentrasi regional Asia Pasifik.

Semasa kuliah, Oman aktif mengikuti kegiatan organisasi kampus. Di antaranya, sebagai Ketua Bidang Studi Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional periode 2013-2014.

Selain itu, ia pula pernah diberi amanah sebagai Ketua Delegasi Universitas Nasional dalam Pertemuan Sela Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional Se-Indonesia (PSNMHII) di Bali pada 2014 dengan tema konferensi tentang Sustainnable Development Goals.

Oman pula sangat menyukai dunia literasi. Karenanya, ia dianugerahi sebagai Wakil IV Abang Buku Jakarta Selatan dalam Kompetisi Abang None Buku Jakarta Selatan tahun 2014.

 

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com